• Gryffindor Quidditch Team Defeat!

728 91 15
                                    

Aku bangun pagi sekali.. Hari masih gelap. Sesaat aku mengira deru angin telah membangunkanku, kemudian aku merasakan angin di telingaku sebelah kanan. Aku duduk tegak, Peeves si hantu jail melayang layang di sebelahku, meniup-niup telingaku.

"Ngapain sih kau?!" Bentakku marah.

Peeves menggembungkan pipinya, meniup keras-keras, dan meluncur mundur keluar kamar, terkekeh-kekeh.

"Setab biadab!" Umpatku.

Baru setengah lima. Seraya mengutuk Peeves, aku berguling dan berusaha tidur lagi. Tetapi sesudah bangun, susah sekali mengabaikan gelegar guruh, empasan badai ke tembok kastil, dan derak pepohonan di kejauhan di Hutan Terlarang. Aku menghembuskan nafasku, "Huff, hari ini pertandingan Quidditch." Kataku sambil memandang ke arah jendela. "Pertandingan Quidditch tidak mungkin dibatalkan hanya karena soal kecil semacam hujan badai disertai guruh dan petir. Apalagi Wood si ambisius itu berkoar koar agar oara pemainnya semangat walau kedinginan, keringetan, ataupun sampe berak di celana."

Akhirnya aku menyerah. Aku bangun, berpakaian, dan berjalan diam diam meninggalkan kamar.  Badai terdengar lebih keras dari ruang rekreasi, Aku melihat Harry sedang termenung di dekat perapian dan diapitnya Crookshanks diantara kedua kakinya. Aku pun duduk di kursi lengan, disebelah Harry, "Sudah bangun?" Tanya Harry.

"Pevees menggangguku." Jawabku sambil menutup mataku yang terasa sangat berat. "Kau sendiri?"

"Sama." Jawab Harry. "Pevees juga mengangguku."

"Dan kenapa kau mencepit Crookshanks seperti itu?" Tanyaku. "Jika Hermione tau kau akan di bunuhnya."

"Crookshanks menyelinap naik ke kamar anak laki-laki." Jawab Harry. "Ia lagi lagi memburu Scabbers."

"Kurasa pendapat Ron tentang Crookshanks benar." Kata Harry kepada Crookshanks dengan curiga. "Ada banyak tikus di sekitar tempat ini, kenapa ia tak memburu mereka? Hanya Scabbers incarannya."

"Entahlah." Kataku. "Mungkin dia memiliki insting yang tak bisa kita ketahui."

"Dan bagaimana tadi malam?" Tanya Harry.

"Maksudmu?" Tanyaku.

"Snape." Kata Harry. "Kau selaman ke kantornya kan? Apa yang kau lakukan disana? Apa yang Snape lakukan padamu?"

"Hanya di suruh membuat ramuan Deflating Draught." Jawabku.

"Apakah kita sudah mempelajarinya? Seingatku belum." Kata Harry.

"Memang belum. Itu pelajaran ramuan kelas 5." Jawabku. "Jika tidak atau aku gagal. Aku dan kau harus menulis di perkamen sebanyak 4 lembar."

"Kau berhasil?" Tanya Harry, aku mengangguk mantap. "Bagaimana bisa?"

"Aku menemukan buku kakak kelas Hufflepuff yang terjatuh." Jawabku. "Sebelum aku mengembalikannya ke orangnya, aku membacanya terlebih dahulu."

"Siapa orang itu?" Tanya Harry.

"Aku lupa namanya." Jawabku. " Dia cowok jangkung nan tampan, Gagah dan kelihatan pendiam. Ku dengar ia sekarang menjadi kapten baru penangkap Seeker, asrama Hufflepuff."

🕊️🕊️🕊️

Reka ulang kejadian buku kakak kelas Hufflepuff terjatuh.

Aku baru saja selesai membaca buku di perpustakaan, aku berniat kembali ke asrama. Saat keluar dari perpustakaan, secara tak sengaja aku melihat buku kakak kelas Hufflepuff terjatuh dari dalam tasnya. Aku segera mengambil buku itu, "Hei! Kau menjatuhkan bukumu!" Teriakku tapi ia tak mendengarku.

"Gimana nih?" Tanyaku sambil membuka buku tersebut. "Gak ada namanya lagi. Bodo amat, nanti kalau orangnya nyariin baru aku kasih."

Aku pun memasukan buku tersebut kedalam tasku dan aku berjalan menuju asrama.

Future Girl (Harry Potter's Little Sister)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang