Maaf

1.7K 409 29
                                    

HALLOOOOO. Akhirnya UAS aku selsai juga😭 maaf ya nungguin lama🥺 semoga masih inget alur ceritanya yaa. Happy reading!!

Baginya menghancurkan karir siapapun begitu mudah tanpa harus susah-susah menyentuh. Mulutnya terlalu manis untuk mengelabuhi siapapun yang menjadi lawannya. Koneksinya terlalu banyak hingga informasi apapun dengan mudah ia gapai tanpa harus berusaha keras.

Seo changbin dengan pintar mengatur uangnya. Mengucurkan dana kesana kemari hingga kasus-kasus yang ia tangani akan mudah dimenangkan olehnya. Kantor kepolisian, kantor kejaksaan, Perusahaan-perusahaan besar berada dipihaknya. Tamengnya begitu kuat, tak ada satupun yang berani menghadapnya dipengadilan. Jika dipersenkan, peluang kemenangannya adalah 99,98%. Berbagai piala serta sertifikat miliknya berjejer di lemari kantornya. Begitu mengkilap serta paling menonjol diruangannya.

Selama ia menjabat menjadi pengacara, puluhan kasus berat dan ratusan kasus ringan sudah ia lewati. Begitu mudah hingga ia dikenal sebagai pengacara muda emas dikalangan masyarakat.

"Belum pernah ada kasus gagal" sombong changbin

Matanya menatap pria tua yang tengah menunduk. Wajahnya pucat pasi serta tangannya ia kepal kuat. Seringainya ia tampakkan. Menang lagi, pikirnya.

"Gimana?" Tanya changbin

Gibeom hanya diam. Kerutan diwajahnya semakin tampak jelas. Bagaimana bisa seorang anak muda mengancamnya dengan berbagai pasal negara yang tak ia mengerti seluruhnya.

"Bukan cuma pajak aja loh pak. Penyeludupan manusia sama pemberian hak gaji tidak pantas juga bisa dipidana" ucap changbin tenang

"Kamu ngancam saya dengan masalah pajak? Saya selalu membayar pajak tepat waktu" jawab gibeom

"Loh? Bapak ga tau kalau sekertaris bapak ga pernah bayarin pajak pabrik bapak selama 8 tahun? Dia bisa dibebasin loh pak karna bukti merujuk ke bapak semua. Yang kena getahnya ya bapak sama pabrik bapak. Palingan pabriknya bakal disita pemerintah" jawab changbin

Sialan, umpatnya dalam hati. Sekertaris yang sudah ia percayai selama ini menipunya. Darah mengalir cepat melewati jantungnya. Ini tak baik, diskusi mereka kini membuatnya hampir mati terkena serangan jantung jika lama-lama berdebat.

"Jadi kamu mau apa? Kamu mau saya gimana?" Tanya gibeom

"Nah gitu kek pak dari tadi. Mudah kok. Bapak tinggal ga hadir di pengadilan bangchan buat jadi saksi" jawab changbin

"Nggak, saya ga bisa. Dia tanggung jawab saya" jawab gibeom

"Yah, sayang sekali pak. Kalau bapak tetep hadir juga chan bakal dideportasi ke australia, bapak dipenjara karna penyeludupan manusia, plus kasus pajak yang bikin pabrik bapak tutup" ucap changbin

Nada bicaranya dibuat sememelas mungkin. Ekspresi wajahnya juga dibuat sesedih mungkin seakan berempati terhadap gibeom. Pria tua itu kembali menunduk. Banyak hal yang harus ia pertimbangkan. Jika masalah pajak pabriknya terbongkar, maka pabriknya bisa saja tutup. Lalu ribuan orang yang bekerja disana bagaimana? Apakah mereka akan menganggur nantinya? Bagaimana jika mereka kelaparan lalu meninggal? Itu salahnya bukan?

Mengingat akan banyak hal yang harus ia pertimbangkan ia mulai resah. Lelaki dihadapannya lihai berbicara bahkan mengancamnya secara halus namun terkesan cukup berbahaya.

"Saya ga punya banyak waktu pak untuk berdiskusi hal sepele kaya gini" ucap changbin

"Kalau saya tidak membela chan, gimana chan?" Tanya gibeom

"Chan cuma bakal dideportasi ke australia. Itu ga bakal bikin dia sengsara kok. Malahan bahagia? Karna dia balik ke kampung halamannya" jawab changbin

First And Last Flowers [Chanmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang