Chapter 9《Khawatir》

174 66 44
                                    

*HAPPY READING*

**************************************

Matahari pagi menyapa bumi, sinarnya yang begitu terang kini sedang menyelimuti seisi kota. Pantulan cahaya matahari perlahan-lahan memasuki kamar seorang gadis yang sudah terbangun dari tidurnya. Namun, enggan untuk melakukan aktivitas biasanya yaitu bersiap-siap untuk berangkat sekolah. lingkaran jam yang menunjukkan pukul 06:40 WIB tidak menggerakkan hatinya untuk turun dari tempat tidur dan malah duduk dengan wajah seakan-akan sedang termenung.

Beberapa menit telah berlalu. Namun, tidak ada pertanda bahwa gadis itu untuk beranjak dari tempat tidurnya. Seiring dengan berjalannya waktu, seseorang mengetuk pintu kamar gadis itu yang membuat gadis tersebut tersadar dari lamunannya yang sudah semakin jauh.

"Permisi kak ini bibi. Apa kak Anna sudah bangun?" kata perempuan tersebut di sebalik pintu yang tidak lain tidak bukan adalah Bi Marni.

"Sudah bi" jawab Anna sedikit berteriak

"Apa bibi boleh masuk kak?" tanyanya di sebalik pintu

"Masuk saja bi"

Bi Marni membuka pintu secara perlahan lalu berjalan menghampiri Anna yang masih duduk di tempat tidurnya. Melihat Bi Marni yang datang kekamarnya pagi-pagi sekali membuat Anna bertanya

"Ada apa bi? Tumben bibi jam segini datang kekamarku, apa ada masalah bi?" tanya Anna dengan ekspresi kebingungan

"Ah nggak.. nggak ada kak, bibi ke sini cuma mau mastiin kakak apa kakak sudah merasa baikkan" jawab Bi Marni yang sedikit gugup.
Anna menghela napas setelah mendengarnya. Dan menatap kembali Bibi Marni yang masih berdiri di sebelah tempat tidurnya.

"Bi, aku itu baik-baik aja lo nggak ada yang perlu dipastiin, heran deh kenapa sih orang-orang nganggap ini masalah besar" kata Anna dengan suara kesal setelah mengingat kejadian semalam.

"Tapi kak.." timpal Bi Marni mencoba untuk membantahnya namun Anna lebih dulu bersuara.

"Udah bi, jangan buat mood ku pagi ini berantakan bi. Bibi nggak maukan aku ngelakuin hal seperti ini lagi. Kalau bibi nggak mau jadi nggak usah cemaskan aku. Aku bosan bi, ditanya begini terus."
Kata-kata Anna membuat Bi Marni langsung terdiam, ia tahu kalau ucapannya membuat Bi Marni sedikit tersinggung. Bukan meminta maaf, Anna malah beranjak turun dari tempat tidurnya dan berjalan pelan ke kamar mandi tanpa berkata apapun. Namun ketika kaki Anna mau memasuki kamar mandi Bi Marni menanya kembali.

"Kak Anna mau ngapain?"
Anna mendengus kecil sebelum menjawabnya
"Mau mandi, emang mau ngapain lagi bi. Bibi udah tau kan kalau sekarang udah waktunya untuk berangkat sekolah"
"Tapi kak..."
"Nanti ya bi bicaranya, aku mau mandi dulu. Udah telat nih bi" kata Anna dengan langkah tak tertahankan lagi. Bi marni yang melihatnya hanya bisa diam dan memaklumi.

***

Anna keluar dari kamar mandinya dengan kain handuk yang masih melekat di tubuh putihnya. Ia menatap sekeliling kamar mendapati tempat tidurnya sudah dalam keadaan rapi dengan pakaian seragam sekolah yang tertelak di atas tempat tidur.

Gadis itu berjalan dengan langkah tidak bersemangat ke arah tempat tidurnya sembari menyunggingkan senyuman kecil di bibirnya.

"Terimakasih bi"
2 kata lolos keluar dari mulut kecilnya itu. Kata yang sangat jarang diucapkannya setelah beberapa tahun terakhir. Kini, tanpa disadarinya kata itu keluar begitu saja.

Tanpa pikir panjang, tangan gadis itu mengambil seragam yang masih terletak di atas tempat tidurnya dan segera memakaikan ketubuhnya.

****

Anna telah menyiapkan semuanya, pakaian yang rapi dengan rambut yang dibiarkan jatuh kebawah ditambah lagi dengan olesan lip balm di bibirnya menambah kecantikan gadis tersebut.

suara detik jam yang menunjukkan pukul 07:15 menggerakkan hati gadis itu untuk meninggalkan kamarnya dan berjalan menuruni tangga menuju ruang makan untuk sarapan paginya.

Setibanya di sana suasana canggung sekaligus hening langsung menyambut kedatangan gadis tersebut. Percapakan yang selalu dibuka dengan kata sapaan. Kini tidak dilontarkan lagi oleh gadis itu. Hingga seseorang yang sejak tadi memperhatikannya membuka suara.

"Na, apa perbanmu sudah diganti?" Tanya Harison memecah keheningan.

"Belum pa"
Ucapnya cepat sembari mengambil beberapa potongan roti dan juga selai

"Kalau begitu sini papa ganti sama bersihin lukanya, setelah itu baru kita berangkat."

Anna mengangguk dan menuruti apa yang dikatakan oleh papanya.

***

Mobil Tesla X yang melaju dengan kecepatan tinggi menembus angin, kini telah tiba di depan pintu gerbang sekolah. Yap Tesla X bukan Ferrari. Ada alasan tertentu mengapa Harison lebih memilih mobil ini dari pada mobil lain. Jika dikatakan mampu ia bisa saja membeli mobil itu lebih dari 5 setiap minggunya. Tapi karena ini menyangkut tentang masa lalunya ia memilih untuk tidak membelinya.

"Sayang nanti kamu pulang jam berapa? Biar papa yang jemput kamu" tanya Harison melihat Anna yang sudah turun dari mobil tersebut.

"Seperti biasa pa jam setengah 2"

"Oke, Nanti papa jemput ya"

"Iya pa, hati-hati di jalan ya pa"

Begitulah percapakan antara Anna dengan papanya. Percakapan singkat namun sangat bermakna bagi Harison sendiri. Nyatanya sejak beberapa tahun terakhir kata-kata itu tidak lagi diucapkan oleh Anna. Perasaan rindu sekaligus sedih mungkin sedang memupuk di hati Harison sekarang.

**************************************

Gimana? Semakin menarik nggak?
Maaf ya udah lama nggak up dan maaf kalau part kali ini nggak menarik
🙏🙏🙏
Kepada readers tolong ya tekan tombol votenya, karena satu vote bermakna untuk masa depan😁
Selamat menunggu part selanjutnya.
Kalau mau krisar, kolom komentar tersedia kok. Jadi, jangan sungkan ya😄

ActurasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang