.16

6 1 0
                                    


Belle memasuki ballroom hotel yang membuat semua orang terpukau. Gadis yang memiliki proporsi tubuh ideal itu berjalan dengan sangat anggun sambil sesekali melempar senyum ke orang yang ia kenal.

Tubuh yang dibaluti dress warna violet simple yang terlihat anggun sekaligus mewah. Dari jauh terlihat sahabat serta pendamping mereka masing-masing.

Belle sempat tersenyum masam ketika melihat mereka dan mengingat kalau Raymond tidak bisa datang.

"Ray, kamu bener nggak bisa dateng ya?" Suara gadis itu terdengar parau.

"I'm sorry, i wanna go but i can't." Jawab Pria diseberang telfon yang membuat bahu gadis itu merosot dan menghela nafas untuk kesekian kali nya.

"Ok, love you, bye." Setelah mengucapkan itu, telpon itu terputus secara sepihak yang membuat gadis itu semakin sedih dan melempar ponsel nya kesembarang arah.

"Ray nggak mungkin selingkuh, He's not!I trust him."
"..but..
Gadis itu bergumam sendiri dan tak yakin dengan hipotesis nya.

"Akhirnya bu boss dateng juga." Andrio tersenyum dengan gelas minuman ditangan nya.

Belle menunjukkan wajah terkejut nya dengan pandangan yang tertuju ke gelas tersebut.

"Sampanye!?" Seru Belle yang membuat mereka tertawa.

"Yakali bel diacara porm kayak gini ada sampanye." Ledek Ria disela kekehan nya.

"Ada-ada aja ni bu boss." Tyo ikut meledek Belle.

Belle hanya membuang muka tak perduli.

"Lo kenapa bel?Kepengen Sampanye?" Tanya Syifa yang membuat Belle menatap berbinar

"Ada syif?"

"Kagak lah, bisa-bisa ntar kita semua di abisin sama boss." Sahut Johnson

Bahu Belle langsung merosot dan berjalan mengambil minuman. Banyak pasang mata pria yang memperhatikan Belle dengan tatapan nakal. Andrio yang sadar langsung mendekat kearah Belle dan menarik nya untuk tak jauh jauh dari mereka.

"Kak Ray nggak dateng bel?" Pertanyaan Fanny membuat Belle semakin menekuk muka nya.

Mereka mengerutuki Fanny yang tak bisa membaca situasi. Syifa dan Ria pun mencoba menghibur Belle.

"Udah ya bel, mungkin dia lagi sibuk."
"Iya bel, atau mungkin ada masalah di kantor nya yang ngebuat dia nggak bia ninggalin itu."

Belle juga sudah berusaha untuk positive thinking, tetapi hati dan pikiran nya tak sejalan.

"Gue juga udah mikir gitu, tapi gue takut." Cicit Belle yang sudah berkaca-kaca.

"E-e-eiiii nggak boleh sedih bu boss. Kan hari ini hari bahagia kalian. Mending sekarang kita kesono tu ikit nimbrung mereka." Ajak Andrio yang memang selalu bisa mencairkan suasana.

Mereka pun mengikuti saran Andrio untuk mendekat kearah para siswasiswi lain yang sedang berjoget menikmati musik dari seorang DJ. Walaupun Belle tak terlalu menikmati nya namun ia tak ingin merusak hari bahagia sahabat nya ini.

Tiba-tiba saja semua lampu mati dan membuat mereka panik. Belle yang sudah terpencar dari teman nya merasa kesal karena orang-orang menabrak nya.

"ANJING!" Teriak Belle yang kesal dengan mereka sekaligus melepas uneg-uneg yang ada dihati nya.

Dari belakang mata nya tiba-tiba ditutup yang membuat Belle memberontak dan berteriak.

"Apaan anjing!Ga lucu!Lo siapa!" Belle meronta-ronta berusaha melepas ikatan kain yang melingkar di sekirar mata nya itu.

"Sorry non!" Belle yang mengenal suara itu pun hanya diam dan mengikuti arahan dari sang empu.

Ia berhenti dan ditinggalkan, ia tidak tahu ini dimana. Yang ia tahu hanya ia tak jauh melangkah dari sisi nya berada tadi.

Betapa terkejut nya ia saat membuka penutup mata terdapat Raymond yang sedang bertumpu dengan satu kaki didepan nya. Sorot lampu menyorot mereka berdua. Siswa siswi lain mulai berkumpul melingkari mereka dan berteriak histeris.

"Terima!Terima!" Teriak Ria dari pinggir

"Wes wes belom bu, monmaap." Andrio menahan suara Ria yang bagai toa itu.

Raymond menatap Belle lekat sambil membuka kotak berisi cincin yang sangat cantik. Belle menutup mulut tak percaya.

"Bae, I know i'm not romantic, i'm not handsome, i'm not hot, i'm not a good person, and i'm not perfect. But i need you, aku butuh kamu untuk menerima dan menutupi semua kekurangan itu." Raymond mulai merangkai kata-kata yang membuat Belle menggeleng.

Gadis itu merasa bersalah karena sempat berpikir kekasih nya bermain dibelakang nya. Tanpa ia sadari, air mata terjun diatas pipi mulus nya.

"Mungkin aku banyak kurangnya, tapi memang gaada manusia yang sempurna. Maka dari itu aku mau kita sama-sama saling menerima kekurangan masing-masing."
"So, will you be my wife?my partner?and mother of my kids?"

Semua orang berteriak meminta Belle untuk menerima lamaran itu. Pandangan Belle menjadi buram karena air mata yang menggenang dan terus mengalir. Tak pernah terpikirkan oleh nya kalau Raymond akan melamar nya secepat ini.

Bahkan ia tak pernah berpikir Raymond akan melamar nya. Namun dengan yakin ia mengangguk sambil menjulurkan tangan nya kearah Raymond.

"Yes, I will." Jawab nya dengan pasti yang membuat semua orang bersorak ikut bahagia.

Setelah memasangkan cincin, Belle memeluk Raymond dan begitu pula sebaliknya. Mereka merasa dunia seakan milik berdua.

"I love you." Bisik Belle ditengah isakan tangis bahagia nya.
"Yeah i know, i love you too." Bisik Raymond yang membuat Belle makin terisak.

Sahabat gadis itu terharu dan ikut menitikkan airmata melihat Belle yang bahagia, seakan mereka bisa merasakan perasaan itu juga.

***

End.


















































No I'm lying!LOL
So?Mau ending yang gimana?Sad ending or happy ending?
I still confused about the ending, but let see it soon!!Byebye!!

ReyLeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang