Alaska #35

3.3K 53 0
                                    


Alea melirik sinis perempuan yang menabraknya, bukannya di tolongin orang itu sudah langsung menghilang dari hadapannya

lirih dalam benak Alea karna sikap perempuan itu yang tidak sopan

Sedangkan Aska menggendong Alea dan memangku, ia melirik luka yang ada di sikut lengan kanan yang lecet dan sedikit berdarah

Devan mendekat kearah mereka berdua, sedangkan Aira? dia hanya diam memperhatikan perempuan tadi yang menabrak Alea

"Kamu gapapa?" Tanya khawatir Aska

Mata Alea seketika berkaca kaca lalu ia mengangguk, ia tidak munafik badannya jarang lecet seperti ini

Devan merogoh saku celananya, mencari hansaplas yang biasa ia bawa kemana mana

Akhirnya ia menemukan satu hansaplas di sakunya dan memberikannya ke Aska

Teriakan Alea saat jatuh cukup membuat perhatian semua orang terarah ke dirinya, apalagi ke perempuan yang langsung pergi itu

Selesai mengobati luka Alea Aska memilih menggendong cewenya daripada kejadian tadi terulang

Aira memutar bola matanya "Makanya kalo jadi cewe jangan lemes amat napa elah, jatoh kan jadinya"

Alea yg mendengarnya pun mengerucutkan bibir ranumnya

"Di terpa angin jga melayang kali"

Aska menatap sengit Aira

"Aira.." Tegur Devan membuat mulut Aira tidak bisa mengatakan apa apa lagi selain diam

Mereka melanjutkan perjalanan hingga hampir set jam Aska menggendong Alea tanpa jeda

"Kaka..." Aska menoleh ke arah cewenya itu lalu berdehem

"hm?"

Alea menatap mata lelaki yang menggendongnya itu, "Alea berat, udah lama Kaka gendong Alea. Alea mau jalan sendiri"

Aska yang mendengar permintaan Alea pun menolak mentah mentah

"Ga."

Alea mengerucutkan bibirnya "Kenapa gitu?

"Kaka ga mau kamu terluka kaya tadi" Pipi Alea seketika memerah

Aira yang jengah dengan abangnya yg uwu uwu an di depannya pun membuka mulut

"Tinggal turunin apa susah nya"

Aska melirik tidak suka ke arah Aira "Suka suka gua, cewe cewe gua kok lu yang ribet?" Sinis Aska

Devan menghela nafas saat menyadari kedua saudara itu bertengkar lagi dan lagi

"Kalian lapar?" Tanya Devan mencoba menjadi penengah

Alea mengangguk cepat
"Mauuu, Alea udah laper om"

Devan terkekeh pelan lalu mencubit pipi Alea sekilas, "Yaudh ayo makan"

"Makan dimana?" Tanya kaka beradik itu bersamaan

Mereka berdua saling bertatapan sinis, Devan tersenyum tipis

"Disana ada tempat makan, siapa tau enak makanannya"

Alea bersorak membuat Aska sedikit terkejut dan hampir hilang keseimbangan

Alea tertawa kecil, "Maaf kakaa.." Gumamnya

Devan mengacak acak rambut Alea dengan gemas, "Yaudh ayo"

Setelah beberapa lama mereka makan, Aira menyadari satu hal seperti ada yang memperhatikan mereka dari tadi

Aira melirik ke sekitarnya mencari orang yang mencurigakan, Alis Aira mengkerut

"Itu bukannya cwe yg tdi nabrak si lea?"

Ia bertanya di benaknya mencoba memastikan wajah perempuan itu, sial. tidak sempat karna perempuan itu mulai menyadarinya dan langsung menutup wajahnya dengan koran

Aira berdecak kesal, Devan menepuk pundak Aira membuat dirinya sedikit terkejut

Devan menyerngitkan alisnya "Kenapa kaget?"

Aira menggeleng cepat lalu menyengir, ia melirik ke bangku perempuan tadi ternyata perempuan nya sudah keluar dari tempat duduknya

Aska dan Devan memperhatikan Aira yang sibuk melirik kesana kesini entah mencari apa mereka tidak tau

Aska menyenggol tangan Devan mengodekan untuk bertanya apa yang Aira cari karna ia masih enggan bertanya karna mereka sempat bertengkar tadi

Devan menetralkan suaranya "Aira" panggilnya tidak mampu membuat Aira menoleh karna terlalu sibuk mencari perempuan itu

"Aira." Ia sedikit menaiki nadanya agar kedengeran tetapi tetap tidak berhasil

Aska yang melihatnya kesal sendiri dan mulai menggebrak meja, "Woi cebol!" Panggilnya

Suara gebrakan meja mampu membuat Aira terkejut, bukan hanya Aira. Orang orang yang ada disana ikut terkejut

Alea mencubit lengan Aska membuat dirinya menyadari kalau banyak mata yang sedang memperhatikan mereka

"Apaan si?"

Aska menghela nafas, "Lu nyari apaan?"

"Kepo lu" Ketusnya

Pikir Aira ini bukan waktunya memberitahu mereka, karna ia belum tau pasti siapa wanita itu

Sedangkan Alea sibuk mengayunkan kakinya sembari bersenandung

Devan melirik ke arah jam tangan "Udah jam 4 sore, mau pulang aja?"

Mereka mengangguk kecuali Alea, "Beli gulali dulu"

Devan tersenyum manis, "Iya sayang, nanti beli gulali kalo ada"

Alea tersenyum lebar

"Oh iya, Besok juga gua mulai sekolah lagi" Kata Aira

"Ga nanya" Jawab Aska

Aira mulai kembali menatap Aska dengan tajam, Alea menepuk jidatnya sendiri dan menghela nafas

To be continued. . .

ALASKA ー #TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang