Hyunsik berdiri di samping peti kedua orang tuanya di rumah duka, dia berdiri dengan keaadan menyedihkan. dia menyambut tamu tamu yang datang berkunjung untuk memberikan penghormatan terakhirnya. perusahaan menjadi tidak teratur dan Hyunsik harus siap dengan keaadan karena hanya dia yang dapat menstabilkan perusahaan sebagai pewaris.
bibi Hyunsik yang berdiri disebelahnya sedari tadi hanya meraung raung tidak jelas, seperti sangat terlihat jika sedang mencari perhatian. namun yang menarik perhatian Hyunsik adalah suami bibinya, paman Ji. ia terus bersalaman dengan kolega kolega perusahaan ayahnya, bahkan terus menerus memperkenalkan dirinya dengan senyum ramah yang terlihat tidak masuk akal di sebuah acara pemakaman iparnya. Hyunsik tidak terlalu memikirkan itu, Hyunsik hanya berpikir bagaimana bisa mereka hidup tanpa orang tua dalam sekejap? Hyunsik merasa sangat berat jika akan tinggal
bersama bibinya yang jahat itu, dia juga pusing karena harus mengurus perusahaan setelah ini sedangkan ayahnya baru 2 kali mengajaknya memperkenalkan perusahaan, ditambah Hana yang dinyatakan koma oleh dokter membuat pikiran Hyunsik tidak dapat mencerna sehingga hanya membuatnya menangis tak berhenti.
.
.
semua orang satu persatu meninggalkan acara pemakaman dan hari sudah cukup sore. tamu terakhir sepertinya ditutup oleh Sungjae yang datang sebagai sahabat dekat Hana."oo Sungjae-yaa kau disini" ujar Hyunsik dengan suara lemahnya.
"hyung aku turut berduka cita atas kepergian orang tuamu" ujar Sungjae yang menyampaikan belasungkawanya.
"terima kasih Sungjae-yaa" jawab Hyunsik
"hyung, Hana bagaimana?" tanya Sungjae yang khawatir, karena ia tau Hana berada didalam mobil yang sama dengan orang tuanya.
"d-dia koma, Sungjae-yaa aku harus bagaimana" jawab Hyunsik terbata bata dan menangis ketika mengingat Hana yang terkulai lemak dirumah sakit.
"hyung menangislah, tak apa, keluarkan semuanya hyung" Sungjae memeluk Hyunsik dan menenangkannya.
"hyung, aku punya banyak waktu kosong, bagaimana kalau aku saja yang menunggu Hana di rumah sakit? hyung kau harus istirahat" tawar Sungjae tulus.
"Sungjae-yaa terima kasih banyak" ujar Hyunsik berterima kasih.
.
.
dua minggu setelah kematian kedua orang tuanya, Hana masih juga belum sadarkan diri. Hyunsik dan Sungjae terus bergantian menjaga Hana. setiap hari juga ayah Minhyuk akan datang memantau. meskipun orang tuanya meninggalkannya dalam sekejap dan adik satu satunya kritis berkepanjangan, Hyunsik lega karena masih banyak orang orang yang peduli padanya.
.
.
satu bulan setelah kejadian itu, Hana masih juga belum sadar. pada siang itu, Hyunsik duduk menunggu adiknya sadar. namun tak lama, bibinya yang selama ini tidak pernah datang menjenguk Hana, akhirnya datang. Hyunsik sendiri selama ini tidak pulang kerumah, dia hanya bolak balik dari agensi ke rumah sakit. ia kembali kerumah hanya untuk mengambil pakaian."bibi, akhirnya kau datang" Hyunsik sumringah saat melihat bibinya, namun berbeda dengan bibinya
"cukup, sekarang aku ingin kau mengosongkan rumah mendiang adikku, karena rumah itu sudah sah menjadi milikku" Hyunsik sedikit tertawa karena kalimat yang disampaikan bibinya sangat tidak masuk akal baginya."bibi, berhentilah bercanda" ujar Hyunsik
"aku malas bercanda, dan satu lagi yang harus kau tau, perusahaan ayahmu dan semua anak perusahaannya jatuh ke tanganku sebagai pewaris sah dan suamiku yang akan menjalankannya" jawab bibinya yang membuat Hyunsik naik pitam
"BIBI!! AKU PEWARIS SAH, PERUSAHAAN ITU MILIKKU DAN HANA BUKAN MILIKMU" tekan Hyunsik pada bibinya
"HEH! KAU ITU ANAK KECIL, BELUM MENGERTI MENJALANKANNYA. KAU ITU TIDAK PERLU MEMIKIRKAN PERUSAHAAN AYAHMU LAGI, PIKIRKAN SAJA BAGAIMANA KAU MELANJUTKAN HIDUP SETELAH INI" suara cempreng bibinya menggema disetiap sudut ruang VVIP tempat Hana dirawat.
"bibi, aku akan tetap mendapat uang dari perusahaan bukan?" Hyunsik berusaha tenang"uang untuk apa? untuk membiayai fasilitas mewah seseorang yang tidak tau kapan akan bangun? Hyunsik-aa kau itu yang seharusnya bangun dari mimpimu, adikmu ini sekarang hanya menjadi beban untukmu, dia akan mati sebentar lagi kenapa kau memberikannya ruangan mahal dan dokter nomor satu? kau seharusnya bersyukur aku masih memberikan semua uang asuransi adik dan adik iparku padamu, kau itu sudah dewasa, ahhh bukankankah kau akan menjadi idol? kurasa kau akan banyak uang, jadi untuk apa aku memberikan uangku untukmu? hiduplah masing masing setelah ini" jawab bibi Hyunsik tepat didepan Hana yang masih menggunakan banyak sekali alat bantu. Hyunsik menunduk karena tak percaya dengan apa yang sudah dilakukan bibinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
What about us? [COMPLETE]
Fanfiction10 tahun sejak kepergian kedua orang tuanya, Hyunsik dan adiknya Hana hidup bagaikan roller coaster. Mereka berjuang yang terbaik supaya bisa hidup dengan layak. Perlu waktu 5 tahun setelah Hyunsik debut sampai mereka dapat kembali ke kehidupan mer...