Chapter kali ini cukup panjang ya:)
*HAPPY READING*
Darah segar keluar dari sayatan tangan kiri Anna, gadis yang selalu merasakan kepahitan hidup, kini terkapar di lantai dengan darah yang terus mengalir dari tangan kirinya.
Raut wajah Bi Marni yang awalnya senang berubah menjadi cemas dan panik. Rasa sedih dan takut bercampur aduk di kepala Bi Marni, kenapa tidak? Karena kali ini Anna melukai dirinya tepat dipergelangan tangannya sendiri.
Melihat darah yang masih terus mengalir, Bi Marni dengan cepat mengambil kain yang berada di laci meja rias Anna yang sudah disiapkan jika terjadi hal seperti ini. Ia membalut luka Anna supaya darahnya tidak terus keluar dari sayatan tersebut. Setelah membalut lukanya dengan kain Bi Marni kemudian mengangkat tubuh Anna dan memindahkannya ke tempat tidur.
***
Beberapa menit sudah berlalu namun Anna belum juga sadar dalam pingsannya, hal itu membuat Bi Marni semakin panik dan tidak tau harus berbuat apa lagi. Hingga ia teringat akan pesan dari Kanza beberapa hari yang lalu. Kanza ini merupakan dokter pribadi yang ditugaskan untuk memantau perkembangan perilaku serta kesehatan Anna. Dengan cepat Bi Marni mengeluarkan handphone yang ada didalam sakunya dan segera menghubungi dokter tersebut.
[Halo Bi Marni apa ada
Yang bisa saya bantu?][Dok tolong dok, kak Anna
Nyakitin dirinya lagi dok
Dan sekarang ia lakukan
Dipergelangan tangannya dok
Tolong kesini cepat dok,
Saya nggak tau lagi
Harus berbuat apa dok]Tangisan Bi Marni pecah, bagaimana tidak? Anna yang sudah
Dianggap anaknya sendiri
Sekarang terkapar
Dalam keadaan tidak berdaya."Bi Marni tenang dulu, jangan panik, saya kesana sekarang"
Belum sempat menjawab, dokter tersebut langsung mengakhiri panggilannya. Dengan melihat itu Bi Marni beralih untuk menghubungi Safwana yaitu mama Anna
Nomor yang anda tuju sedang tidak dapat menerima panggilan.
"Angkat dong buk"
Berkali-kali Bi Marni mencoba menghubungi Safwana namun hasilnya juga tetap nihil. Akhirnya Bi Marni memutuskan untuk menghubungi Harison papa Anna.[ Hallo bi, ada apa ya bi?]
[Pak kak Anna pak]
Bi Marni tidak bisa melanjutkan kata-katanya.
[Ada apa dengan Anna bi? Jangan buat saya khawatir bi]
[Itu pak kak Anna nyakiti
Dirinya lagi pak, tolong
Cepat pulang pak][Astaga Anna, apa yang kamu
Lakukan nak. Bi jaga Anna
Sampai saya kembali ya bi,
Saya siap-siap dulu]Bi Marni mengakhiri panggilannya. Tetesan air mata yang ia coba untuk tahan agar tidak tumpah sekarang dibiarkannya jatuh bagaikan air hujan.
***
Ding...
Dong...
Suara bel terdengar jelas dari kamar Anna. Dokter yang ditunggu dari tadi akhirnya sampai. Bi Marni berjalan melangkah keluar kamar Anna dan turun untuk membukakkan pintu rumah.
Tergesa-gesa dan panik itulah situasi mereka sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Acturas
Novela JuvenilSetelah membaca isi surat yang ditemukan dalam saku jaket Acturas, membuat laki-laki tersebut bertanya-tanya siapa orang yang menulis dan menyelamatkannya pada malam itu. Acturas Davient Fadeyka seorang siswa dari sekolah SMA Aksara Bangsa...