*HAPPY READING*
Seminggu telah berlalu....
Suara langkah kaki Anna terdengar dari kejauhan, langkah kaki yang cukup panjang membuat keringat berjatuhan seperti kristal.
"Aiissh kalau bukan karena kimia aku nggak akan tergesa-gesa kayak gini" ucap Anna dengan nada terengah-engah.
Beberapa menit berlalu akhirnya Anna sampai di halte bus. Kesiangan?itulah yang dialami oleh Anna sekarang ini.
"Fiuuh akhirnya sampai juga"kata Anna sambil menyeka keringat di dahinya.
Tak lama kemudian bus yang ditunggu akhirnya datang tanpa Php, semua penumpang yang menunggu termasuk Anna mulai memasuki bus.
*****Suasana bus sangat ramai, berbagai macam orang berada didalam sana. Anna kali ini beruntung kebagian kursi. Ia memulai aktifitas biasanya yaitu membaca buku. "The lost" itulah buku yang selalu dibawa oleh Anna kemanapun ia pergi.
***
Pemberhentian selanjutnya telah datang, sebagian penumpang turun di halte dan sebagian penumpangnya lagi juga masuk. Kali ini Anna memilih untuk berdiri dan menyerahkan kursinya kepada orang yang lebih tua.Ketika bus sudah berjalan Anna kembali lagi membaca bukunya walaupun dengan posisi sedang berdiri.
Ketika Anna sedang asik membaca buku. Ia tidak sengaja menginjak kaki
Seorang cowok yang berada dibelakangnya hingga cowok itu meringis kesakitan"Woi lo kalau mau mundur liat-liat dong main injak-injak kaki orang aja hidup lo" kata cowok tersebut. Tetapi Anna tidak mempedulikannya. Hal itu membuatnya kesal dan berjalan kedepan untuk melihat gadis yang sudah menginjak kakinya.
"Lo dengar nggak apa yang gue bilang" kata cowok tersebut mengambil buku yang dibaca oleh Anna.
Akan tetapi Anna justru melemparkan tatapan tajam sebagai tanda ia sedang terusik
"Kamu mau cari ribut sama aku gitu? Nggak sopan sekali ngambil buku orang, kamu punya masalah apa sih? main ambil buku orang aja sini balikin nggak"
Ucap Anna yang mencoba meraih bukunya dari tangan cowok tersebut."Hei Nona lo itu udah nginjak kaki gue dan sekarang lo bilang nggak ada urusan sama gue? Enteng kali hidup lo"
"Yah maaf lah, akukan nggak sengaja, lagian kamu dibelakang mana mungkin aku bisa ngeliat. Gitu aja dibikin ribut sini balikin nggak"
"Lah malah nyolot nih anak, yaudah ini buku lo, awas aja lo ntar"
Anna tidak menanggapinya, ia memilih membaca buku daripada mendengar ocehan cowok tersebut.***
Bus telah berhenti
Anna segera turun dari bus yang disusul oleh cowok tersebut."Ngapain ngikutin?"
"Iiih pede bener nih cewek siapa yang ngikutin lo, gue kesini mau belajar bukan kayak lo pagi-pagi udah ngajak ribut" katanya kemudian berlari meninggalkan AnnaMelihatnya telah pergi Anna melanjutkan langkahnya menuju ruang kelas.
Teng
Teng
TengSuara bel menandakan bahwa pelajaran sudah dimulai. Ruang penyiksaan yang menyiksa murid-murid yang malas belajar termasuk Anna sudah dimulai. Mapel pertama adalah Kimia, pelajaran yang tidak di sukai oleh Anna.
Ia memilih membaca novel daripada mendengarkan ocehan guru yang katanya tidak berguna itu.***
Bel yang selalu ditunggu oleh kebanyakan murid akhirnya berbunyi.
3 jam pelajaran dihabiskan untuk mapel Kimia, hal ini tentu membuat Anna tersenyum senang."Na lo mau kekantin nggak?" Tanya Kai
"Malas ah, hari ini aku mau ke perpus, kamu mau ikut?" Ajak Anna
"Yee kayak nggak tau aja lo na kalau gue anti dengan kata perpus. Lo aja pergi gue mau kekantin aja"
"Ooh okey"Mereka pergi meninggalkan kelas. Karena letak perpus bertolak belakang dengan kantin jadi mereka berdua berjalan secara terpisah.
Langkah Anna diperlambat. Semua siswi disekolah ini berhamburan menuju lapangan basket. Karena letak perpus melewati lapangan basket, terpaksa Anna berjalan dikerumunan siswi yang berbondong-bondong dilapangan basket.
Begitu banyak teriakan yang didengar oleh Anna sejak meninggalkan kelas tadi."ACTURAS Oh My God my husband your so handsome baby, I really love you darling"
"Abang Malvin ganteng semangat ya!!!"
"Aleeex lopyouuu baby!!"Begitulah sekiranya teriakan siswi di sini. Teriakan teriakan siswi menggema di seluruh ruangan sekolah, hal ini tentu membuat Anna menjadi frustasi.
Setelah mendengar teriakan tersebut akhirnya Anna sampai ke perpus. Perjalanan yang membutuhkan tenaga telah dilalui Anna.
Seperti biasa suasana perpus yang adem selalu membuat Anna nyaman disini. Ia memilih duduk didekat jendela sebelah kanan yang tidak jauh dari meja tempat pengisian data pengunjung.
"Leopold and Loeb" buku yang selalu dibaca oleh Anna ketika ia berada di perpus. Entah apa yang membuat Anna tertarik dengan buku ini yang pasti Anna sangat menyukainya.
***
Teng
Teng
TengSuara bel berbunyi kembali menandakan waktu pelajaran selanjutkan akan dimulai. Seperti biasa sebelum Anna keluar dari perpus sudah ada di tangan Anna beberapa buku yang ia pinjam
"The lord of the rings
Ruth Snyder and Judd Gray
A Jury of Her Peers"
Itulah buku yang dipinjam oleh Anna sebelum meninggalkan perpus.Ketika Anna sedang berjalan melewati lapangan basket ia melihat Hanif dan teman basket lainnya yang sedang duduk beristirahat di tepi lapangan basket.
Salah satu dari mereka tidak sengaja melempar bola hingga bola tersebut mendekati posisi Anna yang sedang berjalan."Yah Ras Ras kalau lo mau lempar santuy dikit napa, kan bolanya pergi menjauh" kata Ino
"Maaf ya fans, sini biar gue aja yang ambil"
"Fans fans pala bapak lo" ledek InoActuras berlari kecil mengambil bola yang menggelinding menuju tempat Anna. Ketika Acturas mengambil bola tepat dihadapannya, Secara tidak sengaja terjadi kontak mata antara Acturas dan Anna. Anehnya bukan memalingkan pandangan, Anna malah menatapnya lama-lama seperti seseorang yang sudah dikenalnya, ia mencoba mengingat dengan cara menatap wajah cowok tersebut.
Acturas yang menyadari itu langsung angkat bicara
"Gue tau kalau gue ganteng, jadi nggak usah natap gue lama-lama kayak gitu. Nanti lo susah ngelupain wajah gue" kata Acturas dengan pedenya
Memang benar dimata manusia normal Acturas memang ganteng, kulit putih, hidung mancung tanpa celah, style rambut seperti orang korea dengan tinggi sekitar 177 telah berdiri dihadapannya.
Kata-kata Acturas segera membuat Anna sadar, ini kali keduanya ia bertemu dengan orang seperti ini. Tetapi Anna masih belum mengetahui bahwa yang sedang berada didepannya adalah Acturas. Teriakan teriakan siswi yang memanggil Acturas belum diketahui oleh Anna yang mana orang bernama Acturas tersebut.
Dengan cepat Anna memalingkan pandangan dari tatapan cowok tersebut kemudian melangkah pergi tanpa meninggalkan satu kata kepadanya.
"Aneh pagi tadi dia marah-marah sekarang kayak nggak ada rasa bersalah, but I like it"
Kata Acturas menatap kepergian Anna dengan senyuman yang terukir dibibirnya.*
*
Next nggak nih?
Vote nggak vote nggak votelah masa enggak
Happy reading 🤗🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Acturas
Ficção AdolescenteSetelah membaca isi surat yang ditemukan dalam saku jaket Acturas, membuat laki-laki tersebut bertanya-tanya siapa orang yang menulis dan menyelamatkannya pada malam itu. Acturas Davient Fadeyka seorang siswa dari sekolah SMA Aksara Bangsa...