• Black Magic Defense!

1.2K 144 10
                                    

Aku dan lainnya berada di great hall, banyak hantu yang berkeliaran di sana. Kami hanya memandangi Malfoy yang tangannya dibalut kain.

"Apakah sakit sekali, Draco?" Tanya Pansy Parkinson yang kata Ron mirip seperti babi dengan campuran Anjing buldog.

"Rasa sakitnya datang dan pergi." Jawab Malfoy. "Tetap saja, aku menganggap diriku beruntung. Kalau Madam Pomfrey terlambat satu atau dua menit lagi, aku bisa kehilangan lenganku. Aky tak mungkin bisa mengerjakan PR selama berminggu-minggu."

"Dengarkan orang bodoh itu." Ejek Ron. "Dia sungguh membesar besarkan masalah itu, bukan?"

"Ya, tapi setidaknya Hagrid tidak dipecat." Sahut Harry.

"Ya, tapi aku mendengar ayah Draco sangat marah." Kata Hermione. "Masalah ini pasti belum akan selesai."

"Tapi aku akan senang jika dia di amputasi." Kataku sambil memandang mereka.

"Sudahlah, Thalie." Kata Harry sambil menggelengkan kepalanya kesal.

Tiba-tiba, Seamus Finnigan berteriak sambil membawa koran. "Dia telah terlihat!" Teriak Seamus sambil menuju ke arah kami.

"Siapa?" Tanya Neville.

"Sirius black!" Jawab Seamus.

Aku, Harry, Ron dan Hermione langsung menuju meja Seamus. "Dufftoen?" Kata Hermione. "Itu tak jauh dari sini."

"Kalian tak berfikir dia akan datang ke Hogwarts, bukan?" Tanya Neville.

"Dengan Dementor disetiap pintu masuk?" Kata Bem.

"Dementor? Dia sudah pernah menyelinap melewati mereka, bukan?" Kata Seamus. "Siapa bilang ia takkan melakukan lagi?"

"Itu benar." Kata Bem. "Black bisa berada dimana saja. Ini seperti mencoba menangkap asap. Seperti mencoba menangkap asap dengan tangan kosong."

"Menurutku ia tak terlalu menakutkan." Kataku asal bicara. "Kalian belum pernah melihat Titan. Sepertinya ia terlihat menakutkan, tapi aslinya ia baik hati."

"Titan?" Tanya Seamus. "Apa itu?"

"Emm, maksudku seseorang yang ada di buku." Kataku.

"Astaga, jangan bandingkan dia dengan buku, Nathalie." Kata Seamus mengejek.

***

Kamis sore setelah pelajaran ramuan selesai, kami sedang berjalan menuju kelas pertahanan terhadap ilmu hitam. Aku sangat membenci Snape, guru pelajaran ramuan. Ia seperti tak menyukai Harry, Ron dan Hermione. Hanya karena Malfoy tak bisa memotong akar Daisy, potongan akar Daisy milik Ron harus diberikan kepada Malfoy. Dan Harry harus membantu Malfoy dan memandang Harry dengan tatapan jijik. Sedangkan Snape hanya diam saja atas tingkah lakuku. Aku merusak akar Daisy milik Ron yang diberikan kepada Malfoy, dan dia hanya diam saja.

Sesampainya di kelas, Professor Lupin menyuruh kami untuk menyimpan buku dan pena bulu kami karna hari ini kita akan praktek. Anak-anak mengikuti Profesor Lupin meninggalkan kelas. Dia membawa kami menyusuri koridor yang kosong dan membelok di sudut. Yang pertama mereka lihat adalah Peeves si hantu jail, yang sedang melayang terbalik dengan kepala di bawah dan menjejalkan permen karet ke lubang kunci terdekat.

Peeves tidak mendongak sampai Profesor Lupin sudah setengah meter dari tempatnya, kemudian dia menggerakgerakkan jari-jari kakinya yang melengkung dan bernyanyi.

"Loony, loopy Lupin," Peeves bernyanyi. "Loony, loopy Lupin, loony, loopy Lupin..."

"Diam, kau hantu tengik!" Umpatku.

"Tenanglah, Thalie." Kata Harry

"Ini sudah keterlaluan sekali, Harry. Karena loony artinya gila." Kataku sambil memandang Pevees dengan acuh.

Future Girl (Harry Potter's Little Sister)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang