Bagian 4 Munculnya Ranawi, Si Kobra Hitam

226 14 6
                                    

Enam bulan telah berlalu. 

Pada waktu itu, rimba persilatan Tanah Jawa baru saja selesai melakukan pemilihan sepuluh orang jago sebagai wakil Jawa Dwipa yang telah diadakan di wilayah Cirebon. Dengan melakukan pertandingan adu ilmu silat para jago yang diajukan ajukan masing-masing wilayah di senatero Jawa, sepuluh orang jago pilihan sudah ditentukan. Wilayah jawa bagian tengah merupakan daerah penyumbang jago paling banyak karena berhasil menempatkan lima wakil mereka. Sedangkan tiga orang wakil lainnya berasal dari wilayah Jawa Timur dan sisanya adalah dua orang jago dari Tatar Parahiyangan. Dua orang yang berhasil jadi wakil Jawa Dwipa ini adalah si Jari Maut dan Ki Antasena. Hanya mereka berdua yang berhasil menjadi wakil dari daerah Parahiyangan. Tentu saja hal ini merupakan kejadian yang sedikit mengecewakan bagi rimba persilatan Parahiyangan. Bagaimanapun hal ini menurunkan martabat jago-jago persilatan Tatar Parahiyangan mereka.

Banyak jago Parahiyangan yang menyayangkan akan hal ini. Karena mereka percaya, seandainya Dewa Tongkat Iblis dan jago muda mereka yaitu Tirta bisa ikut pada waktu seleksi di Cirebon, mereka yakin daerah Parahiyangan akan memiliki wakil lebih baik lagi. Tidak disangsikan lagi bahwa kemampuan Dewa Tongkat Iblis setingkat dengan si Jari Maut. Sedangkan Tirta, sejak berhasil membunuh Datuk Neraka dan muridnya di Lembah Neraka lebih dari satu tahun yang lalu sudah dipercaya sebagai jago muda yang mereka andalkan.

Sayang sekali. Karena sampai saat semua jago berkumpul di Cirebon, baik Dewa Tongkat Iblis maupun Tirta sama sekali tidak muncul. wilayah untuk menghadapi pertarungan akbar se-Nusantara untuk memperbutkan kursi ketua Rimba persilatan enam bulan ke depan. 

Dalam proses adu tanding, Si Jari Maut bisa keluar jadi pemenang setelah mengalahkan lawannya dengan usaha sangat keras. Lawannya di putaran final adalah seorang jago tua bejuluk si Cakar Elang Maut dari wilayah Timur. Kemenangannya hanya kemenangan tipis saja. Padahal setelah pertempuran di Lembah Neraka si Jari Maut sudah menempa dirinya dengan usaha keras untuk meningkatkan kemampuannya hingga mengalami kemajuan pesat selama setahun penuh. Tapi ternyata lawannya yaitu si Cakar Elang Maut juga bukan jago sembarangan.

Ki Antasena sendiri harus bertarung dengan mengerahkan semua jurus-jurus golok terhebatnya untuk menang atas lawan-lawannya yaitu dua jago ahli senjata dari dua wilayah lainnya. Sedangkan delapan jago lainnya wakil dari Tatar Parahiyangan berguguran di babak awal dan babak final atas lawan-lawannya yang harus diakui memiliki kepandaian lebih hebat. 

Malah si Iblis Mata Api dan Iblis Iblis Seribu Nyawa harus mangalami luka dalam setelah pertarungan mereka, walaupun tidak terlalu serius dan akan pulih dalam waktu kurang dari sebulan. Hal ini karena pertarungan pemilihan wakil tersebut bukanlah pertarungan hidup dan mati. Kalau saja ini pertarungan hidup mati, rasanya si Iblis Seribu Nyawa memiliki peluang kemenangan paling besar diantara semua jago. Karena Iblis Seribu Nyawa memiliki ilmu Memindah Sukma Meminjam Raga, satu ilmu aneh yang hanya dimiliki Iblis Seribu Nyawa sendiri, yaitu bisa memindahkan rohnya sendiri ke mahluk hidup lain saat terdesak hingga dirinya tidak akan bisa dibunuh dengan mudah. Tapi aturan pertandingan ternyata tidak menguntungkan dirinya, karena saat seorang peserta terluka parah dan terjatuh ke luar arena maka langsung akan dinyatakan kalah. Hal ini membuat si Iblis Seribu Nyawa sempat ngotot dan membuat keributan kalau tidak segera ditenangkan oleh Iblis Mata Api dan Iblis Hitam.

Sepuluh wakil Jawa Dwipa yang telah terpilih ini terdiri dari lima orang ahli tangan kosong dan lima ahli jago senjata genggaman. Hal ini sudah menjadi ketetapan yang sudah dirundingkan sebelumnya oleh para sesepuh rimba persilatan dari setiap wilayah. Sepuluh jago terpilih dari lima wilayah Nusantara ini selanjutnya akan bertanding di Gunung Dieng setengah tahun kemudian. Oleh karena itu semua jago yang akan bertanding diberi waktu untuk beristirahat sekaligus mempersiapkan diri dan berlatih keras di tempat masing-masing. Bagaimanapun, pserta dari wilayah lain pastilah orang-orang hebat di wilayah masing-masing. 

Geger Mustika Batu BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang