Part 26 Para Jago Waspada

110 5 3
                                    

Lima jari si Cakar Baja menusuk dahsyat dengan membawa kilatan tajam mengarah wajah si Lengan Besi. Dengan mengerahkan hampir semua kekuatan tenaga dalamnya si Lengan Besi bergerak. Tangan kirinya diangkat dalam gerakan cepat melakukan tangkisan sedangkan tangan kiri sudah membentuk kepalan siap melakukan jotosan ke perut si Cakar Baja yang memang terbuka tanpa perlindungan.

Duaaakk Desssh!!

Dua bentrokan tangan terjadi dengan keras. Si Lengan Besi berhasil menangkis tusukan lima jari si Cakar Baja tepat di pergelangannya. Bibirnya sudah menyeringai dan jago ini siap menjotos ke bawah ke arah perut di Cakar Baja. Tapi wajahnya mendadak mengerenyit saat merasakan satu tekanan sangat kuat dari lima jari si Cakar Baja yang masih bertempelan dengan tangannya. Tangan kirinya bergetar dan hampir tertekan. Buru-buru si Lengan Besi kerahkan kekuatan untuk bertahan dan mendorong.

Desshhh!

Kedua lengan yang bertempelan itu segera terpisah. Tapi belum juga si Lengan Besi bergerak lima jari kiri yang sebelumnya berada di atas lengan kanannya sudah melesat ke depan dalam bentuk cengkeraman tepat mengarah perut si Lengan Besi yang terbuka.

Dessshh Kraaakk!! 

Cengkraman itu tertahan! 

Menggunakan lutut kanannya si Lengan Besi masih bisa memblokir cengkeraman si Cakar Baja tapi jelas si Lengan Besi merasakan lututnya bagaikan dihantam batangan baja. Wajahnya sedikit meringis dan buru-buru melompat mundur menjauh. Semua orang bisa melihat bahwa si Lengan Besi langkah kakinya sedikit pincang. 

Melihat hal itu Si Cakar Baja tentu saja tidak akan memberikan kesempatan lawan untuk menyembuhkan diri. Dengan wajah menyeringai jago ini langsung mengejar dengan serangan ganas susulan. Lima jari kanannya menusuk ke arah pinggang dalam kecepatan tinggi.

Wushhh! Duukkk!

Kembali si Lengan Besi memblokir serangan lawan. Dua pasang tangan jago yang sama-sama memiliki kekuatan sekeras besi dan baja kembali beradu hingga mengeluarkan suara benturan keras. Dua jago itu sama-sama terdorong mundur dua langkah dengan wajah sama-sama mengkerut.

"Mereka sama-sama melawan keras dengan keras. Siapakah yang akan menang?"

Banyak penonton yang tengah menyaksikan pertandingan itu sama-sama membatin bertanya dalam hati masing-masing.

Si Cakar Baja tidak terlalu lama berdiam diri. Laki-laki paruh baya ini sudah kembali melompat ke depan. Lima cakar kanannya sudah membeset ke arah dada si Lengan Besi. Kesiuran angin deras mengikuti serangannya.

"Sialan, Cakar Baja. Kau tidak akan mengalahkanku dengan mudah."Kertak si Lengan Besi yang juga segera bergerak. 

Kali ini dia berlaku cerdik, sengaja tidak mau beradu serangan secara langsung. Telapak tangan kanannya bergerak cepat membentuk kibasan untuk menghalau serangan cakar lawan.

"Kau pikir bisa dengan mudah menahan seranganku?!"

si Cakar Baja membentak. Kelima cakarnya tiba-tiba membalik membentuk paruh burung dan dalam kecepatan tinggi mematuk pergelangan si Lengan Besi. Kalau saja si Lengan Besi tidak segera menarik telapak tangannya tentu saja patukan si Cakar Baja yang sekeras baja akan mengenainya dan mungkin akan mengakibatkan luka cukup serius.

Dengan kaki kanannya sedikit bergeser ke sisi dalam, si Lengan Besi merubah serangan dengan satu serangan berupa sebuah totokan dua jari ke arah pinggang si Cakar Baja. Tentu saja si Cakar Baja tidak mau menerimanya begitu saja. Cakarnya yang gagal mematuk tadi segera dikibas ke bawah dengan cepat.

Deshhh!

Dua lengan beradu. Si Lengan Besi tidak menunggu si Cakar Baja bergerak, tangan kirinya melesat masuk menyerang dada. Tapi tentu saja si Cakar Baja bisa melihat serangan susulan lawannya ini, sebelah kaki kanannya sudah bergerak ke belakang lalu cengkeramannya berkelebat ke depan menyambut tusukan dua jari si Lengan Besi. Tujuannya jelas untuk mencengkeram dua jari si Lengan Besi kemudian melumpuhkannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Geger Mustika Batu BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang