Chapter 5《Pulang》

194 100 46
                                    

*HAPPY READING*

15:25

Tik..
Tak..
Tik..
Tak..

Suara detik jam terdengar didalam kelas, menandakan bahwa kelas sekarang ini dalam keadaan hening. PH itulah yang membuat mereka diam. Tidak ada kata mencontek, berdiskusi, lihat kanan kiri di antara kita. Kata yang selalu digunakan oleh seorang guru sejarah, tidak lain tidak bukan adalah Pak Hadits.

5.....
4.....
3.....
2.....
1.....

Bel pulang berbunyi menandakan kelas sudah selesai dan PH juga berakhir. Akan tetapi, belum ada satu muridpun yang menyerahkan kertas PHnya di meja guru.

"Semua kertas sudah ada di meja bapak sekarang juga, nggak ada yang nulis Lagi atau bapak tidak akan menerima jawabannya. Dihitungan ke dua tidak akan bapak terima lagi 1...." kata pak Hadits dengan suara lantang.

Semua murid bergegas meletakkan kertas PH di meja guru agar nilainya aman.

"Oke semua lembaran jawaban sudah saya terima, kalian boleh pulang sekarang" ucap Pak Hadits sambil berjalan meninggalkan kelas

Helaan nafas terdengar di luar kelas. bagi murid, selesai PH adalah suatu keajaiban. Mereka tidak memikirkan lagi apakah jawabannya betul atau salah yang penting PHnya sudah selesai.

"Na lo kejawab semua nggak sejarah tadi?" Tanya Kai diiringi dengan merapikan peralatan sekolahnya
"Enggak,emangnya kenapa?"
"Lah kok lo santai aja"
"Emang aku nggak tau jawabannya, jadi nggak ku isi"
"Syukurlah gue kira cuma gue yang nggak jawab beberapa soal"
"Udah lupain aja, nilai itu nggak akan dibawa mati"
Kai menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan pendapat Anna.
Setelah memasukkan semuanya kedalam tas mereka bergegas untuk pulang.

***
Gerbang sekolah dipenuhi oleh murid yang berjalan pulang menuju rumahnya. Anna dan Kai berjalan beriringan menuju gerbang melewati tempat parkir.

"Na pulang nanti lo ada kegiatan nggak?"
Tanya Kai
"Ada"
"Apa?"
"Tidur" kata Anna dengan santainya
"Yee gue kira apaan. Kita jalan-jalan yuk na"
"Jalan-jalan?"
"Traveling na"
"Oh mager"
"Yaudah deh, lain kali aja gue ngajak lo"

Disela-sela percakapan mereka, ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka dari belakang.

"Ras lo denger kagak apa yang gue bilang barusan" kata Hanif kepada Acturas. Tetapi, Acturas tetap menatap satu cewek yang ada dihadapannya, Hanif yang mengetahui itu langsung menepuk punggung Acturas agar sadar.
"Lo lagi liatin Anna ya"
"Omaiigat jantung gue, lo mau gue gagal jantung ya" kata Acturas mengusap dadanya
"Serangan jantung bambang mana ada gagal jantung, gagal ginjal baru ada"
"Kok gagal jantung kek, gagal ginjal kek, terserah guelah ini hidup gue"
"Iya sayang terserah kamu"
"Iiis najis"
"Lo ngapain liatin Anna dengan tatapan serius gitu"
"Namanya Anna ya?"
"Lebih tepatnya Safwana Arieska. Btw lo lagi liat dia kan Hayooo ngaku lo"
"Kalau Iya kenapa, lo cemburu?"
"Ya enggaklah, malah gue bersyukur, akhirnya ada juga cewek yang mampu mengalihkan pandangan Acturas Davient Fadeyka. Seorang yang terkenal dengan kegantengan dan juga kepintarannya."
"Halah lebay lo"
"Yeee kan faktanya, oh ya ditambah juga dengan sifat labilnya yang bikin hati cewek meluluh sampai ke surga"
"Udah?"
"Apa?"
"Ngomongnya, heran gue punya teman kayak lo"
"Tapi lo sayang kan?"
"Gue masih normal nif, udah ah nggak mau pulang lo?"
"Iya iya"

Begitulah percakapan 2 insan laki-laki yang sudah berteman sejak sekolah dasar, tak jarang percakapannya terkadang ngawur atau apalah.

***
"Nif Bentar deh, perasaan gue nggak enak nih" kata Acturas.
Hanif yang mengeluarkan motor dari tempat parkir seketika terhenti mendengar kata yang diucapkan oleh temannya itu
"Kenapa?"
"Kayaknya ada kelupaan sesuatu, Bentar gue cek schedule dulu"
Acturas mengeluarkan handphone dalam saku celananya kemudian melihat schedule nya.
"Nah kan gue lupa hari ini ada pembinaan Olimpiade Kimia"
"Jadi?"
"Yah gue harus ke ruangan ekstrakulikuler lah"
"Yee jadi ceritanya gue pulang sendiri lagi nih"
"Iya Haniiiiif, kalau lo nggak mau pulang sendiri makanya cari cewek atau nggak yg lain"
"Udah ah aku ngambek"
Kata Hanif yang kemudian meninggalkan Acturas sendirian ditempat parkir.
"Lah aneh banget tu orang, kayak anak kecil aja"

***
Hanif berkendara melewati gerbang sekolah. Ketika ia hendak melewati halte yang tidak jauh dari sekolah. Hanif melihat Anna sedang menunggu seseorang di halte bus. Melihat Anna hanya sendiri Hanif berniat untuk mengantarkannya pulang

"Na lo belum pulang?" Tanya Hanif yang tepat berdiri didepannya.
Siswi adik kelas yang ada disana langsung menatap Anna dengan tatapan sinis. Karena apa? Karena Hanif merupakan siswa yang diincar oleh kebanyakan adik kelas.
Sebelum menjawab Anna melihat sekelilingnya tatapan sinis dilontarkan kepadanya.
"Belum"
"Lo nunggu bus ya?"
Hanya anggukan yang dibalas oleh Anna
"Kayaknya lo belum tau kalau jam segini bus nggak beroperasi"
"Nggak tau"
"Nah karena gue lagi sendiri lebih baik lo pulang sama gue, janji deh gue antarin sampai rumah lo dengan selamat"
Melihat sekelilingnya penuh dengan tatapan sinis, tawaran Hanif langsung ditolak oleh Anna.
"Nggak usah Nif, aku bisa telfon papaku untuk jemput kesini kok. Terima kasih tawarannya"
"Yah sayang loh Na nggak ada yang ngisi dibagian belakang"
"Lain kali aja ya Nif"
"Lain kali lo awas kalau nggak"
Kata Hanif sambil menyalakan motornya. Anna membalasnya dengan anggukan kepala plus senyuman.
"Oke gue pulang dulu ya Na"
"Iya"
Hanif melaju dibawah langit biru yang ditutupi oleh awan. Angin yang mengikutinya kini tertinggal bersama Anna. Gadis berambut hitam legam menatap kepergian Hanif penuh dengan tanda tanya.

Selepas kepergian Hanif, Anna mengeluarkan Handphone yang ada didalam tasnya dan mencoba memanggil Papa atau Mamanya

Nomor yang anda tuju sedang tidak dapat menerima panggilan.

Kalimat yang diucapkan oleh operator telkomsel membuat Anna menghela nafas.

"Sampah," gumamnya

Perkataan Anna sukses membuat orang disekitarnya memperhatikan apa yang dikatakan Anna.
Wanita yang penuh misteri dengan senyuman yang tak dapat diartikan. Tatapan kosong yang selalu dibawanya kini menjadi pusat perhatian. Anna melihat sekelilingnya tanpa ada rasa peduli. Dan melanjutkan dengan memandangi langit biru yang terbentang luas di atas sana.

*
*
*
*
Next nggak?
*jangan lupa ya tinggalkan jejak Anda dengan menekan tombol voting*:)
Sorry atas kesalahannya:)

ActurasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang