"Maaf jika aku mengemas cinta di tempat yang tidak selayaknya. Membawa sejuta keegoisan, yang mungkin bagimu itu menyakitkan. Tapi, inilah caraku mencintaimu. Dan percayalah, rasa ini hanya untukmu."
~Wisnu Adiyakta~_Happy Reading_
Deg.Virana menatap tak percaya.Ada apa di antara Diara dan kakaknya? Apakah mereka punya hubungan? Wisnu terlihat sangat marah ketika melihat Diara terluka. Apakah Wisnu benar-benar menaruh rasa pada Diara? Bahkan Virana tidak pernah tau jika kakaknya dekat dengan Diara, tidak biasanya Wisnu tertutup dengannya.
"LO SEMUA BISU?" Wisnu sangat murka. Matanya menatap satu persatu dari mereka dengan tajam.
"Abang ada hubungan apa sama Diara? Khawatir banget kayanya, padahal cuma luka kecil," kata Virana.
"Sekecil apapun luka itu,kalo emang nyakitin Diara ... gua gak akan tinggal diam!" raut wajah Wisnu bertambah sangar, pria ini benar-benar marah.
"Kak, aku gapapa kok. Udah diobatin juga sama Kak Dio," ucap Diara.
"Udah, yaa? Jangan emosi mulu, ntar cepet tua loh," lanjutnya.
Wisnu beralih menatap Diara. Ia memejamkan matanya sejenak, lalu membukanya lagi. Nampaknya sekarang Wisnu sudah lebih tenang, ekspresi marahnya perlahan memudar.
"Astaghfirullah," batin Wisnu.
Yeay! Akhirnya istighfar juga si Abang bar-bar. Semoga perlahan sikapmu juga melembut ya, Bang wkwk.
"Ayo, gua anterin lo pulang," ajak Wisnu pada Diara.
"Terus gue pulang sama siapa? Kalo lo nganterin dia," kata Virana.
"Diara pulang sama gua, lo kan boncengan sama adek lo. Yakali lo ngebiarin adek lo pulang sendiri."
Ucapan Aldio ada benarnya. Kini Wisnu hanya bisa pasrah, tidak mungkin juga ia membiarkan adiknya pulang sendirian. Wisnu bisa habis kena omelan papanya nanti.
"Oke, tapi jangan sentuh dia! Inget! Kita masih musuh!" tegas Wisnu.
"Kita emang musuh, tapi kalo soal jagain Diara ... kita bisa kerjasama," sahut Aldio santai.
"Gua suka gaya lo." Wisnu tersenyum lega menanggapinya.
"Mereka berdua akur? Dan itu cuma demi jagain aku?" batin Diara tak percaya.
Seorang Wisnu Adiyakta yang terkenal bar-bar dan kejam, mau berdamai dengan musuhnya? Eitss, ingat! Ini hanya sementara. Semua ini hanya demi menjaga Diara.
...
Rumah Diara
15:00 WIB"Makasih, ya, Kak."
"Sama-sama, gua langsung balik, ya," pamit Aldio.
"Eh, bentar. Mampir dulu, Kak. Sekalian aku mau balikin jaket Kak Dio," kata Diara.
"Besok aja deh, yaa. Gua gak enak nih kalo mampir. Udah sore," sahut Aldio.
"Oke deh. Hati-hati di jalan, Kak Dio."
"Ganteng," lanjutnya dalam hati.
Aldio melajukan ninja merahnya dan melesat jauh. Diara berjalan pincang masuk ke dalam rumahnya. Di sana sudah ada Elang yang duduk di sofa sambil menatap layar ponselnya.
"Game terosss," sindir Diara.
"Bodoamat," sahut Elang yang masih fokus menatap layar ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me Diara || On Going
Teen Fiction~FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA~ "Jika memang cinta itu benar adanya, maka tidak seharusnya egois ada di antara kita." ~Diara Ardinata~ "Maaf jika aku mengemas cinta di tempat yang tidak selayaknya. Membawa sejuta keegoisan, yang mungkin bagimu itu men...