27.] Hukuman

69 28 56
                                    

"Pelajar telat itu wajar, dan merasa malu itu perlu. Tapi, jangan lupa tebar pesona (kalo lo cakep)."
~Wisnu Adiyakta~

_Happy Reading_

Dua bulan kemudian...

SMA Pelita Bangsa

Semua siswa-siswi beserta para guru SMA Pelita Bangsa berkumpul di lapangan upacara. Ya, rutinitas hari Senin. Mereka berdiri tertata rapi di dalam barisan, lengkap dengan atribut yang dipakai.

"Kalo pake topi yang bener." Aldio membetulkan posisi topi Diara.

"Udah gede, udah hobi ngaca 'kan? Lain kali kalo ngaca jangan cuma nebelin bedak, topi juga dibenerin," lanjut Aldio.

"Kak Dio ngapain di sini? Ini barisan kelas sepuluh loh, Kak," kata Diara.

"Bilang makasih kek. Malah nanya."

"Oh iya. Makasih, Kak Dio."

"Lain kali kalo pake dasi juga yang bener. Udah kelas dua belas, masa ngga bisa pake dasi." Lanjut Diara sambil membetulkan dasi Aldio.

"Ck, gua gak suka pake dasi terlalu kenceng gini. Longgarin dikit lah," kata Aldio.

"Eits, ini bukan pasar. Dilarang tawar-menawar," sahut Diara.

"Kembali ke barisan!"

Salah satu petugas upacara menarik seragam Aldio agar ia kembali ke dalam barisannya.

"Kelas dua belas di sini, bukan di sana!" tegas Reisya.

"Gak usah sok tegas! Gua cuma mau jaga-jaga aja, siapa tau ada yang pingsan," ujar Aldio.

"Modus," singkat Reisya, kemudian ia berjalan ke depan.

Upacara pun segera dimulai. Semua peserta upacara berdiri tegak dengan pandangan lurus ke depan. 20 menit berlalu dengan khidmat, sebelum akhirnya seorang siswi tiba-tiba pingsan. Hal itu membuat beberapa peserta upacara menoleh ke arahnya.

"PMR!"

Diara berteriak sembari melambaikan tangannya ke arah belakang. Terlihat 4 anggota PMR berlari ke dalam barisan. Lalu mereka membawa siswi itu ke ruang UKS. Setelah itu keadaan kembali tenang.

10 menit kemudian...

Upacara telah selesai. Semua peserta masih dalam posisi istirahat di tempat. Ya, seperti biasa. Setiap selesai upacara akan ada pengumuman dari sekolah.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Ucap Pak Noval memberi salam.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

"Astaga, calon suami gue," lirih Chessa.

"Lah? Seleranya om-om." Celetuk Diara.

"Yang penting bukan duda," sahut Chessa.

"Emang kalo duda kenapa?" tanya Queena.

"Eh, tapi kalo dudanya kaya Pak Opal gapapa deh. Chessa tetep cintakk," kata Chessa.

"Jadi ngeri." Diara terkekeh.

Call Me Diara || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang