"Ini tentang rasa yang dirasakan. Rasa bukan hanya soal rasa bahagia. Luka yang membuatmu berduka juga bagian dari rasa. Dan rasa itu tidak akan ada habisnya. Karena mati rasa pun masih disebut rasa."
~Imdittaa~_Happy Reading_
Pria itu berjalan cepat menghampiri Diara dengan raut wajah sangarnya. Lalu ia menarik paksa tangan Diara agar gadis itu mengikuti langkahnya."Ikut gua!"
"Awwshh s-sakit, Kak." Diara meringis kesakitan ketika Wisnu mencengkeram kuat pergelangan tangannya.
"GAK USAH BANYAK NGOMONG! IKUT GUA SEKARANG!" lagi-lagi Wisnu membentaknya.
"T-tapi .... "
"Apa? Berkali-kali gua ingetin sama lo, GAK ADA COWOK LAIN YANG BERHAK DEKETIN LO, KECUALI GUA!" Wisnu semakin melantangkan suaranya.
"LO DENGER GAK?"
"I-iya, Kak."
"LIAT KE SINI!"
Diara masih menundukkan kepalanya, gadis itu benar-benar ketakutan. Sebenarnya ada rasa ingin melawan, tapi Diara bisa apa? Bagaimana caranya agar Wisnu berhenti memperlakukannya dengan kasar?
"DIARA, LIAT GUA! SEKARANG!" Wisnu mendongakkan wajah Diara dengan kasar. Bahkan ia mencengkeram kuat dagu Diara dengan tangannya.
Bulir air mata itu mulai membasahi pipi Diara. Ya, gadis itu sudah tidak sanggup lagi menahan air matanya. Ia benar-benar sudah lelah diperlakukan kasar oleh Wisnu.
Apakah Aldio dan yang lainnya hanya diam saja melihat semua ini? Tentu tidak!"Lepasin tangan lo," ucap Aldio datar.
Wisnu tak menghiraukan ucapan Aldio, pria itu justru hanya melempar senyum liciknya.
"Wisnu Adiyakta, LEPASIN TANGAN LO!" Aldio berjalan mendekati keduanya.
"Lo selalu ikut campur sama urusan gua, Aldio Bagaskara." Wisnu beralih menatap Aldio.
"Astaga, Diara," lirih Chessa yang tak tega melihatnya.
"Bakal perang lagi," gumam Reon.
"Jangan pikir gua bakal lupa sama kejadian dulu, waktu lo rebut Sella dari gua!" tegas Wisnu.
"Gua? Ngerebut Sella? Bro, cinta itu ada karena satu rasa yang muncul dari dua hati. Sementara lo? Lo cuma mikirin perasaan lo. Apa pernah? Lo mikirin perasaan Sella ataupun Diara? GAK! LO EGOIS, LO CUMA MIKIRIN DIRI LO SENDIRI." Aldio menekan kalimatnya.
"Banyak bacot lo!"
Bughh!
Wisnu menghantamkan bogemnya tepat mengenai rahang Aldio. Sementara Diara? Gadis itu hanya bisa menjerit saat melihat Wisnu menghajar Aldio dengan buasnya. Bahkan Wisnu tak memberi Aldio kesempatan untuk membalas pukulan demi pukulan yang dilayangkannya.
"Bantuin nggak?" lirih Angga pada Reon.
"Jangan! Jangan ada yang bantuin Dio, dia gak akan mau disebut pengecut karena main kroyokan." Cegah Reon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me Diara || On Going
Teen Fiction~FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA~ "Jika memang cinta itu benar adanya, maka tidak seharusnya egois ada di antara kita." ~Diara Ardinata~ "Maaf jika aku mengemas cinta di tempat yang tidak selayaknya. Membawa sejuta keegoisan, yang mungkin bagimu itu men...