Chapter 6《Taxi》

196 98 40
                                    

*HAPPY READING*

Suara angin sore terdengar dari kejauhan. Dedaunan yang jatuh tertiup angin seakan menari-nari diatas sana. Suara langkah kaki yang terdengar bersemangat menggema di sekitar lapangan sekolah.

"Sekarang jam 4 sore dan gue masih berada disekolah Wow impressive" kata seorang laki-laki berjalan menuju gerbang sekolah.

"Wah sepi sekali ya bung, seperti nggak ada tanda-tanda kehidupan disekolah ini"
Katanya kemudian menuju tempat halte bus.

Langkah kaki yang tadinya bersemangat sekarang terhenti melihat seorang cewek yang duduk di halte tersebut.
Entah apa yang membuatnya senyuman terukir diwajah laki-laki tersebut. Ya Acturas siapa lagi kalau bukan dia.

"Lo nggak pulang?"
Tanyanya berdiri disamping gadis tersebut.

"Pulang jika kamu mau, tinggal jika kamu sendiri" ucapnya yang masih terpaku ke atas langit.

"Maksud lo?"
"Sumpah gue nggak ngerti apa yang lo bicarakan"

"Kamu nggak paham?"
Acturas menggelengkan kepalanya, kata-kata gadis ini justru membuatnya bingung.

"Kalau begitu nggak usah dimengerti"
"Sayangnya lo mengatakan kepada orang yang salah"
"Hah?"
"Lo tau siapa gue?"
"Enggak"
"Ada juga orang yang nggak kenal gue siapa. Kenalin gue Acturas Davient Fadeyka lo bisa manggil gue Acturas dan kalau nggak salah nama lo Safwana Arieska kan?"
Anna yang mendengarnya langsung berdiri dan melangkah sedikit mendekati Acturas
"Tau namaku dari siapa" kata Anna dengan tatapan penasaran.
Bukannya menjawab Acturas membalasnya dengan senyuman smirk yang biasanya menggoda iman siswi disekolahnya.
"Hanif?" Tanya Anna sekali lagi
"Apa itu penting?"
Anna tidak mempedulikannya lagi ia kembali duduk dan membaca buku yang selalu dibawanya.
Merasa tidak dipedulikan, Acturas segera duduk disamping Anna.

"Lo kenapa belum pulang?"
Mendengar perkataan yang sama Anna mulai kesal dengan laki-laki yang berbeda disampingnya
"Udah aku katakan tadi, aku nggak mau pulang kalau kamu mau pulang ya pulang aja jangan banyak tanya"kata Anna meninggikan suaranya
"Udah?"
"Udah apa?"
"Marahnya"
Anna seketika terdiam mendengar kata Acturas.

Melihat Anna yang sudah diam Acturas mencoba mengubah posisinya menghadap gadis yang disampingnya tadi.
"Lo tau? Perempuan itu nggak boleh sendirian di luar. Rumah menjadi tempat perlindungan kedua setelah tuhan dan lo sekarang harus pulang."
Anna mencerna perkataan cowok yang berada di hadapannya. Dia benar, terkadang semesta tidak berada di pihakmu.
Itulah kata yang ada dipikiran Anna

"Nah karena hari makin sore dan bus tidak akan datang bagaimana kalau kita pulang sama taxi aja"
Kata Acturas berdiri melihat jalan raya yang dipenuhi mobil dan motor yang lalu lalang

Beberapa menit kemudian usaha Acturas berhasil ia mendapatkan satu taxi yang akan mengantarnya pulang.

"Mau pulang mas?"
Kata supir taxi tersebut
"Iya pak"
Acturas mendekati taxi tersebut dan segera naik. Melihat Anna yang masih stand by. Acturas langsung menarik tangan Anna dan menyuruhnya masuk.

"Oke pak jalan"
Supir taxi menjalankan mobilnya
"Mas mau kemana?"
Tanya supir taxi kepada Acturas. Acturas menyebutkan alamat rumahnya dengan penuh semangat sedangkan Anna disampinya hanya memandangi kota lewat kaca mobil.
"Nengnya mau kemana?"
Hening tidak ada jawaban dari mulut Anna. Melihat Anna yang tidak mempedulikan pertanyaannya jadi Acturaslah yang menjawab
"Dia turunnya di rumah saya aja pak, katanya nggak mau pulang kalau nggak kerumah saya dulu pak"
Kata Acturas dengan senyuman jahil diwajahnya
Anna membulatkan matanya setelah mendengar perkataan Acturas.
"Enak aja kerumah kamu"
"Lah katanya nggak mau pulang"
"Bukan berarti aku mau kerumah kamu, ini pak tolong antarkan saya ke alamat ini ya pak"
Ucap Anna memberikan Handphonenya yang sudah tertulis alamat didalamnya.

Sepanjang perjalanan keadaan dalam mobil lengang seakan rumah kosong yang ditinggalkan ditambah lagi jalanan kota yang macet tentu membuat Anna tidak nyaman dengan kondisi ini.

"Na minum dulu"
Kata Acturas menyodorkan botol minuman yang ditolak oleh Anna.
"Pasangan kok berantem sih mas, nggak baik lo" kata pak supir yang memperhatikan mereka sejak tadi
"Pasangan? Enggak kok pak malahan dia bukan siapa-siapa pak" kata Anna yang langsung menyambar perkataan supir tadi
"Loh kalian cocok lo yang satu ganteng yang satunya lagi cantik Fix kalian sangat cocok"

Apa ini semesta kenapa kamu mempertemukanku dengan orang menyebalkan ini
Kata Anna dalam hati yang pasrah akan keadaan

"Hmmm jadi kami cocok ya pak?"
"Tentu"
"Ah sayang pak, saya belum menyukainya, do'ain aja pak besok lusa semoga rasa itu hadir ya pak"
"Ih apaan sih"
Acturas tertawa melihat wajah Anna yang kesal. Baginya wajah Anna akan terlihat sangat cantik jika ia marah.
"Mau na?"
"Mau apa?"
"Mau jadi calon wanita gue?"
"Udah deh Ras jangan buat aku semakin marah ya, baru kenal udah ngeselin aja"
Acturas kembali tertawa melihat wajah Anna yang sudah kesal dengannya begitu juga dengan supir Taxinya.

***

45 menit mereka habiskan dijalan, karena jalan raya hari ini macet jadi mereka harus menghabiskan waktu didalam mobil.

"Pak disini aja turunnya ya pak"
"Kenapa nggak sekalian depan rumah neng, tanggung lo"
"Nggak usah pak"
"Oooh jadi gitu biar gue nggak tau rumah lo na?"
"Kalau aku kasih tau kamu akan ngapain?"
"Bisa jadi gue kerumah lo"
"Nah mangkanya nggak aku kasih tau, ini pak ongkosnya"
Ucap Anna bersiap-siap untuk turun dari mobil.
"Terimakasih neng"

Mobil melanjutkan perjalanannya mengantarkan Acturas pulang. Jarak antara rumah Acturas dan Anna tidak terlalu jauh hanya dipisah oleh jalan yang berbeda. Hanya butuh 15 menit akhirnya mereka sampai.

Acturas bergegas turun dari mobil karena ia sudah merasa lelah memenuhi tugasnya dibumi sebagai seorang manusia yang menuntut ilmu.

Acturas berjalan perlahan-lahan menuju pintu rumah yang tidak dikunci oleh mamanya. Sesampainya di rumah...

"Aku pulang" kata Acturas memasuki rumahnya. Mamanya yang menunggu di ruang keluarga tampak antusias menyambut anaknya
"Eh beban keluarga sudah sampai"
"Yakali orang seganteng ini beban keluarga ma"
"Bercanda Ras ayo masuk sayang"
Acturas kemudian berjalan memasuki rumahnya dan terlihatlah seorang yang tidak asing baginya yang duduk di ruang keluarga sambil nonton TV

"Hanif sejak kapan lo di sini?"
"Sejak doraemon kehilangan kantong ajaibnya Ras"
"Eh Hanif bercanda aja maunya" kata mama Acturas yang menyusul Hanif untuk menonton TV juga.
"Lo ngapain disini?"
"Nggak boleh kesini maksudnya nih?"
"Tentu boleh Haniif gue cuma nanya lo ngapain kesini, masa kerumah orang nggak ada tujuannya."
"Hehehe tadi gue kesini mau ngantarin rendang wahai Acturas, lo tau kan bunda gue kemarin baru pulang dari Padang jadi gue antarin lah. Sama minta ajarin Kimia"
"Minta ajarin atau minta tolong ngerjain tugas?"
"Dua duanya"
"Udah kebaca, udah ah gue ganti baju dulu"
"Asshiiiaap"

*
*
*
*
*
Bagaimana next nggak?
Silahkan Votmen ya:)
Thanks yang udah baca
Semoga harimu menyenangkan:)

ActurasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang