Pulang

1.5K 344 40
                                    

Jika dibilang lelah, ia sangat amat lelah. Namun tak pernah sedikitpun ia berfikir untuk berhenti mencari dimana lelakinya. Pikirannya kemana-mana, takut chan tiba-tiba pingsan dijalan atau disakiti oleh orang lain diluar sana. Kakinya kebas sedari tadi berjalan kesana kemari. Bahkan sesuap makanan pun tak tertelan masuk ke kerongkongannya. Hanya air mineral yang sedari tadi ia minum sebagai tambahan stamina.

"Min pulang deh ya? Biar kak minho yang cari chan. Nanti lo cape, gabaik juga buat lo" bujuk han

"Tapi gue mau nyari. Gue masih kuat" ucap seungmin

"Nggak, lo udah ga kuat. Bibir lo biru, lo udah ga fokus. Udah ya, percayain ke kak minho" bujuknya sekali lagi

Ia sadar bahwa tubuhnya sudah lelah dan butuh istirahat, dan pada akhirnya ia mengangguk setuju untuk pulang. Setidaknya 2 sampai 4 jam ia harus istirahat, setelahnya kembali mencari chan. Han mengendara dengan pelan, membiarkan seungmin tertidur dimobilnya.

Rem diinjak sedikit keras, membuat seungmin terperanjat kaget dan terbangun. Ia menatap kedepan, setelahnya membuka sabuk dengan tergesa. Ia berlari, langsung memeluk seseorang yang tengah berjongkok didepan pagar. Tangisnya pecah, akhirnya chan ditemukan.

"Chan-ie..chan-ie kangen dokter...."

Lelaki itupun ikut menangis dalam pelukan. Belum 24 jam mereka terpisah, namun rasanya sudah 2 bulan mereka jauh. Han segera menyuruh mereka segera masuk kerumah, menghidupkan penghangat ruangan serta menyiapkan coklat panas.

"Lo berdua ngobrol, gue nelpon kak minho dulu" ucap han

Handuk hangat ia letakkan diatas kepala chan. Dengan telaten mengeringkan rambut yang begitu basah terkena salju. Tangannya keriput karna kedinginan, dengan lembut ia menggengam tangan chan lalu menatapnya begitu khawatir.

"Chan kemana? Kenapa ga bilang aku?" Tanya seungmin

"Chan-ie keluar jauh" ucapnya

"Kemana? Chan ga cape? Kakinya gapapa? Chan kedinginan ga? Air hangatnya belum siap, bentar lagi mandi oke?" Ucap seungmin beruntut

Lelaki itu menunduk. Seungmin begitu baik padanya. Bahkan rasanya chan dicintai dengan tulus olehnya. Tapi akibat pemikiran dangkalnya, seungmin harus kesusahan mencarinya. Bahkan chan dapat melihat pergelangan kaki seungmin yang sedikit membiru serta tangan yang hampir membeku.

"Chan-ie maaf" ucapnya

"Gapapa, besok kalo mau keluar ajak aku ya? Jangan sendiri kaya gini. Aku khawatir banget" ucapnya

"Dokter baik...." panggilnya

"Kenapa? Chan ngerasa demam?" Tanyanya

"Chan-ie kabur dari rumah pagi. Chan-ie sedih" akunya

"Kenapa? Chan ngerasa ga enak disini? Mau pindah rumah? Besok kita liat ke agen properti ya. Chan pilih mau rumah kaya apa" ucap seungmin

"Chan-ie senang disini. Chan-ie hanya pikir, chan-ie ga boleh disini" jawabnya

"Kata siapa? Kata siapa kamu ga boleh disini?! Aku yang pukul nanti mulutnya!" Ucapnya

"Chan-ie pikir, dokter terlalu sempurna. Chan-ie takut ditendang orang lagi kalau ambil dokter baik" jelasnya

"Chan-ie juga takut, minhyun-ie nanti besar malu karna chan-ie seperti ini"

Seungmin tak menyela, ia menggenggam lebih erat tangan chan, mengusap punggung tangan dengan jempolnya lembut untuk meyakinkannya bercerita seluruh keluh kesahnya. Ia sebenarnya sedih serta merasa bersalah, chan sudah dua kali bercerita hal yang sama. Tentang bagaimana ketakutannya untuk mencintai orang lain. Dan kini, ketakutannya bertambah tentang minhyun kedepannya.

First And Last Flowers [Chanmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang