Tangisannya sedari tadi belum juga reda. Panas ditubuhnya sejak semalam belum turun. Seungmin serta chan bahkan harus semalaman tak tidur demi menjaga minhyun yang demam. Seungmin sudah memeriksanya dan memberi obat. Namun nampaknya minhyun merasa sakit, membuatnya terus menerus rewel.
"Minhyun-ie gapapa kan dokter baik?" Tanya chan
"Gapapa, cuma demam. Tadikan udah minum obat, bentar lagi juga bobo" ucap seungmin
Seungmin menggendong minhyun, menepuk-nepuk pantatnya perlahan hingga akhirnya minhyun sedikit demi sedikit terlelap masuk dalam mimpinya. Seungmin berjalan menuju kaca, memperlihatkan pantulan ia yang tengah menggendong minhyun. Dahinya mengerut, mendekati kaca lalu melihat dengan jelas sesuatu. Ada yang berbeda, ia sangat asing dengan rambut belakang minhyun.
"Kemarin bukannya panjang ya? Kaya hampir mullet gitu" monolognya pelan
Rambutnya sudah terpotong pendek dan rapi dibagian belakang seakan baru saja dipotong pagi tadi. Ia mengelus rambutnya perlahan. Tekstur rambutnya benar-benar berbeda.
"Minhyun kemarin-kemarin ada potong rambut?" Tanya seungmin
"Chan-ie tidak tau" jawabnya
"Aneh. Kayanya gue yakin banget minhyun punya mullet sedikit. Tapi kok sekarang jadi pendek gini ya? Apa cuma perasaan gue doang?" Monolognya
Dengkuran kecil terdengar, membuat seungmin merasa lega akhirnya malaikat kecilnya tertidur pulas. Dengan perlahan ia menidurkan minhyun keatas kasur. Menyelimutinya lalu memberinya ciuman hangat didahinya. Plester penurun demam ia pasangkan lagi pada dahinya, berharap setelah minhyun bangun nanti demamnya turun.
"Chan-ie ingin lihat minhyun-ie disini. Boleh?" Tanya chan
"Yaudah, jagain ya? Aku bikin sarapan dulu dibawah. Jangan berisik, nanti minhyun bangun"
Derap langkah membawanya menuju dapur. Mengambil 4 lembar roti, memasukkannya dalam panggangan setelahnya membuat susu hangat. Sarapan mereka ia bawa kekamar atas, namun chan tampaknya begitu lelah serta mengantuk. Ia tertidur disamping minhyun sambil menggenggam tangan kecil minhyun.
"Pasti cape banget. Tidur yang nyenyak ya" bisiknya
Selimutnya segera ia tarik menutupi tubuh chan dan minhyun, memastikan keduanya tidak kedinginan dalam tidur nyenyak mereka. Nampan sarapannya ia bawa kembali kebawah. Makan sarapan sendirian sambil membaca berita dalam Ipadnya. Beberapa surel sudah ia baca, pun tugas-tugasnya dirumah sakit sudah hampir selsai. Kini yang ia lakukan hanyalah bersantai sebelum masuknya tahun baru lusa.
Banyak plan yang sudah ia rencanakan sebelumnya. Namun keadaan minhyun yang sakit membuat rencana makan diluar serta jalan-jalan dikota terpaksa harus dibatalkan.
Tepat jam 11 siang felix datang kerumahnya mengantar barang-barang minhyun yang tertinggal kemarin. Bahkan felix membelikan beberapa mainan dan baju baru untuk minhyun. Katanya hadiah tahun baru.
"Minhyunnya lagi sakit, demam semalem" ucap seungmin
"Hah?! Demam?! Minhyunnya mana? Udah dibawa kerumah sakit? Udah dikasih obat? Sejak kapan?! Gue panggilin ambulance sekarang" ucap felix panik
"Gausah panik gitu" jawab seungmin santai
"GAUSAH PANIK GIMANA?! Kalo minhyun kenapa-napa gimana!" Ucap felix marah
Seungmin sempat terdiam sejenak. Felix marah? Hanya karna minhyun sakit? Bukannya kemarin felix tau minhyun sakit bahkan membawanya kerumah sakit?
"Santai lix, lo lupa gue dokter? Gue tau apa yang harus gue lakuin untuk anak gue" ucap seungmin
KAMU SEDANG MEMBACA
First And Last Flowers [Chanmin]
FanficBahkan seorang dengan keterbelakangan mental dapat membesarkan seorang anak dengan baik dan benar. Setiap hari, minhyun kecil selalu di sayangi oleh sang ayah, yaitu bangchan yang memiliki keterbelakangan mental. Membuat seorang dokter manis, kim se...