Berkunjung

1.6K 365 23
                                    

2 cangkir coklat panas disajikan diatas meja makan. Chan dengan senang hati mengambil bagiannya. Dengan sabar menunggu coklatnya dingin dengan menghembusnya perlahan.

"Chan hari ini pak gibeom minta ketemu" ucap seungmin

Fokusnya pada coklat panas teralihkan saat seungmin mengatakan nama gibeom dalam pembicaraan. Chan mengangguk senang. Sejujurnya ia ingin menyobongkan diri pada gibeom tentang kartu identitas barunya. Namun seungmin bilang gibeom tengah jauh dari mereka.

"Chan-ie mau kasih ayah kartu baru!" Ucap chan

"Iya, nanti bawa ya? Kita titipin minhyun ke han dulu. Siap-siap dulu deh sekarang" ucap seungmin

Dengan cepat lelaki itu berlari menuju dressroom. Mencari kameja usang kesayangannya untuk dipakai menemui ayah tirinya. Stelannya kameja kotak-kotak dengan celana bahan hitam dan sepatu convers yang sudah usang miliknya. Rambutnya ia sisir rapi, layaknya anak SD yang bersiap untuk berangkat kesekolah.

"Chan-ie siap" ucapnya

"Bentar ya, ganti popok minhyun dulu. Chan ke dapur aja, coklatnya udah bisa diminum" ucap seungmin

Langkahnya ia bawa kearah dapur, menyeruput sedikit demi sedikit coklat hangatnya hingga habis. Seungmin membawa minhyun dan perlengkapan miliknya. Memasukkannya kedalam mobil setelahnya mendudukkan minhyun ketempat duduknya.

"Ayo berangkat!" Pekik chan

Keduanya berangkat menuju rumah han. Menekan bel beberapa kali setelah mereka sampai ditempatnya. Han keluar dengan wajah yang masih membengkak akibat bangun tidur. Mengucek matanya pelan serta menguap berkali-kali.

"Titip minhyun dulu" ucap seungmin

"Mau kemana?" Tanya han

"Mau ketemu pak gibeom" ucap seungmin

"Yaudah sini" ucap han

Minhyun langsung digendong oleh han, chan membantu membawakan peralatan minhyun kedalam rumah setelahnya kembali masuk kedalam mobil.

"Jagain! Gue bakal sampe sore!" Ucap seungmin

"Iya bawel lo!" Balas han

Keduanya melanjutkan perjalanan menuju lapas. Chan berfikir bahwa mereka akan bertemu dirumah gibeom, namun nyatanya dihadapannya hanya ada sebuah gedung tinggi tanpa kaca.  Hanya beton yang menjulang tinggi serta sedikit ventilasi. Ia menggenggam erat ujung bajunya, pria didepan pintu menatapnya dengan tatapan mengintimidasi. Membuat nyalinya ciut seketika.

"Jangan takut" ucap seungmin

Seungmin menggandeng chan kedalam. Memperlihatkan surat izin pada petugas lalu diperiksa sebelum masuk keruang bicara.

"Kenapa ada kaca dokter?" Tanya chan

"Pak gibeom sakit, jadi belum bisa ketemu langsung. Harus ada pembatas" ucap seungmin

Suara kunci terdengar, seungmin mengalihkan fokus chan untuk tak melihat gibeom dengan borgolnya. Setelah petugas selsai membuka borgol, gibeom duduk lalu menatap chan lembut.

"Hei" sapa gibeom

"AYAH!!" Pekiknya bahagia

"Gimana kabarnya?" Tanya gibeom

"Chan-ie baik... minhyun-ie juga baik. A-ayah baik?" Tanya chan

"Ayah baik. Chan kangen?" Tanya gibeom

"Iya, chan kangen. Kangen sekali"

Tangannya ia tempelkan pada kaca, berharap ia dan gibeom bisa berpegangan tangan. Nyatanya, kaca tebal itu memisahkan keduanya. Meski begitu, setidaknya mereka bertemu satu sama lain. Senyuman chan begitu bahagia. Berbeda saat pertama kali gibeom bertemu dengannya. Penuh luka, trauma dan juga kesedihan.

First And Last Flowers [Chanmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang