*HAPPY READING*
Kantin menjadi tempat bagi mereka yang kekurangan energi. Sangat ramai, hingga volume suara perlu ditingkatkan agar terdengar.
"El, gue pikir ... gimana sekarang aja lo ngasih pelajaran sama tu anak. Lihat, dia lagi sendiri tu di sana," saran Ayraa ketika mengetahui bahwa Anna sedang sendiri di dekat dinding yang tak jauh dari tempat mereka makan.
Naila mengikuti arah pandang Ayraa "Iyah, tumben nggak ada Kai. Biasanya dia bareng Kai terus," timpal Naila sedikit heran.
"Baguslah, kalau ginikan senang nggak ada yang ganggu," ucap Ayraa lagi.
Ellen mengangguk lalu bicara pada Thara "Tapi gue butuh orang lain buat jalanin nih rencana. Lo udah dapat Ra?"
"Tenang, tuh orangnya udah nyampe," tunjuk Thara ke arah cewek yang pakai kaca mata dengan rambut dikuncir yang sekarang sudah ada di dekat mereka.
"Farsya?" Ucap Naila sedikit terkejut.
Farsya dan Naila pernah sekelas saat kelas X kemarin. Dan sekarang, Farsya atau bisa dipanggil Aca kini kelas XI IPA 4. Selain itu, dia juga pernah sekelas dengan Acturas, begitu juga dengan Naila. Di situlah Aca mulai menyukai Acturas sampai sekarang. Jadi, wajar kalau dia mau membantu geng ini untuk menyingkirkan Anna, karena Aca sangat benci jika ada siswi lain menyukai Acturas.
"Nah, lo bisa sekarang Nai. Bawa ini, paksa dia makan. Kalau bisa, sampai habis. Biar mati sekalian," jelas Ellen disertai dengan senyuman jahat di bibirnya.
Naila mengangguk, tangannya tampak gemetar saat mengambil kotak nasi yang berisikan makanan yang akan membuat cewek itu bisa masuk UKS. Thara yang melihatnya langsung angkat bicara.
"Lo tenang aja Nai, nggak akan masuk BK kok. Anggap aja kita nggak tahu, lagiankan makanannya nggak dikasih racun," jelas Thara.
Sementara itu, di sisi lain. Anna tampak gelisah karena Kai belum kunjung datang. Bagaimana tidak, cowok-cowok yang ada di sini, selalu menggodanya. Ada yang mampir duduk di bangku depan berhadapan dengan Anna, ada juga yang langsung duduk di sampingnya. Tapi, itu tak bertahan lama. Karena, di seberang meja sana, ada Malvin dan juga teman-temannya. Mereka selalu mengawasi Anna agar cewek itu tidak diganggu. Yap, ini semua karena mereka tahu, bahwa Acturas sepertinya tertarik dengan cewek itu, walaupun Acturas tidak pernah mengatakan hal itu kepada mereka.
Farsya dan Naila berjalan ke arah tempat Anna. Tidak ada sapaan, Anna hanya diam ketika mereka langsung duduk. Farsya di sampingnya dan Naila di depannya.
"Na, lo kenal gue nggak?" Tanya Naila
Anna menggeleng "Kalau gue kenal nggak?" Anna menggeleng lagi.
"Gue Farsya dan ini Naila," ucap Farsya dengan senyuman di bibirnya.
"Oh," jawab Anna singkat.
"Kita sekelas lo, lo tahu nggak?" Kata Naila menahan kesal karena jawaban Anna tadi. Tapi dia tetap tenang. Karena mungkin seperti ini sikapnya.
"Na, gue bawa makanan nih. Itung-itung supaya kita dekat gitu," ucap Farsya sambil membukakan kotak makan yang ada di depan mereka. Martabak Mesir, itulah yang ada di dalamnya.
"Maaf, tapi aku nggak lapar. Kalian aja," tolak Anna dengan sopan.
Farsya menghela napas "Coba dulu aja Na, siapa tahu suka," Anna menggeleng dengan kuat. Tapi Farsya tetap saja memaksanya.
"Sekali aja ya," ucap Farsya sekali lagi dengan tangan yang sudah bersedia menyuapi cewek itu.
"Coba dulu Na, satu sendok aja cuman," desak Naila tidak sabar. Ia berkali-kali mengatakan itu, tapi Anna bersikeras tidak memakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Acturas
Teen FictionSetelah membaca isi surat yang ditemukan dalam saku jaket Acturas, membuat laki-laki tersebut bertanya-tanya siapa orang yang menulis dan menyelamatkannya pada malam itu. Acturas Davient Fadeyka seorang siswa dari sekolah SMA Aksara Bangsa...