Part 16 Bertemu Si Golok Maut dan Selendang Maut

172 14 12
                                    

Marni membalikan badannya ke arah suara yang menyapanya. Dilihatnya seorang laki-laki gagah bertubuh tinggi tegap mengenakan rompi kulit harimau tengah tersenyum memandangnya. Di sampingnya berdiri pula dua orang perempuan, satu perempuan dewasa cantik anggun berusia berkisar lima puluhan dan satunya lagi seorang gadis muda, berwajah cantik yang diperkirakan seusia dirinya. Marni mengagumi kecantikan gadis itu yang berwajah kemerahan.

Sesaat Marni kerutkan kening untuk mengingat-ingat karena merasa mengenal dua wajah ini. Barulah setelah itu matanya langsung berbinar, Marni tersenyum lebar dan menghampiri tiga orang itu. 

"Paman Golok Maut, Bibi Selendang Maut! Rupanya kalian juga datang." Marni menyapa dan jelas sangat senang bertemu dengan orang yang dia kenal. Laki-laki tegap dan perempuan cantik setengah abad itu tersenyum. 

Ternyata laki-laki gagah itu memang Sawung Giring adanya, salah satu tokoh jawara Parahiyangan yang bergelar si Golok Maut dan perempuan cantik di sampingnya adalah Nyai Ayu Kinasih, jawara perempuan hebat berjuluk si Selendang Maut. Marni memang pernah bertemu dua orang tokoh jawara Parahiyangan ini saat berada di Gunung Salak dimana Tirta dalam keadaan keracunan. Juga Marni tahu bahwa Sawung Giring memiliki hubungan dekat dengan Tirta. Saat itu pun matanya mencari-cari dengan penuh sinar penuh harapan.

"Apakah kalian hanya datang bertiga saja?"Marni bertanya dengan wajah berharap.

"Tentu saja kami dengan sahabat-sahabat yang lain yang akan memberi dukungan. Tapi mereka kini berada di tenda di sebelah sana." Kata Sawung Giring sembari menunjuk ke arah Barat dimana terdapat beberapa tenda dan pondokan darurat. 

"Apakah kau datang bersama Tirta?"Tanya Sawung Giring lagi dengan mata celingukan mencari-cari. 

Mendengar pertanyaan Sawung Giring barusan tentu saja membuat gadis ini tertegun dan hatinya mencelos kecewa. Pertanyaan Sawung Giring maksudnya sangat jelas bahwa Tirta tidak bersama Si Golok Maut ini. Marni menggeleng dengan wajah berubah muram. Sawung Giring dan Nyi Ayu Kinasih bisa melihat perubahan tersebut.

"Sepertinya kau pun tidak bersamanya dan tidak tahu dimana Tirta berada." Nyi Ayu Kinasih yang melihat perubahan raut wajah Marni jadi tersenyum masam dan gelengkan kepala." Kami sudah lama tidak bertemu. Anak itu menghilang bersama semua istrinya entah kemana."  

Marni menghela nafas dengan sepasang mata memancarkan rasa kehilangan. 

"Saya memang belum bertemu dengan Kakang Tirta. Saat baru turun gunung saya langsung bertandang ke Gunung Gede. tapi tidak menemukan mereka disana. Maka itu saya berangkat kesini sendirian dengan harapan bertemu dengan kakang Tirta dan yang lainnya. Tapi setelah tiga hari disini menunggu kakang Tirta belum muncul juga. Apakah paman Sawung dan bibi Ayu benar-benar tidak pernah bertemu dengannya?"

"Sejak pertempuran di Lembah Neraka kami belum bertemu lagi dengannya. Aku juga Kakang Winangun dan yang lainnya pernah mencarinya ke gunung Gede. Tapi kediamannya kosong. Begitu juga di Puncak gunung Gede, Tirta maupun Eyang Brahma tidak ada."

Menjawab Sawung Giring dengan nada rendah melirik ke arah Nyi Ayu yang anggukkan kepala membenarkan.

"Apakah kau pernah bertemu dengan Eyang Brahma?"Tanya Nyi Ayu pada Marni yang dijawab dengan anggukkan kepala.

"Saya hanya bertemu Eyang Brahma saat berkunjung ke goa di atas puncak. Dari beliau saya mengetahui bahwa kakang Tirta dan yang lainnya tengah berlatih di tempat lain. Tapi Eyang Brahma sendiri sama sekali tidak mengetahui dimana tempat mereka berlatih. Hanya saja menurutnya seharusnya latihannya sudah selesai sejak satu purnama lalu."

"Jadi kau langsung ke sini dengan harapan bocah itu juga datang dan kalian bisa bertemu?"Tanya Sawung Giring Pula. Marni anggukkan kepala dengan wajah merona dengan rasa malu.

Geger Mustika Batu BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang