Sudah dua bulan taehyung kembali ke bandung, yang artinya sudah hampir dua bulan juga jimin bekerja di perusahaan percetakan buku milik teman kakaknya ini. meski masih dianggap jika ini adalah tahap magang. jimin berusaha kerja sebaik mungkin.
banyak hal yang sudah berubah di hidupnya sekarang. Walaupun perasaannya terhadap taehyung di masa lalunya masih ia simpan. ia sudah dengan sekuat tenaga melupakannya. hoseok dan yoongi sahabatnya sejak kecil pun kini sudah jarang ia pikirkan.
walaupun ada hari dimana ia merindukannya. merindukan mereka semua. tetapi jimin harus menjalani apapun yang ada di masa sekarang dan bukan masalalunya. begitu kira-kira menurut jimin.
Dan saat hari ini genap dua bulan bekerja, jimin sudah menjadi bahan gosip di kantor. selain karena kecerdasannya, ia digosipkan dekat dengan sang direktur. beberapa kali ia bahkan mendengar gosip itu secara langsung.
jimin sudah mengatakan hal ini kepada bapak direkturnya. dan tanggapannya hanya "jangan dengerin gosip. saya gak mau kamu gak betah kerja disini. biar nanti hal itu saya yang urus"
dan hal itu membuat jimin hanya menganggukkan kepalanya dengan patuh.
sebenarnya jika mau berbicara jujur hal itu bukan gosip semata. jauh di lubuk hati namjoon ia memang sebenarnya memiliki ketertarikan terhadap jimin. namun bukan berarti ia menerima jimin kerja di kantornya hanya karena ketertarikan pribadi. namjoon suka cara jimin berpikir dan menjawab semua pertanyaannya saat wawancara, terbukti saat kerja sekarang pun jimin begitu cekatan.
saat ini jimin tengah berada di sebuah meeting, namjoon yang memintanya ikut karena memang jimin juga melamar kesini sebagai editor. barangkali ia dapat memberi masukan yang berarti. meeting kali ini selain bersama para editor juga bersama penulis yang sedang digarap bukunya.
jimin sebenarnya begitu antusias sekaligus degdegan karena ini meeting pertamanya.
"Diharapkan kerja sama dan ide-ide dari rekan-rekan semua. Disini saya sekarang membutuhkan laporan-laporan dari rekan-rekan semua agar perusahaan kita bisa maju. saya mohon untuk bagian produksi bagaimana ide dan pendapatnya"
meeting itu berlangsung selama dua jam. jimin lumayan banyak berbicara tetang idenya. pendapat yang ia sampaikan mendapat banyak tanggapan positif.
"kita pakai ide dari jimin. saya mau project kali ini dia yang pimpin. kalo dia berhasil maka kita resmikan dia jadi karyawan" namjoon menyudahi meeting.
jam sudah menunjukkan pukul lima sore. jimin masih menunggu kakaknya yang mengatakan ia akan menjemput adiknya. tapi sudah hampir satu jam berlalu jimin masih menunggu. ia bisa saja memakai transportasi online tetapi kakaknya pasti akan bawel kalo ternyata ia datang menjemput dan jimin tidak ada. Telepon kakaknya juga tidak aktif.
"Jimin? kok belum pulang?"
"Eh pak direktur sa-"
"gak usah terlalu formal, jam kantor kan udahan. panggil namjoon aja"
"ah, iya o-oke namjoon" katanya sedikit gugup
"kalo gitu pulang bareng saya aja yuk?" namjoon menatap jimin sekilas sebelum mencari kunci mobilnya ke dalam tas.
"gak usah pak, kakak saya nanti mau jemput"
"loh kan saya bilang gak usah pake pak. Yaudah panggil kakak aja deh kalo gak nyaman pake nama" namjoon tersenyum sebentar lalu melanjutkan "kalo masalah kakak kamu nanti saya yang bilang. lagian udah mau gelap gini"
jimin sedikit ragu tetapi akhirnya ia berkata "gak ngerepotin?"
"enggak dong, kenapa harus ngerepotin. yuk"
jimin akhirnya memasuki mobil milik namjoon. awalnya agak sedikit canggung, tetapi karena pembawaan namjoon yang santai maka jimin jadi enjoy mengobrol dengan namjoon.
"aduh macet banget nih dari tadi, udah hampir jam tujuh juga. makan dulu yuk, di deket sini ada pecel ayam yang sambelnya enak banget. kamu harus coba"
"pecel ayam?"
"iya, suka nggak? kamu suka pedes gak?"
"suka kok, aku suka banget pedes"
"oh ya? Berarti pilihan makanan saya cocok, yaudah sekarang berarti kita tinggal belok terus parkir"
namjoon memarkirkan mobilnya begitu tiba di warung tenda yang ia maksud. tempatnya cukup bersih dan nyaman. Mereka duduk di kursi kayu panjang.
namjoon udah langganan beli di sini. bahkan si bapak penjual sudah hapal betul dengannya.
"pak pecel ayamnya dua ya" katanya begitu sampai dan memilih tempat duduk.
"siap mas!. wah, mas namjoon makannya gak sendirian lagi nih ceritanya? itu pacarnya ya mas? kenalin dong ke saya" kata pak yanto pemilik warung
"aduh pak yanto ini bisa aja. ini jimin, pegawai saya pak"
jimin menundukkan kepalanya sopan "hai bapak. saya jimin"
"cakep ya mas namjoon. yakin gak mau dijadiin pacar aja"
lantas ucapan pak yanto tersebut membuat namjoon dan jimin jadi salah tingkah. ada-ada saja pak yanto. namjoon juga maunya gitu sih.
"bapak mendingan fokus goreng aja nanti ayam saya gosong saya gak mau bayar loh haha" namjoon mengalihkan pembicaraan.
"tuh nak jimin, dia tuh lucu loh sebenernya. baik banget juga, soalnya suka banget bayar pecel pake uang lebih padahal udah sering saya marahin karena gak enak tapi tetep aja dia bersikukuh, terus meskipun direktur gini dia gak sombong, masih mau makan di tempat pecel kaya punya bapak ini"
jimin hanya tersenyum sambil mengangguk kecil. agaknya bingung mau jawab apa.
"pak yanto saya kenapa kaya barang dagangan dipromosiin segala. kan malu sama jimin" suaranya agak ia pelankan pada kalimat terkahir.
"gakpapa pak. eh- maksudnya kak namjoon. lagian saya juga suka dengerin pak yanto cerita"
kali ini namjoon yang salah tingkah sendirian.
"nah udah jadi nih, silahkan dimakan dulu" pak yanto menaruh piring-piring yang berisi pesanan mereka.
selama mereka makan, tidak begitu banyak percakapan yang terjadi. ya, mungkin karena dua-duanya masih salting sama omongan pak yanto. terutama namjoon yang emang udah tertarik sama jimin.
Diperjalanan pulang saat ini pun begitu. Namjoon melihat jimin yang sepertinya sudah agak mengantuk, jadi ia tidak banyak mengajak ngobrol.
Hingga mobilnya berhenti di depan pagar rumah yang berwarna putih tersebut.
"nah udah sampe. duh, udah lama gak kesini. dulu kayanya pas saya main kamu masih SMP. Saya pernah liat kamu sekali."
"Udah lama banget ya. tapi aku kan pemalu jadi aku paling diem dikamar kalo ada temen kak jihyun, jadi gak inget deh kita pernah ketemu. Mmm, mau mampir dulu kak?"
"Ah iya makasih, udah malem. Kasian kamu juga pasti mau istirahat."
"oh iya jimin, jangan dipikirin ya omongan pak yanto. dia emang suka bercanda" namjoon tersenyum canggung.
jimin hanya menatapnya sambil sedikit tertawa "iya, bukan masalah kok buat aku. aku masuk ya kak, makasih banyak udah dianterin"
jimin membuka pintu mobil lalu keluar, dan namjoon menurunkan kaca mobilnya.
"hati-hati ya, kak namjoon" jimin tersenyum.
namjoon tertegun melihat senyum manis dengan mata bulan sabit itu. dadanya terasa hangat dan berdegup lebih cepat.
"iya, see u tomorrow"
dan jimin memasuki rumahnya begitu mobil namjoon sudah menghilang dari pandangan.
Kak namjoon lucu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shtëpia [VMIN] End✔️
Dla nastolatkówMereka tidak sadar perasaan itu telah tumbuh sejak awal. merasa denial terhadap perasaan masing-masing. terhalang cinta yang lain, hingga akhirnya menyerah. masih dapatkah cinta mereka terselamatkan dan bersatu seperti yang seharusnya? . . . . P.s T...