Seungmin, irene dan minhyun sampai dirumah sakit. Irene bilang ingin bertemu dengan chan hari itu juga. Awalnya seungmin menolak. Karna raut wajah irene tak bisa ia tebak. Ntah marah, kesal, sedih atau lainnya. Namun irene bersikukuh ingin bertemu. Seakan tak memiliki pilihan lain, seungmin mengantarkan sang bunda pada chan.
"Kamu tunggu diluar sama minhyun, bunda mau ngobrol sama chan" ucap irene
"Ihhh gamau! Mau ikut kedalem" Rengek seungmin
"Bunda mau ngomong dulu umin. Dah kamu main aja kebawah sama minhyun, nanti bunda susul"
Seungmin merungut kesal. Bibirnya ia majukan beberapa mili setelahnya ia mengangguk.
"Bun, jangan ngomong aneh-aneh! Jangan bentak chan, jangan marahin chan, jangan cubit, jangan galak kaya bunda tiri!" cicit seungmin
"Ya tuhan umin! Bunda ga bakal gigit chan. Bunda cuma mau ngobrol. Dah sana! Awas kalo ngintip, bunda cubit kamu!"
Seungmin mengangguk, setelahnya membawa minhyun menuju ruang bermain di lantai bawah.
2 jam seungmin menemani minhyun bermain bahkan sampai bayi lucu itu tertidur. Namun sang bunda tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Ia gelisah. Apa yang irene bicarakan dengan chan sampai-sampai menghabiskan waktu 2 jam? Seungmin pikir, ia harus menemui mereka. Rasa penasarannya sudah tak bisa ia bendung. Dengan segera ia menggendong minhyun lalu berjalan menuju ruangan chan.
Tinggal 10 langkah lagi kaki seungmin sampai didepan pintu, sang bunda keluar dari ruangan chan. Dengan segera menggandeng seungmin menjauh, sedangkan seungmin penasaran dengan keadaan chan.
"Bun, umin mau liat chan" ucap seungmin
"Nanti, anterin bunda dulu kebawah ya. Bunda mau pulang" jelas irene
"Kok buru-buru? Kenapa? Bunda ada kerjaan?" Tanya seungmin
"Nggak kok, gapapa"
Keduanya berdiri didepan lift, menunggu lift terbuka mengantarkan mereka ke lantai dasar.
"Eh, bunda kim"
Irene menoleh, mendapati brian yang berjalan ke arah mereka sambil tersenyum manis. Irene ikut tersenyum lembut.
"Gimana kabar bunda?" Tanya brian
"Baik, kamu gimana? Makin ganteng aja nih" puji irene
"Bunda bisa aja, bunda ngapain kesini? Jenguk siapa?" Tanya brian
Irene menatap seungmin seklias lalu tersenyum lembut.
"Jenguk orang. Namanya chan? Gitu deh. Oh iya, gimana progres sama umin? Udah sampe mana?" Tanya irene
"Ih bunda!" Protes seungmin
"Hehe, belum ada proses lanjut bun. Secepatnya mungkin" jawab brian
Seungmin jengah, ingin rasanya ia pergi dari hadapan sang bunda dan brian. Sedangkan keduanya tengah tertawa kecil saling membahas tentang dirinya.
"Nanti deh, kalo beneran jadi bri bakal kerumah minta restu. Kalo ga jadi, ya mau gimana lagi" jawab brian
"Iya deh. Bunda bakal dapet mantu nih. Tapi tetep, siapa cepat dia dapat" ucap irene
Seungmin memilih mengasingkan diri secara diam-diam. Pergi menuju ruangan chan yang sedari tadi ingin ia kunjungi. Saat pintu dibuka, yang seungmin lihat adalah chan yang tengah menangis sambil menunduk.
"Hey? Kamu kenapa? Chan?" Ucap seungmin panik
Chan hanya diam, tak sedikitpun bergerak namun tetap menangis. Seungmin merasa ada sesuatu hal terjadi. Membuatnya merasa bersalah. Minhyun yang sedang terlelap ia tidurkan diatas karpet tebal sementara ia langsung menghampiri chan dan memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
First And Last Flowers [Chanmin]
FanficBahkan seorang dengan keterbelakangan mental dapat membesarkan seorang anak dengan baik dan benar. Setiap hari, minhyun kecil selalu di sayangi oleh sang ayah, yaitu bangchan yang memiliki keterbelakangan mental. Membuat seorang dokter manis, kim se...