_Happy Reading_
Pagi ini tak seperti biasanya. Rasanya Diara malas sekali membuka matanya. Apalagi luka di kakinya masih terasa nyeri. Tapi, ia harus tetap berangkat ke sekolah. Walaupun hari ini kegiatan belajar belum dimulai. Lagipula di rumah tidak ada kegiatan yang menyibukkannya. Lain halnya jika Diara berangkat ke sekolah, di sana ia akan bertemu dengan teman-temannya yang selalu membuat Diara jauh dari rasa bosan.
Namun di sisi lain, sebenarnya ada sedikit rasa trauma atas kejadian yang dialaminya kemarin. Diara masih bertanya-tanya siapa pelaku atas kejadian itu. Dan jika memang kejadian itu disengaja, siapa yang merencanakannya? Siapa yang ingin mencelakai Diara? Apa alasannya? Apakah Diara pernah berbuat salah padanya? Entahlah.
...
SMA Pelita Bangsa
XII IPA 2"Kak Reon, aku mau ngomong."
Seketika Reon, Zaky, Derry, dan Angga menoleh ke sumber suara. Nampak Aira yang datang dengan ekspresi tak biasa, gadis itu sepertinya sedang marah.
"Dedek gemes kenapa tuh?" bisik Zaky.
"Mau ngomong apa? Ngomong aja di sini." Reon beranjak dari duduknya.
"Aku mau ngomong empat mata sama Kakak," kata Aira.
"Ngomong di sini aja, Neng. Kita bertiga tutup mata nih," ucap Zaky sedikit bercanda.
"Lo kalo bercanda liat situasi, goblokk! Liat tuh!" Angga melirik ke arah Aira.
"Wahh bakal ada perang, nih. Mampus lo." Bisik Zaky pada Reon.
Aira menarik tangan Reon, ia membawa Reon keluar dari kelas. Hal itu membuat ketiga teman Reon ikut mengintip di balik tembok dekat pintu kelas.
"Lo kenapa, sih?"
"Masih nanya aku kenapa? Kak Reon nggak sadar kalo punya salah?" Aira menatap Reon dengan matanya yang mulai berkaca-kaca.
"Gua ada salah sama lo? Emang salah gua apa?"
Plakkk!
"Anjir, digampar." Lirih Zaky yang mengintip keduanya.
"Lo nampar gua? Salah gua apa? Jelasin sama gua!" Reon masih tak mengerti.
"Kak Reon kemarin ke mana? Kak Reon tau nggak sih? Aku di sekolah sampe jam lima sore, karena nungguin Kak Reon. Kalo emang nggak bisa nganterin pulang, Kak Reon harusnya ngabarin aku dulu," ujar Aira.
"Sorry ... kemarin gua ada urusan mendadak, jadi nggak sempet ngabarin lo." Reon menggapai tangan Aira, lalu mengusapnya lembut.
"Bentar, itu jidat lo kenapa? Kok lebam gitu?" tanya Reon.
"Urusan apa? Urusan sama cewek lain? Kak Reon selingkuh 'kan?" Aira tak kuasa menahan air matanya.
"Wanjirrr, Reon selingkuh? Yang bener aja," lirih Angga yang mengintip keduanya.
"Lo nuduh gua selingkuh?"
"Bukan nuduh, emang kenyataannya 'kan? Kemarin aku digebukin di gudang. Abis itu gudangnya dikunci dari luar. Untung aja ada kak Praja yang nolongin aku, kalo engga ... mungkin aku udah mati di gudang. Dan kak Praja bilang, dia liat Kak Reon UDAH PULANG BONCENGAN SAMA YEOSHA!" Aira menekan kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me Diara || On Going
Teen Fiction~FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA~ "Jika memang cinta itu benar adanya, maka tidak seharusnya egois ada di antara kita." ~Diara Ardinata~ "Maaf jika aku mengemas cinta di tempat yang tidak selayaknya. Membawa sejuta keegoisan, yang mungkin bagimu itu men...