*HAPPY READING*
Langit semakin gelap, hembusan angin perlahan-lahan semakin menyakitkan. Tepat pada pukul 22:07 WIB, seorang gadis dengan balutan kain serba hitam, berjalan gontai menuju rumah yang berada tidak jauh darinya. Ia berjalan dengan keringat yang membanjiri seluruh tubuhnya, entah apa yang dilakukan oleh gadis itu. Yang pasti, kelelahan tercermin di wajahnya.
Selang beberapa menit, rumah yang dituju akhirnya sampai. Ia bisa melihat, seseorang menunggu kepulangannya. Dan benar, ketika gadis itu hendak melangkah masuk, dengan cepat wanita paruh baya itu memeluknya sambil berkata
"Kamu baik-baik sajakan? Nggak ada yang lukakan?" Tanya wanita itu tak lain adalah Safwana atau Wana.
Gadis itu tak menjawabnya, hanya helaan napas terdengar. Dengan cepat Wana melepaskan pelukannya, kemudian beralih memeriksa seluruh tubuh putrinya guna memastikan dia baik-baik saja. Karena merasa risih, akhirnya Anna mengeluarkan suara
"Apasih Ma, jangan lebay gitu deh."
Mungkin terdengar agak kasar, tapi Wana memakluminya. Ia hanya bisa diam menatap putrinya."Udah, aku mau tidur," lanjutnya kemudian pergi meninggalkan wanita itu di depan pintu rumah mereka.
***
Hari rabu kembali hadir, cuaca hari ini tidak secerah kemarin. Mungkin kata yang tepat untuk hari ini adalah mendung. Walaupun begitu, cuaca hari ini sangat ditunggu-tunggu oleh semua murid sekolah Aksara Bangsa. Tepatnya di kelas XI IPS 2, terlihat tiga orang gadis sedang berbincang-bincang antara satu sama lain, karena kelas itu sedang kosong atau jam kosong.
"Tumben cuaca mendung," ucap salah satu dari mereka yaitu seorang gadis dengan rambut yang dikuncirnya.
"Iya, tumben amat. Tapi nggak pa pa deh, adem sedikit," tambah temannya yang bernama Claira.
"Eh iya, lo tau nggak Ell? Saat lo nggak masuk beberapa hari kemarin, ada berita gempar lo," ungkapnya balik pada gadis yang berada di sampingnya dengan name tag Ellen.
"Berita apa?" jawabnya mulai serius
"Yakin lo nggak tau? Ini tentang Acturas sama anak baru itu loh," lanjut Ayraa yang membuat Ellen diambang penasaran.
"Sini gue cerita,"
Yap, ceritapun dimulai. Gadis yang bernama Ayraa itu menceritakan segala hal yang didengarnya beberapa hari lalu. Tentang Acturas yang membawa anak baru itu pergi, tentang Acturas yang mengobati lukanya.
Hal ini sukses membuat wajah Ellen merah padam. Perlu diketahui, Ellen, Claira, Ayraa, Thara, dan Naila merupakan satu geng yang dibenci sekaligus yang sering dijauhi oleh semua murid di SMA ini. kenapa begitu? Karena, ketika salah satu dari mereka menyukai siswa di SMA ini, mereka bertekad untuk tetap mengklaimnya walaupun siswa tersebut tidak suka.
Mereka semua bukan berasal dari kelas yang sama, dua dari mereka yaitu Thara dari kelas XI IPA 3 dan Naila XI IPA 2. Artinya, Naila sekelas dengan Safwana Arieska atau Anna atau anak baru yang mereka sebutkan tadi. Selain itu, geng ini juga tidak main-main ketika seseorang mencari masalah dengan mereka. Sampai-sampai seseorang bisa keluar dari sekolah ini. Gila bukan? Mungkin ini tidak akan terjadi kalau Ellen bukan seorang anak dari orang tua yang memiliki Yayasan atas sekolah ini. Dan karena itu, guru-guru yang ada di sekolah ini sangat menghormati Ellen dan orang tuanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Acturas
Teen FictionSetelah membaca isi surat yang ditemukan dalam saku jaket Acturas, membuat laki-laki tersebut bertanya-tanya siapa orang yang menulis dan menyelamatkannya pada malam itu. Acturas Davient Fadeyka seorang siswa dari sekolah SMA Aksara Bangsa...