_Happy Reading_
Hari ini adalah PTS pertama dengan jadwal Bahasa Indonesia, PAI, dan PPKn. Sebelum bel masuk berdering, siswa-siswi SMA Pelita Bangsa memanfaatkan waktu untuk mempelajari materi mapel pertama, yaitu Bahasa Indonesia. Tidak semua siswa-siswi belajar, beberapa dari mereka memilih membuat contekan. Bahkan ada yang bergosip ria, sibuk bercanda dengan teman-teman mereka.
Di pojok kelas, sekelompok siswa-siswi sedang sibuk dengan buku masing-masing. Sesekali salah satu dari mereka melontarkan pertanyaan seputar materi pelajaran Bahasa Indonesia. Diara, Rama, Queena, Chessa, Aira, dan Jojo. Mereka berenam duduk melingkar di lantai kelas. Jangan tanya di mana Endro, ia lebih memilih membuat contekan berupa catatan di selembar kertas. Dahlah, Endro dah sesat.
Kringggg!
"Anjirr, gua belom kelar nyatetnya," gerutu Endro yang buru-buru menghentikan kegiatannya.
"Rasain lo! Ntar kalo gak bisa jawab, jangan nanya gua!" ucap Jojo yang dibalas lirikan tajam Endro.
"Semangat sepuluh IPA satu!" seru Diara menyemangati teman sekelasnya.
"ASIAPPPP!" sahut mereka, kecuali Virana dan Yeosha, yang hanya menatap tak suka.
"Caper," singkat Virana.
"Biasalah, merasa paling pintar di kelas. Jadi pedenya maksimal," sindir Yeosha yang kebetulan duduk tepat di belakang Virana.
Semua siswa-siswi duduk di bangku masing-masing sesuai urutan nomor. Diara nampak duduk tenang di bangku pojok tembok. Sesekali gadis itu memejamkan mata, mulutnya komat-kamit tapi bukan membaca mantra gaiss, Diara sedang mengingat dan menghafal materi yang tadi ia pelajari.
Di kelas lain, tepatnya XII IPA 2. Siswa-siswi di sana sudah siap menunggu guru pengawas datang. Beberapa dari mereka tampak tegang, tapi sebagian besar dari mereka justru terlihat tenang dan santai.
"Demi apa? Tadi gua liat si boss belajar," celetuk Zaky heboh.
"Wajar lah, emang kenapa?" tanya Reon yang kini menoleh ke arah Zaky.
"Ini pertama kalinya gua liat dia belajar, bro!" sahut Zaky sedikit ngegas.
"Santai woi! Lo ngomong pake kuah anjir, muncrat sampe muka gua!" ucap Reon tak terima.
"Hahaha, hati-hati mengandung semur jengkol," celetuk Angga yang disusul tawa seisi kelas, kecuali Aldio sang ketua kelas.
"Maksud lo? Gua hamil, isinya semur jengkol?" Zaky melirik ke arah Angga.
"Goblok! Pelajar macam apa lo? Gitu aja gak paham!" sarkas Derry.
"Lah? Eyke cuma bercanda kali, Mas Derry sayang," ucap Zaky manja.
"Plastik mana plastik? Mau muntah gua!" kata Derry yang mendengar ucapan Zaky.
"Selamat Pagi, dua belas IPA dua," sapa seorang guru yang masuk ke kelas itu.
"Pagi, Bu," sahut mereka.
"Bu Sandra makin cantik aja nih," ucap Zaky memuji.
"Zaky Nurhadi, sekali lagi kamu godain saya ... besok nilai Biologi kamu kosong!" ancam Bu Sandra.
"Kosongin aja, Bu," ucap Angga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me Diara || On Going
Novela Juvenil~FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA~ "Jika memang cinta itu benar adanya, maka tidak seharusnya egois ada di antara kita." ~Diara Ardinata~ "Maaf jika aku mengemas cinta di tempat yang tidak selayaknya. Membawa sejuta keegoisan, yang mungkin bagimu itu men...