Funeral Day

68 18 1
                                    

Pemuda itu sibuk memandangi ujung sepatunya yang sama sekali tidak menarik.

Sesekali netranya menatap sekitaran, menunggu siluet seseorang yang sedari tadi belum juga terlihat batang hidungnya.

Dia bingung, apakah orang itu melupakan janjinya untuk bertemu? Atau memang si empunya masih marah atas perbuatannya dahulu?

Dia tidak tahu.

Angin sepoi-sepoi berhembus, menerpa surai hitam legamnya. Sang mentari mulai meredupkan cahayanya kala waktu menunjukkan pukul tiga sore.

Terhitung sudah satu jam lebih dirinya duduk di bangku yang tersedia di taman itu.

Rasa bosan menyerang, bersenandung kecil, menunggu lebih lama lagi. Sebelum nada dering serta getaran pada saku celana membuatnya lantas mengalihkan atensi.

Mengambil benda berbentuk persegi panjang itu, melihat nama sang Ayah tertera di layar, lantas menggeser tombol telepon berwarna hijau.

"Halo, ada apa, Pa?"

"Kamu di mana, Kai?" tanyanya di seberang sana.

"Keluar sebentar. Emangnya kenapa, Pa?"

"Pulang sekarang. Kita harus pergi ke rumah Om Jaehyun buat ngelayat."

Hueningkai membelalakkan mata terkejut. "Emangnya siapa yang meninggal, Pa?" tanyanya hati-hati.

Lalu jawaban yang di berikan selanjutnya membuatnya terkejut bukan main, badannya melemas tatkala telinganya menangkap nama yang di sebutkan Ayahnya.

"Beomgyu."

+×+

Taehyun melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruang rawat itu. Dia menaruh tupperware di nakas, lalu mendudukkan diri di bangku samping ranjang.

"Gimana kabar lo, Bang?" tanyanya, berbasa-basi.

Yang di tanya menganggukkan kepalanya, lalu menjawab, "Baik."

"Nyokap nitip itu buat lo, jan lupa di makan," tunjuknya pada tupperware berwarna biru itu.

"Thanks."

Taehyun mengangguk. Dia melihat sekitaran, sejak di luar tadi dia tidak melihat batang hidung Kakak Yeonjun.

"Bang Teha ke mana, Bang? Tumben."

Yeonjun merubah posisinya menjadi duduk, tentunya di bantu juga oleh Taehyun.

Rasa sakit serta nyeri pada bagian perut menyerangnya, membuat pemuda itu meringis.

Lukanya masih basah, Dokter yang menangani pun sudah memberi nasehat agar tidak terlalu banyak bergerak. Namun, Yeonjun saja yang tidak menuruti.

"Tadi bilang, sih mau cari makanan terus beli kebutuhan selama gue di sini," jawab Yeonjun, menjawab pertanyaan pemuda Yoon itu.

Taehyun hanya mengangguk tak berniat membalas. Mungkin Taehyung tidak menyukai makanan di kantin rumah sakit. Sama seperti dirinya pun begitu. Karna apapun, masakan rumah memang paling terbaik.

Pemuda Yoon itu tampak sedang berpikir, menimang-nimang pertanyaan yang akan di lontarkannya.

"Eum, Bang. Bang Soobin udah ke sini?" tanyanya yang mana lantas membuat Yeonjun menunduk.

Yeonjun sama sekali belum bertemu dengan Soobin, sejak dirinya sadar.

Dia berpikir, apakah pemuda itu marah padanya atas perbuatannya yang selama ini tidak mengenakkan, hingga membuat Soobin enggan untuk menemuinya?

[√] Can't You See Me? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang