Aku dapat merasakan seluruh pasang mata memandangiku. Aku sendiri juga kaget, tidak seharusnya aku mengucapkan mantra itu. Tidak peduli jika itu penyihir jahat atau laba-laba raksasa yang aku bunuh. Aku yakin sebentar lagi aku akan dikeluarkan dari Hogwarts karena mengucapkan mantra terlarang. Itupun jika mereka masih menganggapku sebagai salah satu muridnya.
Walaupun begitu, Pak D yang duduk di meja yang sama denganku tidak begitu terkejut. "Kurasa kabin Hecate akan mendapatkan penghuni baru," katanya dengan tak acuh.
"Eh, aku—aku tidak seharusnya," kataku berusaha meminta maaf entah kepada siapa lebih tepatnya. "Aku—"
Para pekemah masih melihat kearahku. Namun aku dapat memastikan bahwa mereka tidak memperhatikan tongkat sihir yang aku pegang. Mereka menatap sesuatu di atas kepalaku.
"Emily," kata Rosie dari meja nomor sepuluh. "Itu ..."
Ketika aku melihat ke atas, apapun yang barusan mereka lihat sudah memudar, tetapi aku masih dapat menangkap hologram bercahaya abu-abu, berputar dan berkilau dengan mataku. Sebuah burung hantu.
"Bagaimana bisa?" tanya Annabeth dari mejanya dan menunjuk kearahku. "Kau bukan saudaraku,"
"Memangnya aku mau jadi saudaramu?" tanyaku dengan keji.
Sebelum aku dan Annabeth berusaha membunuh satu sama lain seperti tadi sore, Chiron menyela. "Setidaknya kita tahu, kau akan masuk kabin yang mana."
Di sekelilingku, para pekemah berdiri dari kursi mereka dan berlutut—bahkan Annabeth, meskipun dia tidak terlihat senang untuk melakukan itu.
"Athena," kata Chiron. "Keturunan dari sang Bijak dan Strategi, sang Pengerajin dan Seni. Salam, Emily Roberts, putri dari Ashley Sellia, anak Athena,"
What in the world?
Makan malam terasa canggung untukku. Setelah tahu bahwa aku adalah keturunan Athena, Chiron langsung memindahkan aku ke meja nomor enam. Aku dikenalkan dengan anak-anak Athena yang lain—yang seharusnya aku panggil paman dan bibi. Oke, itu aneh sekali.
Setelah makan malam aku mengikuti saudara—tidak kata itu tidak tepat, kerabat lebih baik. Aku mengikuti kerabatku yang lain masuk ke kabin. Kabin Athena adalah kabin nomor enam dan merupakan sebuah bangunan abu-abu, tidak mewah, dengan tirai putih dan terdapat ukiran burung hantu di atas ambang pintunya. Mata oniks si burung hantu seakan mengikutiku saat aku berjalan mendekat.
Ketika aku masuk kedalam, aku menahan nafas. Tempat itu adalah bengkel kerja untuk anak-anak pintar. Semua tempat tidur susun didorong merapat ke satu dinding seakan tidur tidaklah penting. Sebagian besar ruangan dipenuhi dengan bangku dan meja kerja serta seperangkat peralatan dan senjata. Bagian belakang ruangan berupa perpustakaan besar yang disesaki oleh gulungan tua, buku bersampul kulit, dan buku bersampul kertas. Ada meja gambar arsitek dengan berbagai penggaris serta busur derajat, serta beberapa model bangunan tiga dimensi. Peta-peta perang besar ditempel di langit-lagit. Seperangkat baju zirah digantung di bawah jendela.
"Kau tidak takut hantu kan?" tanya salah seorang anak Athena yang kurasa namanya Troy.
"Percaya atau tidak, aku bertemu dengan hantu setiap hari di Hogwarts," kataku sambil tertawa kecil.
"Bagus kalau begitu," kemudian Troy menunjuk ke arah tempat tidur susun di pojok ruangan. "Tempat tidur yang diatas adalah tempat tidurmu sekarang,"
Aku berjalan mendekati tempat tidur tingkat itu. Didepan kasur dibawahnya, ada dua laci pakaian. Kupikir salah satunya akan menjadi milikku.
"Apa yang terjadi dengan pemilik sebelumnya?" tanyaku setelah melemparkan diriku ke kasur.
Troy mendekati kasurku. "Jane Turner. Kau tau kan setiap demigod pasti menderita GPPH atau disleksia? Tapi Jane menderita bipolar juga. Sampai suatu hari, dia stress karena perubahan emosinya, dia menjatuhkan dirinya dari dinding panjat di perkemahan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow (old ver)
Fantezie[NEW VERSION AVAILABLE! READ NOW ON OUR PROFILE] We do not own any of J.K. Rowling, Stephenie Meyer and Rick Riordan characters. Highest rank #1 in fantasy © 2015 by Melia F, Azarina W, Rani D, Fadhila D.