8

75 2 0
                                        

"oppa sadarlah, kau mabuk" cecar Hana sembari merangkul Minhyuk.
Hana membopong Minhyuk dan meletakkannya di sofa
"yaa I Minyeok kau berat sekali" rutuk Hana.

Hana akhirnya meninggalkan Minhyuk yang masih saja meracau tidak jelas.
Hana pun membuka kulkas dan mengambil satu botol air dan perlahan mulai meneguknya, namun kalimat yang Bomi sampaikan tadi terus saja berputar putar dikepalanya
"apa ini yang dimaksud eonni tadi?" gumamnya
.
.
Hana membiarkan saja tubuh Minhyuk di sofa, lagipula ketika sadar Minhyuk tidak mungkin juga mencarinya.

matahari mulai menenggelamkan sinar cerah menggantinya dengan kegelapan dan sinar rembulan. setelah kurang lebih 5 jam ia terkapar di sofa akhirnya Minhyuk bangun dan mulai memegangi kepalanya yang terasa berat

"yaa Im Ha-na kau dimana?" panggil Minhyuk yang berjalan sempoyongan ke arah kulkas dan mulai meneguk air dingin yang ada. Hana datang dengan sebuah handuk di tangannya
"oppa sudah sadar?"
"kau gila? apa aku terlihat masih mabuk?"
"hmm oke, kenapa oppa memanggilku tadi?"
"cepat buatkan aku sup pereda pengar"
"oppa tapi aku mau mandi"
"apa mandi lebih penting dariku?"
Hana mau tidak mau menurut saja apa yang Minhyuk katakan, ia memutuskan untuk mandi besok pagi saja setelah pulang bekerja. karena jika setelah masak, ia pasti akan telat bekerja di hari pertamanya.
.
.
Hana dengan hati hati mengunci pintu kamarnya dan mulai mengendap endap keluar dari pintu keluar yang ada di kamarnya.
.
.
"Hana-ssi ini rompinya, semoga kau betah ya bekerja disini" senyum Minsoo kepada Hana dan berjalan kearah pintu
"gomawo Minsoo-Ssi"
"selamat malam" bungkuk Minsoo pada Hana sebelum meninggalkan minimarket ini.
.
malam menunjukka pukul 1 namun Hana baru melayani 2 orang pembeli, ia benar benar bosan namun ia tak bisa berbuat banyak.
KRINGGG
suara bel pintu bergema menandakan ada yang masuk
"selamat datang"

mata Hana terpejam karena cukup lama Hana menunggu pelanggan tersebut ke kasir

"permisi nona saya mau membayar"
Hana dengan cepat membuka mata
"aah maafkan aku" Hana mulai menghitung barang yang di beli pemuda tersebut
"maaf tuan, bisa aku melihat kartu pengenalmu?"

Hana bertanya karena pemuda tersebut membeli tiga botol soju

"ah iya sebentar" pemuda tersebut merogoh kantong celananya, namun ia tak kunjung menunjukkan kartu identitasnya

"permisi nona, aku sebenarnya mahasiswa tahun kedua, bisa aku membelinya tanpa kartu pengenal? sepertinya tertinggal di rumahku"
"maaf tuan tapi itu tidak diizinkan disini"
"nona tapi aku mahasiswa tahun kedua"

Hana mulai sebal dengan pemuda satu ini

"maaf tuan"
"nona aku tidak bohong, aku tahun kedua"
"kenapa kalau kau tahun kedua? aku tahun keempat"
"nona, kau tidak percaya?"
"tunjukkan buktimu dulu tuan"

nada bicara mereka mulai meninggi

"wahh, lihat ini nona lihat, aku sudah legal" pemuda tersebut menunjukkan ponselnya dan menunjukkan fotonya meniup lilin
"maaf tapi tidak" Hana pun senyum sabar
"nona kau tunggu disini, aku ambil sebentar" ujar pemuda tersebut keluar sambil menggumam dan memegang belakang kepalanya.
Hana dengan cepat menyambar air dan meminumnya dengan cepat

"arrrgghh menyebalkan" Hana mengantuk, ia juga lapar dan bosan
tak lama menunggu pemuda tersebut datang lagi dan dengan cepat menghampiri Hana

"nona kau lihat ini" dengan cepat Hana menyambar kartu identitas yang pemuda itu berikan

Hana terdiam, pemuda ini sudah legal.

"apa aku sudah boleh membelinya?" tanya pemuda tersebut dan menarik kartu identitasnya dari tangan Hana
"aah iya, totalnya 24.000 won, maaf atas ketidak nyamanannya"
pemuda tersebut memberikan uangnya dan dengan cepat meninggalkan minimarket tersebut dengan menggerutu
"kenapa tidak ada minimarket lain di dekat sini?"
gerutunya.

What about us? [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang