WAJIB PLAY MEDIA😡
Selamat membaca🥰Kejadian itu begitu cepat dimatanya. Saat tangannya membuka pintu, sambaran bus kota lebih cepat menyambar tubuh chan yang berlari menyeberang jalan. Ia berteriak kencang memperingati chan, namun lelaki itu sudah lebih dulu terlempar jauh kedepan.
Ia berlari mendekati tubuh chan yang tak bergerak ditengah jalan. Tak peduli beberapa orang memakinya karna tak sengaja bertabrakan tubuh dengannya, ia harus menyelamatkan cintanya. Tangisnya pecah begitu saja saat menatap chan yang begitu kesakitan. Ia berteriak meminta tolong, meminta siapapun memanggil ambulance untuk datang. Seakan ilmu kedokterannya hilang, ia tak tau apa yang harus dilakukan saat sepanik ini.
"Plis chan plis tahan bentar. Jangan tinggalin aku plis, tolong tetep buka mata kamu! PLIS TETEP SADAR CHAN!!!"
Tangan chan ia genggam erat sambil bergetar. Ia ketakutan setengah mati saat chan kembali menyemburkan darah. Lelaki itu melirik kepada seungmin. Air matanya turun perlahan saat seungmin menangis sambil panik disisinya. Apakah ia sekali lagi membuat lelakinya menangis? Apakah ia kembali menyakiti hati lelakinya?
"AMBULANCE, KORBAN DISINI" Teriak seungmin
Tubuhnya terangkat dengan hati-hati keatas bed. Beberapa alat kesehatan mulai dipasang pada tubuhnya. Pandangannya kabur perlahan demi perlahan. Suara kesukaannya semakin lama semakin sayup terdengar. Ia menangis dalam diam, hingga akhirnya tarikan nafas dalam menjadi tarikan nafas terakhir hidupnya. Ia meninggalkan dunia. Chan, meninggalkan seungmin dalam duka sekali lagi.
☁️☁️☁️☁️☁️☁️☁️☁️
Para tamu berdatangan. Seungmin hanya diam menatap pigura chan yang begitu gagah dengan jas kesukaannya sementara itu, Han yang menggantikan seungmin untuk menerima tamu. Mentalnya kembali terguncang kehilangan orang tersayang. Meski panggilan keras masuk kegendang telinganya, atau sentuhan pada kulitnya sudah tak bisa ia rasakan. Bahagianya telah pergi. Apa yang harus ia lakukan? Kesalahannya tak menjaga bahagianya hingga akhirnya kisah tragis itu tercatat pada buku kehidupan. Rasa bersalah pada dirinya masih melekat keras. Meski berkali-kali ia menguatkan hati untuk tetap teguh dan ikhlas. Pada akhirnya air matanya kembali turun.
"Tabah seung, dia bakal tenang"
Hari itu ia bagai mayat hidup. Pucat, diam, dan menangis. Semalam ia berteriak layaknya orang kesetanan dirumah sakit. Namun hari ini ia lebih tenang, atau mungkin ia sudah tak tau apa yang harus ia lakukan setelahnya. Kembali ia bersujud dihadapan pigura chan. Tangisnya kembali pecah begitu keras. Meminta agar bahagianya kembali. Bolehkah? Tuhan bolehkah seungmin meminta bahagianya kembali?
"Sayang, yang tabah ya? Bunda masih ada disini. Maaf bunda ga bisa jaga chan" lirih irene
Seungmin memeluk irene begitu erat. Tangisannya tak bisa ia sembunyikan lagi. Ia menangis sekencang-kencangnya. Saat ia kehilangan minhyun kemarin, ia masih bisa bertemu dilain hari. Namun kini? Saat ia kehilangan chan, bisakah mereka bertemu lagi?
"Makan dulu ya? Kamu lemes banget. Makan sedikit ya nak" bujuk irene
"M-mau mau chan... umin mau chan.... Bund- bunda, umin mau chan" ucapnya sesengukan
"Chan udah tenang sayang. Dia bakal sedih kalo tau kamu nangis gini" ucap irene
Sekali lagi ia menangis dengan raungan. Chan benar-benar meninggalkannya. Bahkan lebih menyakitkan dibanding saat minhyun meninggalkannya.
Suara teriakan lain terdengar. Beberapa polisi datang menunggu di depan ruang penghormatan. Gibeom datang di kawal beberapa polisi. Ia menangis sejadi-jadinya didepan pigura chan. Untuk kedua kalinya ia ditinggalkan anak tercintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
First And Last Flowers [Chanmin]
FanficBahkan seorang dengan keterbelakangan mental dapat membesarkan seorang anak dengan baik dan benar. Setiap hari, minhyun kecil selalu di sayangi oleh sang ayah, yaitu bangchan yang memiliki keterbelakangan mental. Membuat seorang dokter manis, kim se...