"Bukan cintanya yang gagal. Tapi, rasa gengsinya yang tebal. Dan yang tersisa hanyalah sesal."
~Aldio Bagaskara~_Happy Reading_
Hari ini tepat seminggu setelah Sella dan Nando dikeluarkan dari sekolah. Seisi sekolah sudah mengetahui sebab keduanya dikeluarkan. Berita tentang keduanya telah menjadi angin lalu. Keadaan sekolah sudah kembali seperti semula, tidak ada kabar buruk ataupun gosip miring. Eh, belum ya bukan tidak.
XII IPA 2
Aldio duduk di kursi pojok kelas. Ia masih tak menyangka jika Sella dikeluarkan dari sekolah. Diakui atau tidak, Aldio pernah gagal move on dari Sella. Sebenarnya dulu putus bukanlah pilihannya. Aldio pikir jika ia putus dengan Sella, perang dingin antara ia dengan Wisnu akan mereda. Tapi, ternyata tidak. Wisnu terlanjur sakit hati dibuatnya.
Tapi, lihatlah sekarang. Perlahan banyak perubahan yang muncul di antara keduanya. Sepertinya ada tanda-tanda perdamaian, dan itu semua karena hadirnya Diara di antara keduanya. Mungkin Diara pernah hampir membuat keduanya perang dingin, sama seperti saat dulu keduanya memperebutkan Sella.
Namun, kali ini beda. Diara adalah gadis unik, karakternya sangat aneh. Diakui atau tidak, Aldio telah menaruh hati padanya. Sedangkan Wisnu? Ia juga masih berjuang mendapatkan cintanya. Jika nanti Diara lebih memilih Aldio, mungkin Wisnu akan menjadi sadboy untuk ke-dua kalinya.
"Gadis aneh." Aldio tersenyum tipis saat mengingat Diara.
"Siapa yang aneh?" tanya Reon yang mendengarnya.
"Itu papan tulisnya miring, aneh jadinya," kata Aldio.
"Ck, gak penting."
Hening.
"Eh, sejak dikeluarin dari sekolah Sella gak ada kabar loh. Lo gak mau nyari dia?" tanya Reon.
"Ngapain dicari? Lagian gua udah bukan siapa-siapanya lagi," sahut Aldio.
"Emang lo gak peduli sama dia? Itung-itung ngasih semangat gitu buat dia, pasti dia down banget sekarang," ujar Reon.
"Gua malah kepikiran Nando. Gak nyangka, keliatannya kalem banget tuh. Eh, ternyata .... "
"Dendam bisa merubah segalanya, boss," kata Zaky.
"Emang Nando punya dendam apa sama Sella?" Angga kepo.
"Jadi dulu waktu SMP, Nando pernah nembak Sella di lapangan sekolah. Nando ngumpulin semua temen-temennya buat jadi saksi cintanya sama Sella. Tapi, ditolak mentah-mentah sama Sella. Kebayang kan gimana rasanya? Udah malu, sakit hati pula," jelas Zaky.
"Tunggu, kok lo bisa tau?" tanya Aldio.
"Gua kan waktu SMP satu sekolah sama mereka berdua, boss," jawab Zaky.
Mendengar jawaban Zaky, Aldio hanya ber'oh ria. Tapi, tidak seharusnya Nando berbuat sejauh ini hanya karena alasan sakit hati. Eits, jangan salahkan Nando. Semua orang punya karakter yang berbeda-beda, mungkin begitulah cara Nando mengobati sakit hatinya. Ya, dengan cara menyakiti Sella.
"Btw, bulan depan udah ujian. Gak nyangka bentar lagi kita lulus woy!" celetuk Angga.
"Iya, lo bener. Kelas dua belas sesingkat ini," lanjut Reon.
"Ntar kalo udah lulus, yang paling ngangenin dia." Aldio menunjuk ke arah Zaky.
"Iya lah, gua kan paling lucu dan mempesona," sahut Zaky.
"Bukan! Lo paling eror." Aldio terkekeh.
"Paling bego? Terus apa lagi? Sini bilang, gua terima kok," ucap Zaky kesal.
"Canda, gua bakal kangen sama kebersamaan kita," kata Aldio.
"Aaaa cedihh, pen peyuk Abang." Zaky merentangkan tangannya. Hal itu membuat kelima temannya bergidik ngeri, eh jijik maksudnya.
"Sorry, gua gak minat," ucap Aldio datar.
"Teganya dirimu." Zaky memasang raut wajah memelas.
"Ck, muka lo udah ngenes. Itu malah jadi mirip cebong ditinggal emaknya, goblok!" Derry menjitak kepala Zaky, seperti biasanya.
"Gua seneng punya temen kaya kalian, walaupun rusuh tetep tau aturan." Aldio merangkul mereka.
"Cowok ganteng password-nya?!" seru Zaky.
"KITA DOANG, ZAKY KAGA!" sahut yang lain kompak.
"Bangsat! Tai kudanil lo semua!"
"Tai aja ganteng, masa lo enggak," kata Fathan yang disusul tawa mereka.
...
Sepulang sekolah, Diara masih berdiri di teras kelas. Entah menunggu siapa, yang jelas ia sendirian di sana. Sesekali ia menatap ponsel yang digenggamnya.
Blubb! Blubb!
Kak Elang
Kamu di mana?
Kakak udah di depan gerbang nihRead.
Diara bergegas menuju gerbang sekolah. Dari jauh ia bisa melihat Elang yang duduk di atas motornya. Baru saja ingin melanjutkan langkahnya, seseorang menghadang langkah Diara. Hal itu membuat Diara menabrak dada bidang itu.
"Mentang-mentang badan gede-"
"Ssstt!" Aldio memotong kalimat Diara.
"Ikut gua bentar." Aldio menarik tangan Diara.
"Eh, mau ke mana? Aku udah ditungguin, Kak."
"Ditungguin si-"
"DIARA," panggil Elang yang melambaikan tangan ke arah Diara.
"Duluan ya, Kak," pamit Diara. Gadis itu langsung berjalan menghampiri Elang.
"Gua telat lagi, ternyata lo udah jadi milik orang ya, Ra? Ck, risiko cowok gengsian kali ya? Bego!"
Aldio merutuki dirinya sendiri. Ia berpikir bahwa Elang adalah pacar baru Diara. Ya, karena Aldio belum tau jika Elang adalah kakak sepupu Diara.
Jadi sebenarnya Aldio ingin mengungkapkan perasaannya pada Diara hari ini. Tapi, karena kesalahpahaman ini Aldio mengurungkan niatnya. Aldio pikir Diara telah menjadi milik orang lain. Mulai saat itu Aldio berjanji tidak akan mendekati Diara, agar ia tak dianggap sebagai perusak hubungan orang.
"Oke, no problem. Lo bebas milih siapa aja. Asal orang itu bisa bikin lo bahagia, Ra. Jodoh gak bakal ketuker 'kan?" batinnya.
Aldio tersenyum hambar menatap ke arah Diara yang terlihat sangat nyaman dan bahagia bersama Elang.
***
Jujur, part ini idenya ngawur banget:v
Maaf yaa kalo nggak jelas:(
Thank's and see you next part♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me Diara || On Going
Ficção Adolescente~FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA~ "Jika memang cinta itu benar adanya, maka tidak seharusnya egois ada di antara kita." ~Diara Ardinata~ "Maaf jika aku mengemas cinta di tempat yang tidak selayaknya. Membawa sejuta keegoisan, yang mungkin bagimu itu men...