Alaska #28

3.8K 77 0
                                    


"LEPASIN GUEE, GUE GA SALAH KENAPA DI HUKUM" Teriak Karina ke salah satu polisi yang berusaha memborgol tangannya

Ia menarik tangannya sehingga membuat pergelangan tangan nya berdarah "awh.." Ringisnya saat merasakan perih di pergelangan tangan

Polisi itu tersenyum "Berdarah kan, makanya nurut kamu ini udah bunuh orang masih aja ngeyel"

Karina menatap sengit, ia mencekek polisi itu membuat suasananya menjadi suram

"Bawa dia ke sel penjara, dan majukan hari hukuman mati nya." Suruh Senior polisi

-

Di sisi lain, di rumah sakit yang sepi tidak ada suara melainkan hanya suara alat detak jantung yang mengisi ruangan

Sedangkan Aska menggenggam erat lengan gadisnya yang masih belum sadar dan melirik adiknya yang terbaring lemah tidak berdaya dengan infus di tangannya

Di sela sela ia menatap kondisi adiknya air tiba tiba menetes di pipi mulus nya, Devan masuk ke ruangan tersebut ia melirik Aska dengan mata yang sembab dengan segera ia berjalan mendekat ke arah Aska, putranya

Ia menepuk pundak anaknya itu dan mengusap rambutnya, Aska yang menyadarinya langsung menghindar dari Devan.

Devan yang melihatnya pun merasa sesak di dada saat mengetahui tingkah Aska yang berusaha menghindar dari nya

Aska mengalihkan perhatiannya ke Alea sembari mengusap usap lengan nya, tidak lama gadisnya itu membuka mata dan memegangi keningnya

"Ashh, kepala Alea pusing..." Lenguhnya

Aska yang mendengarnya langsung mengecup kening Alea dan tersenyum manis, Pandangan Alea menuju ke arah Aira, ia tersenyum miris

"Aira belum sadar juga?" Tanya nya

Aska menggeleng, "Dia kritis"

Alea yang mendengarnya pun langsung teringat apa kata Devan, kalau Karina yang membunuh bundanya

Devan yang sedari tadi diam kini mulai membuka suara, "Udah mendingan?"

Alea diam sejenak lalu mengangguk, "Bagus kalau begitu"

Alea masih terdiam begitu pun Aska membuat suasana menjadi canggung

"Kalo gitu om ke luar dulu-"

"Alea mau tanya.." potong Alea

Devan yang mendengar nya pun langsung diam di tempat, "Kenapa Karina sampe ngelakuin ini ke bunda sama Aira?"

Aska hanya diam, ia menyimak dan menunggu jawaban dari Devan

Devan menggaruk tengkuk nya, ia duduk di sofa dengan satu kaki di naikan di paha

"Sebelum ada kamu Karina adalah pacar Aska hingga dia kepergok bersama lelaki lain hingga membuat hubungannya renggang dengan Aska, bukan cuma sekali. lebih dari sekali Aska melihat Karina bersama orang lain.."

Alea mencoba duduk dan mendengarkan perkataan Devan, begitupun dengan Aska
yang menyerngitkan alis

"Tau darimana?" Tanya Aska dengan singkat

Devan tersenyum manis, ia senang anaknya bertanya ke dirinya

"Papah tau dari Keyla, bunda Alea yang diam diam mengecek kondisi kamu" Jelasnya

Aska yang mendengarnya pun hanya mengangguk pelan, "Lanjut."

"Setelah Aska jengah ia memutuskan putus dengan Karina, entah saya juga tidak tau Karina ada hubungan apa dengan lelaki itu. Sampai sekarang Karina masih ngejar anak saya"

"Seperti ..." Devan memotong nya dan berfikir sebentar

"Terobsesi.."

Alea yang mendengar penjelasan dari Devan pun membeku, "Obsesi?"

Devan mengangguk lalu mendekat ke arah Alea, "Dia akan menyingkirkan siapa pun yang akan menjadi pacar orang yang dia taksir itu" Devan mengusap lembut rambut Alea

Aska yang melihatnya pun berdehem membuat Devan menyingkirkan tangannya itu

"Ah iya, om ada makanan buat kamu" Devan memgeluarkan opor ayam yang ia pesan

Alea mengendus bau nya, "Wangi, tapi kak Aska lebih suka opor ayam jadi..." Alea melirik Aska dan mulai menyendok opornya

"Aaaaa" Aska yang melihatnya pun mmebuka mulut dengan terpaksa dan menelan

Devan terkekeh saat menyaksikan anak nya dan calon mantunya itu sangat akur

"Yaudah abisin ya, papah mau keluar ada urusan" Ujarnya di balas anggukan kecil dari kedua pasangan itu

Setelah Devan keluar, Alea mulai melanjutkan menyuapi Aska

"Enak?" Tanya Alea

Aska mengangguk lalu tersenyum manis, ia mengecup pipi gembul Alea

Alea menaruh opornya dan melirik Aira yang masih terbaring tidak berdaya, ia mendekati Aira di bantu Aska

Alea menggenggam erat telapak tangan Aira yang terasa dingin sekali hingga wajah nya memucat, Alea menyelimuti badan Aira agar tetap hangat

Aska mengusap usap punggung Alea, "kaka pasti bisa ngelewatin masa kritis kaka" Ujar Alea membuat Aska tersenyum haru

"Alea juga pernah kaya kaka, Alea pernah kritis sampe sampe Bunda lupa makan gara gara nungguin Alea bangun dari kritis"  Aska yang mendengarnya pun melirik Alea

"Kritis?"

Alea mengangguk "Soalnya Alea pernah di tabrak motor, yang nyetir cowo" Ujarnya

Jantung Aska ketar ketir, Ia juga pernah menabrak orang hingga kritis. Ia mengangguk lalu tersenyum pahit

"Bisa bisanya gua nabrak cewe gua dulu"

Perut Alea berbunyi, ia menyengir saat Aska menyadarinya

"Mau makan? kamu dari tadi Siang belum makan"

"Ayoo mam, emm.." Alea melirik Aira

"Aira, Alea sama kak Aska mam dulu ya, dadahh" Ujarnya sambil melambaikan tangan

Aska yang menyaksikan nya terkekeh pelan melihat tingkah gemas Alea, Bisa bisanya Alea bertingkah gemas di kondisi seperti ini

Berhasil membuat suasananya tidak terlalu buruk karna tingkah nya.

To be continued . . .

ALASKA ー #TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang