17

70 2 0
                                    

Hana dengan cepat berlari dilorong rumah sakit dan menemukan Sungjae dan Peniel yang berdiri didepan kamar ayah Minhyuk. Hana dengan cepat menghampirinya
"Seongjae-yaa kenapa tidak ada yang menghubungiku?" Hana berbicara dengan kecil dengan mata yang masih berusaha menahan air mata dan deru nafas yang naik turun

"Hana-yaa maafkan kami, tapi aku janji akan menjelaskan semua, lebih baik kau masuk dulu saja" ujar Sungjae yang berusaha menenangkan Hana

Hana akhirnya membuka pintu kamar tempat ayah Minhyuk selama ini biasa dirawat. disana ada Minhyuk, Jungmin, Ibu Minhyuk dan Hyunsik dan semuanya menangis tersedu sedu terlebih lagi Ibu Minhyuk. saat Hana masuk dan mendekat, ia melihat ayah Minhyuk sudah sangat pucat dan dingin.
kaki Hana lemas dan terduduk ditempat. Hana menangis sejadi jadinya, bagaimana ia bisa melepaskan orang yang menggantikan posisi ayahnya setelah kecelakaan yang merenggut nyawa orang tuanya. bahkan ayah Minhyuk juga yang menafkahi Hyunsik dan Hana sampai Hyunsik bisa menghasilkan uang sendiri. Hana teringat ketika setelah kecelakaan itu, ia selalu rutin mengunjungi Ibu dan Ayah Minhyuk setiap hari minggu.

sebuah tangan membopong badan Hana yang terduduk menjadi berdiri. Hyunsik memeluknya saat ini setelah bertengkar tadi siang.
Hana menangis dipelukan Hyunsik yang juga menangis di pelukannya.
.
.
setelah ayah Minhyuk diurus, semua keluarga mengenakan pakaian berduka termasuk Hana dan Hyunsik karena mereka masuk kedalam jajaran kerabat dekat. ini pertama kalinya Hana ikut sebagai kerabat di acara pemakaman karena sewaktu orang tuanya meninggal Hana mengalami koma dan terbaring lemas di rumah sakit.
.
.
.
ketika semua sudah pulang kerumah, Hana menyempatkan diri untuk menemui Sungjae menagih penjelasan.

"Hana-yaa, kami semua tidak tau jika kau tidak dihubungi"
"mwo?"
"kami kira Minhyuk atau Hyunsik hyung sudah menelponmu"
"lalu kenapa ada Bomi eonni menjemputku?"
"Eunkwang hyung heran kau tidak disana. sebenarnya Eunkwang hyung hanya meminta Bomi nuna mengecek apakah kau dirumah atau tidak, namun" Sungjae menggantung kalimatnya membuat Hana geram menunggu kelanjutannya

"namun?"
"namun Bomi nuna kaget ketika ia tau kalau kau belum tau kabar itu saat yang lain sudah berada di rumah sakit"

Hana terdiam

"Hana-yaa katakan padaku, apa kau benar benar tidak diberi tau sebelum Bomi nuna datang?"
Hana mengangguk saja menanggapi Sungjae yang kebingungan

"Sungjae-yaa, aku harus pergi, Minhyuk oppa sudah dari tadi pulang kerumah jadi aku duluan ya"
"Minhyuk hyung pulang sendiri? tanpa dirimu?"

Hana diam saja tidak menjawab dan pergi meninggalkan Sungjae yang bingung berkali kali lipat

"bukankah mereka sudah akur? atau Minhyuk hyung kembali seperti dulu?" pikiran Sungjae terus bermain dikepalanya
.
.
.
Hana sampai dirumah setelah cukup lama duduk di bus.
ketika Hana membuka rumah, Hana menemukan Minhyuk yang terlungkup disofa. Hana pun mendekati Minhyuk dan memegang pundaknya pelan

"oppa" Minhyuk tidak ada respon sama sekali.

Hana mencoba memanggilnya sekali lagi, berharap Minhyuk akan terbangun dari tidurnya, mungkin

"oppa"
Hana tersentak karena Minhyuk tiba tiba duduk dan menepis tangannya kuat

"bisakah kau diam? aku sedang tidak mood sekarang" ujar Minhyuk yang dengan cepat pergi dari sofa dan naik ke lantai atas, dimana lantai yang tidak boleh Hana injak.

Hana heran dengan sikap Minhyuk yang tiba tiba berubah dari satu minggu yang lalu.

"apa oppa akan kembali seperti dulu?" pikiran Hana bermain dengan liar

"dia sedang tertekan bukan? siapa yang tak tertekan setelah ayahnya wafat?" Hana berusaha untuk tetap berpikir positif.
Hana meyakinkan dirinya jika Minhyuk hanyalah tertekan setelah ayahnya wafat.

Hana akhirnya menepis pikiran pikiran negatifnya dan masuk kekamarnya.
.
.
hari ketiga setelah kematian ayah Minhyuk, Minhyuk masih sama saja, ia hanya turun untuk makan dan tak mengucapkan sepatah kata pun.
.
.
keesokan harinya, pagi sekali Minhyuk sudah pergi bahkan Hana tidak tau Minhyuk kemana. Hana awalnya biasa saja karena ia pikir ketika ia pulang dari kampus dia akan menemukan Minhyuk dirumah atau paling tidak mobilnya yang terparkir di garasi. namun hasilnya nihil, Hana akhirnya memilih untuk tidur dan berharap Minhyuk akan berada dirumah saat ia bangun nanti. Hana bangun cukup sore mungkin karena lelah, ia hanya dapat cuti dua kemarin. Hana dengan sigap keluar dari kamarnya dan kemabli menuju jendela.

"belum pulang? kemana dia?" ujar Hana yang berbicara pada dirinya sendiri.
akhirnya Hana memustuskan untuk menelpon Sungjae, mungkin saja dia tau dimana Minhyuk.

suara dering berbunyi beberapa kali dan cukup lama, namun Sungjae mengangkat panggilan yang Hana buat untuknya

"wae?" sambar Sungjae to the point saat ponsel baru saja terangkat
"apa kau melihat Minhyuk oppa hari ini?"
"tidak, coba kau tanya Hyunsik hyung, mereka berdua sudah berhari hari didalam studio"
"benarkah?"
"hmm, yaa sudah ya kututup"
sambungan terputus meskipun Hana belum sempat menjawabnya, ia dengan Sungjae memang seperti itu jika ditelepon, terkadang Hana yang seperti itu ke Sungjae.
.
Hana sedikit ragu untuk menelpon Hyunsik, ia takut jika akan menganggu dan lagi pula mereka masih sedikit kurang akur sejak kejadian di cafe agensi tempo hari, terlebih lagi dia menelpon hanya untuk menayakan Minhyuk. Hana pun akhirnya memberanikan diri menekan nama Hyunsik, tak lama bagi Hana menunggu Hyunsik menjawab panggilannya
"Hana-yaa ada apa?" suara Hyunsik yang menyapanya dengan lembut membuat Hana sedikit lebih berani untuk menanyakan keberadaan Minhyuk
"oppa maaf jika aku bertanya lagi tapi" Hana menggantung kalimatnya karena sedikit tidak yakin
"apa?" suara lembut Hyunsik akhirnya meyakinkan Hana untuk bertanya
"apa Minhyuk oppa ada disana?" tanya Hana pada Hyunsik
"hm" Hyunsik hanya menjawabnya dengan sebuah deheman dan langsung mematikan panggilannya sepihak.
"ahhhhh berlanjut lagi" ujar Hana yang memijat pelipisnya.

Hana merasa sedikit tenang kala mengetahui jika Minhyuk kembali ke studio, namun tak lama ia menerima pesan dari Hyunsik

" +82**********
itu nomor Minhyuk hyung, jika kau perlu hubungi sendiri, jangan merepotkan orang lain"

Hana membaca pesannya dan mendesah pelan

"arrrggghhhh aku bukan tidak memiliki nomornya, tapi sudah lama nomorku di blokirnya" ujar Hana mengomel sendiri

overthingking Hana semakin menjadi jadi, Hana selalu berpikir mengapa Minhyuk kembali seperti dulu disaat dia sudah tampak berubah, belum lagi Hyunsik yang selalu marah jika ia membicarakan Minhyuk, ditambah dengan Yeo Joo dan laporan akhirnya yang membuat Hana ingin mati ditempat.
.
.
.
kurang lebuh tiga minggu sejak kepergian ayah Minhyuk, dan Minhyuk belum lagi pulang. Hana bosan dengan kegiatannya yang ia rasa monoton, belum lagi wajahnya yang tak pernah mulus sejak Yeo Joo dan kedua temannya meminta uang setiap satu minggu sekali dan selalu memberi satu pukulan diwajahnya sebelum pergi.

hari sabtu adalah hari yang Hana rasa paling tenang, setidaknya sebelum Minhyuk pulang beberapa menit yang lalu dan menggedor keras pintu di kamar Hana. jujur Hana sangat takut membuka pintu karena pukulan Minhyuk yang sangat kuat

"YA IM HANA, BUKA PINTUMU CEPAT"

What about us? [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang