~~10~~

1.4K 209 7
                                    

    Pangeran jeno baru saja kembali ke istana saat malam hari.

  Tapi lagi lagi ada yang membuatnya muak.

  Somi lagi lagi muncul dihadapan jeno padahal ini sudah malam.

"Pangeran baru tiba? "

"Kenapa kau ada di istana putri somi, bukankah ini sudah malam"

"Hamba kabur dari rumah hanya untuk menemui anda pangeran"

"Apakah aku memintanya? Aku lelah putri somi, biarlah aku istirahat"

"Apakah anda memerlukan sesuatu pangeran? "

"Sudah aku bilang aku lelah!! Jangan buat kesabaranku habis putri somi, kau sama sekali tidak mencerminkan putri seorang bangsawan yang ayahnya seorang jendral kepercayaan istana, kau seperti perempuan diluar sana yang menjual tubuhnya hanya untuk uang"

   Pangeran jeno meninggalkan somi begitu saja, tanpa menghiraukan bagaimana ekspresi wanita tersebut.

"Lihat saja pangeran jeno, hanya aku yang akan menikah denganmu"





   Jeno merebahkan tubuhnya diatas ranjang nya.
Dia menerawang kearah langit langit kamarnya yang luas.

   Hanya menggunakan pencahayaan lilin yang disusun rapi dikamar tersubut.

  Pangeran jeno sudah membersihkan tubuhnya.
Dia benar benar lelah sekarang.

"Apa dia benar benar sudah tiada? "

   Saat jeno keluar istana sore tadi, dia mendengar bahwa kerajaan Aries menghentikan pencarian pangeran jisung dan mereka menganggap bahwa pangeran jisung sudah tiada sekarang.

"Kenapa mereka menyerah begitu saja" Batin jeno.

  Pangeran jeno berusaha memejamkan matanya untuk tidur, tapi kenapa susah sekali....






Sedangkan di Kerajaan hydrus juga sudah mendengar bahwa kerajaan Aries menghentikan pencarian pangeran bungsunya.
Mungkin mereka sudah menyerah setelah tujuh tahun pencarian tapi tidak ada tanda akan keberadaan jisung.

   Seperti saat ini, raja Johnny dan ratunya ten sedang berada dibalkon kamarnya.
Mereka belum mengantuk sama sekali.
Mereka menutuskan untuk memandangi bintang di langit.

"Apa yang kau pikirkan sekarang ratu ? "

"Entahlah hyung, aku tidak tau, aku tiba-tiba memikirkan apa yang membuat mereka menyerah mencari pangeran jisung"

"Kau tau kan ini sudah tujuh tahun berlalu ten"

"Aku tau hyung, aku memang belum pernah merasakan bagaimana kehilangan seorang anak, berbeda saat aku melepas haechan untuk ikut dengan suaminya, tapi kehilangan anak itu sangat menyakitkan, aku masih mengingat bagaimana kacaunya ratu baekhyun saat awal hilangnya pangeran jisung, aku juga mendengar haechan bercerita bahwa hampir setiap malam dia mendengar ratu baekhyun menangis di kamar pangeran jisung, dimana mereka selalu berharap bahwa pangeran jisung akan pulang suatu saat nanti, tapi hari ini mereka menyerah dan merelakan kehilangan pangeran jisung, aku yakin ini bukan keputusan yang mudah hyung"

"Kau benar mungkin kita memang tidak bisa merasakan betul apa yang mereka rasakan, tapi kita juga bisa merasakan sedikit kesedihan mereka, apalagi semenjak haechan menjadi menantu di Kerajaan itu"

"Aku harap mereka benar-benar mampu mengikhlaskan pangeran jisung hyung"

"Aku juga begitu, bahkan putra mahkota sehun tidak mau menjadi raja sebelum adiknya ditemukan"

   Mereka berdua masih menatap langit, seakan ada sesuatu yang candu diatas sana.










  Saat ini haechan sedang berada dikamar luhan.
Sedangkan mark dan sehun sedang menemani ibu mereka.

"Haechan~ah , bukankah kau merasa istana semakin sunyi sekarang? "

"Benar hyung, setelah ayah dan ibu memutuskan menghentikan pencarian pangeran jisung kan? "

   Luhan mengangguk mendengar tanggapan haechan

"Ibu benar benar sudah menyerah sekarang hyung, aku tidak tega jika mendengar tangisan ibu saat melewati kamar pangeran jisung"

"Kau benar haechan, ibu terlalu baik, mungkin beliau sudah lelah menanti selama tujuh tahun"

   Mereka berdua memang sering menghabiskan waktu berdua jika tidak ada kesibukan.

   Sebenarnya tidak ada yang menyerah jika itu menyangkut orang yang dia sayang tapi hanya ada kata lelah yang mungkin suatu saat bisa menghilang dan datang dengan sendirinya.

in the dark (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang