"Sebenarnya siapa kalian? Ada permusuhan apa denganku?"Seru orang berpakaian putih masih sempat ajukan pertanyaan untuk mengetahui siapa tiga orang misterius itu. Tapi tidak ada yang menyahutinya.
Cengkraman lima jari tetap membeset udara, melaju cepat dalam kecepatan kilat dan kini tinggal beberapa inci dari dadanya. Serangan ini benar-benar ganas, sekali terkena sasaran dada siapapun akan terbongkar. Dan dari suara udara yang dibawanya jelas cengkaraman ini mengandung kekuatan tenaga dalam tinggi.
Terpaksa orang berpakaian putih yang sekilas diperkirakan masih muda itu harus bergerak mundur lalu berkelebat lenyap dari pandangan hingga sambaran jari-jari orang berjubah hitam hanya memakan tempat kosong. Orang berjubah hitam melengak kaget, menoleh kiri kanan mencari orang berpakaian putih yang jadi sasarannya.
"Gerakanmu masih lambat!"Mendadak terdengar ucapan mengejek dari arah belakangnya. Orang berpakaian putih rupanya sudah berdiri dalam jarak delapan langkah dengan bibir menyeringai sinis. Dan saat itu dia menggunakan kesempatan untuk memperhatikan tiga orang berjubah hitam dihadapannya dengan seksama.
Pelipis orang berjubah hitam bergerak-gerak. Jelas dia mulai marah. Dirinya yang awalnya merasa bisa menangkap musuh dalam satu gebrakan ternyata telah dibuat malu di hadapan dua orang kawannya. Dengan suara menggembor keras tubuhnya kembali berkelebat maju. Kini gerakannya lebih cepat dari sebelumnya dan hanya menyisakan kilatan hitam di belakangnya.
Melihat serangan kecepatan lawan yang makin meningkat, raut wajah orang berpakaian putih berubah serius. Dia tahu kalau serangan lawan tidak boleh dianggap enteng. Dengan gerakan cepat kembali tubuhnya berkelebat mundur. Tapi orang berjubah hitam sama sekali tidak memberi kesempatan, sebelum orang berpakaian putih mendarat di tanah cengkraman kelima jarinya tiba-tiba berbelok dan mengejar sebat. Angin serangannya sudah mendahuluinya menimbulkan hawa dingin dan tajam. Hal ini mau tidak mau membuat orang berpakaian putih terkejut sipitkan matanya.
"Tenaga dalamnya sangat tinggi. Ini baru satu orang. kalau dua orang lainnya datang bersamaan bisa celaka diriku."
Berfikir demikian ia segera kerahkan hawa sakti ke arah kedua kaki. Mendadak tubuhnya melayang ke udara lalu dalam kecepatan sukar dipercaya sosok putihnya kembali berkelebat lenyap dan sudah berpindah tempat. Serangan si jubah hitam kembali mengenai tempat kosong.
"Jahanam! Gerakannya sungguh cepat!"Rutuk si jubah hitam dengan geram
Kejadian tersebut tentu saja tidak tidak luput dari pandangan dua orang berjubah hitam lainnya. Keduanya ikut terkejut dan tidak menyangka pemuda berpakaian putih itu bisa menghindari dua kali sergapan kawannya.
"Sepertinya kita terlalu meremehkan lawan. Apa yang harus kita lakukan?"Tanya salah seorang berjubah hitam pada kawannya yang ada di sampingnya.
"Pertanyaan bodoh!"Ucap kawannya setengah memaki,"Tentu saja kita harus menangkapnya dan membawanya ke hadapan pimpinan. Kalau kita gagal dalam menjalankan tugas ini apa kau mau menerima hukuman keluarga? Apa kau siap menghadapi kemarahan Nyi "
Kawannya berubah raut wajahnya dan segera menggelengkan kepala.
"Aku akan membantu Ki Suda untuk meringkusnya."Ucapnya dengan cepat dan segera bergerak maju mendekat ke kawannya.
"Kita tangkap orang ini berdua!"
Orang berjubah hitam bernama Ki Suda mau tidak mau hanya anggukkan kepala. Dia memang merasa lawannya tidak akan bisa ditangkap olehnya seorang diri. Kini pemuda berbaju putih itu harus menghadapi dua orang berjubah hitam yang memiliki kepandaian tinggi. Kalau menghadapi satu orang ia merasa masih bisa menarik nafas, tapi kini dengan serangan dua orang bersamaan keadaannya semakin berbahaya. Sama sekali tidak ada kesempatan baginya bersantai.
![](https://img.wattpad.com/cover/282012767-288-k103955.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Geger Mustika Batu Biru
Ficção GeralLanjutan Cerita Geger Parahiyangan. Rimba persilatan kembali menghadapi bahaya ancaman kekacauan dan kehancuran. Seorang dukun sakti, yaitu Dukun Sakti Seribu Mantra yang menguasai Mustika Batu Biru milik Dewa Tongkat Iblis telah menggegerkan rimba...