Our Star

85 13 3
                                    

Terhitung sudah dua hari Soobin keluar dari rumah sakit. Hari ini pemuda itu akan kembali bersekolah seperti sedia kala.

Jika di hitung kiranya masa skorsingnya telah berjalan selama satu bulan lebih, hampir memasuki bulan kedua. Dan entah sudah berapa banyak tugas serta ujian yang telah dia lewatkan. Soobin tidak yakin jika beasiswa miliknya masih ada.

Mungkin dia akan pindah sekolah? Mengingat biaya sekolah di sana terbilang cukup menguras isi tabungan.

Walau sekarang dia sudah tinggal bersama orang tuanya, itu tidak bisa menjadi temeng baginya. Soobin tetap tidak mau merepotkan Ibunya itu.

Soobin berangkat ke sekolah bersama Ibunya. Mengingat hak asuh yang sebelumnya ada di tangan Yoongi. Serta Ibunya itu akan berunding dengan Pak Kepala Sekolah—Sebelumnya Beliau memberitahukan lewat pesan text kepada Soobin.

Kedua orang Ibu dan anak itu berjalan memasuki lingkungan sekolah menuju ruang Kepala Sekolah.

Soobin menyebarkan pandangan melihat sekitaran, merasa rindu dengan suasana sekolahnya itu. Kenangan bersama keempat sahabatnya berputar dalam benak, membuat perasaan sendu menyeruak.

Di ketuknya pintu berwarna coklat dengan papan bertuliskan 'R. Kepala Sekolah' itu beberapa kali. Lalu tidak lama terdengar sautan dari dalam, menyuruh mereka masuk.

Pintu itu di buka, menampakkan pemghuni ruangan yang tidak hanya berisi orang yang akan mereka temui namun, ada tiga orang pemuda berseragam yang tengah duduk berhadapan dengan Pak Kepala.

Soobin diam terkejut, menatap tidak menyangka pada tiga pemuda itu.

Mereka … para sahabatnya.

"Selamat pagi, Pak, anak-anak."

Soobin tersadar dari lamunannya, dia lantas ikut membungkuk hormat mengikuti sang Ibu.

"Selamat pagi juga, Ibu, Soobin." Suho serta para tiga pemuda itu.

Ketiga pemuda itu—Yeonjun, Taehyun, Hueningkai, tersenyum ke arah mereka. Mereka berjalan menepi, mempersilahkan Ibu dan anak itu untuk duduk.

Soobin mengikuti Ibunya duduk di sofa, pikirannya melayang tak tentu arah. Hingga sebuah suara dari arah samping terdengar, membuatnya lantas menoleh.

"Permisi, Tante, Soobin-nya boleh kita bawa gak?" Yang tertua, Jung Yeonjun itu bertanya dengan seulas senyumnya.

Moonbyul sudah mendengar cerita dari putranya tentang masalah yang menimpanya serta ke empat sahabatnya itu. Wanita paruhbaya itu mengangguk, dia menepuk pundak putranya itu pelan, membuat sang empunya lantas menoleh menatap ke arahnya.

"Boleh," jawab wanita paruhbaya itu, menatap sang putra, meyakinkan, lalu kembali menatap pemuda di depannya.

Soobin diam sesaat, lalu memutuskan untuk bangkit mengikuti ketiga sahabatnya yang kini sudah berjalan di depannya.

Kaki mereka berhenti melangkah ketika sudah tiba di tempat tujuan, roftoop.

Ketiga punggung itu berbalik, menatap satu pemuda yang sudah lama tak berjumpa.

"Gimana kabar lo sekarang?"

+×+

Kemarin, Yeonjun sudah mulai bersekolah kembali. Lukanya memang belum sepenuhnya sembuh tapi, pemuda itu tetap kekeuh untuk bersekolah. Katanya dia telah meninggalkan ujian akhir karena kejadian tidak terduga yang menimpaninya itu, yang mengakibatkan dirinya harus di rawat di rumah sakit dan mengambil absen cukup lama.

[√] Can't You See Me? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang