"Terima kasih, Mbak!"
Soobin melangkahkan kakinya keluar dari petshop. Dengan tangan menenteng kandang berukuran sedang, berisikan buntalan kecil berduri, yang menarik perhatiannya tadi.
Dirinya tak henti di buat gemas dengan buntalan kecil yang kini, terlihat tengah berjalan memutar di dalam kandang.
Hingga langkahnya terhenti, tatkala penglihatannya menangkap siluet seseorang yang nampak familiar baginya.
Di depan sana ada Moonbyul. Dari gelagatnya wanita paruhbaya itu terlihat kebingungan, dengan pandangan menatap sekitaran. Entah, apa yang sedang dicarinya.
Hendak menghampiri, lengannya di tarik, sehingga dirinya yang tanpa tahu apapun refleks ikut terseret.
Soobin menoleh, mendapati pria paruhbaya yang kini menatapnya datar.
"Ayah?"
Itu Ayahnya, Han Yoongi.
"Mau buat gue mati kelaparan, hah?!"
Pemuda itu membelalakkan matanya, lupa untuk pergi membeli makanan karena perhatiannya teralihkan saat melewati petshop tadi.
Yoongi melirik benda yang di tenteng pemuda itu, berdecih kemudian. "Cih, buat apa beli begituan segala?!"
Soobin menundukkan kepalanya. "M-maaf, Yah. Soobin pengen banget melihara hewan," ungkapnya. "Tapi, nanti Soobin jamin, peliharaan Soobin gak sampai bakal ganggu, Ayah. Soobin janji," lanjutnya.
Yoongi memutar bola matanya malas, dia bersedekap.
"Dan soal makanan, Soobin bakal beli makanan—"
"Masak aja apa yang ada di rumah."
"Tapi—"
"Nurut, bisa kan?" geraman rendah itu membuat nyalinya menciut, lantas mengangguk, menuruti ucapan sang Ayah.
+×+
"Anj*r! Itu musuh di belakang di bunuh gobl*k! Bukan malah di lindungin!"
Beomgyu menendang pemuda di sampingnya itu keras, tanpa mengalihkan pandangannya pada layar besar di depan sana, serta kedua tangan sibuk bergerak mengotak atik playstation yang tengah di mainkan.
Sedangkan yang di bilang begitu hanya bisa mendengus, mengelus pantatnya dengan satu tangan, sedangkan satu tangan lainnya memainkan benda di genggamannya.
"Dia nyamar, eh! Lo juga salah sendiri gak bantuin gue!"
"Lo seharusnya tau dong! Ah—anj*ng lah!" Beomgyu balas berargument, namun, dia langsung membanting stik game tatkala dirinya tertembak.
Pemuda itu merebahkan tubuhnya pada karpet berbulu yang kini sudah kotor akibat remahan makanan yang bertebaran di mana-mana.
Hueningkai melirik sekilas pemuda yang lebih tua satu tahun darinya itu. Dia membersihkan karpet di bawahnya, lalu ikut merebahkan diri di samping Beomgyu.
"Om Jeje, marahin lo lagi?" tanya Hueningkai, mengalihkan pandangan ke arah Beomgyu.
Beomgyu menghela, dia lalu menganggukkan kepalanya pelan. Netranya menatap langit-langit kamar. "Hm, biasalah," jawabnya kenanya.
"Akhir-akhir ini Daddy jadi sering marah. Ya walau dia selalu marahin gue, sih. Tapi, ini beda."
Hueningkai diam. Dia memilih untuk mendengarkan cerita Beomgyu, hingga pemuda itu selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] Can't You See Me? [END]
Novela JuvenilKisah seorang anak laki-laki yang kini tengah bimbang akan apa yang dia alami saat ini. Masalah kian sering menimpanya dan kebencian yang selalu menyelimuti dirinya. Dengan semua yang terjadi dia kehilangan orang-orang yang sangat dia cintai serta s...