"Dear Diarot. Aku menyayangimu, gadis aneh."
~Aldio Bagaskara~_Happy Reading_
SMA Pelita Bangsa
Diara duduk di rooftop sekolah, dari atas sana ia bisa melihat murid yang berlalu lalang di halaman sekolah. Kali ini Diara sendiri, tanpa dua temannya. Entah apa yang membuat gadis itu menyendiri, tanpa disadari kebiasaannya dulu terulang lagi. Diara kembali berteman dengan rasa sepi, menjauhi semua keramaian yang mengusik ketenangannya.
"Aaaaaaaaaa!" teriak Diara.
"WOY! BERISIK! LO NGAPAIN DI SITU?"
Diara mencari suara itu, ia menatap sekelilingnya. Namun, tidak ada siapapun di sana kecuali dirinya.
"GUA DI BAWAH."
Sontak Diara langsung menghadap ke bawah. Melihat siapa yang berteriak kepadanya.
"Kak Dio," lirihnya saat melihat Aldio berdiri di bawah sana.
"Tunggu di situ, jangan pergi dulu."
Sepertinya Aldio yang akan menemani Diara di rooftop. Menemani? Entahlah, bisa jadi Aldio hanya akan mengusik ketenangannya. Siapa yang bisa menebak Aldio? Pria itu penuh kejutan. Kadang baik dan penuh perhatian. Tapi, kadang juga menyebalkan.
Tak butuh waktu lama, Aldio telah sampai di rooftop. Ia berjalan mendekati Diara, lalu duduk di sampingnya.
"Kak Dio ngapain ke sini?" Diara masih menatap lurus ke depan.
"Gak tau. Jaga-jaga aja, siapa tau ntar lo bunuh diri," sahut Aldio.
"Kak Dio khawatir sama aku?"
"Dihh, gak lah! Gua cuma pengen jadi saksi aja, kalo misal ntar lo beneran loncat dari sini ... gua bisa tuh videoin biar viral," ucap Aldio santai.
"Ck, siapa juga yang mau loncat?" Diara berdecak kesal.
"Lagian lo teriak-teriak di sini tadi, gua kira lo mau loncat. Ada masalah apa, sih? Lo frustrasi? Depresi? Atau ... patah hati?"
Diara beralih menatap Aldio, tidak biasanya pria itu melontarkan pertanyaan bertubi-tubi.
"Kak Dio abis makan apa? Tumben banget cerewet, biasanya cuek bebek."
"Gak usah ngalihin pembicaraan! Lo cukup jawab pertanyaan gua yang tadi, dan gak ada salahnya juga 'kan? Kalo gua peduli sama lo." Aldio beralih menatap Diara. Kini keduanya saling menatap.
Hening.
"Oke, kalo lo gak mau jawab pertanyaan gua gapapa. Gua tau lo butuh waktu sendiri, gua ganggu ya? Ya udah. Gua pergi dari sini." Aldio beranjak dari duduknya.
"Aku bingung, Kak. Aku ngga tau siapa orang tuaku, dari kecil aku cuma hidup sama oma. Aku ngga pernah liat wajah orang tuaku. Aku ... aku iri sama mereka yang sampe sekarang masih bisa ke mana-mana bareng orang tua mereka. Sedangkan aku? Aku ngga pernah ngerasain itu. Belum lagi soal kak Wisnu, aku udah capek dikekang. Aku pengen lepas dari dia, aku pengen bebas bergaul sama siapa aja tanpa larangan ini itu yang ngga masuk akal. Aku harus gimana, Kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me Diara || On Going
Novela Juvenil~FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA~ "Jika memang cinta itu benar adanya, maka tidak seharusnya egois ada di antara kita." ~Diara Ardinata~ "Maaf jika aku mengemas cinta di tempat yang tidak selayaknya. Membawa sejuta keegoisan, yang mungkin bagimu itu men...