Chapter 22: Creepy Stalker

7.6K 634 29
                                    

Mataku membelalak melihat sosok gadis di hadapanku. Gadis itu memiliki rambut pirang, kulit pucat dan mata kuning topaz seperti Dr. Cullen. Ekspresi wajahnya dingin, namun dia cantik. Lebih cantik dari pada siapapun yang pernah aku lihat. Melihat dari ukuran tubuhnya, kurasa dia berumur delapan belas tahun atau lebih. Anak adopsi. Itu sudah jelas.

Tetapi aku tidak memperhatikannya karena kecantikannya yang luar biasa, tetapi karena dia adalah orang yang selama ini menghantui pikiranku. Si kasir yang melayani aku dan Rosie di mal pada ulang tahunku tahun lalu. Katie.

“Kau?” kataku. Mataku masih terbuka lebar.

Gadis itu juga ikut terkejut melihatku. Dia melirik kepada Dr. Cullen dan aku secara bergantian, seperti memberi isyarat. Namun ketika aku melihat Dr. Cullen, dia sama sekali tidak kaget. Dia memiliki self-control yang bagus.

“Perawat Grey, dapatkah Anda meninggalkan Emily sebentar?” bagaimana Dr. Cullen mengetahui namaku? Aku bahkan belum memperkenalkan diri. “Nanti aku sendiri yang akan mengantarkannya kembali ke rumahmu,”

“Tentu saja, Dr. Cullen,”

Namun Collins tidak sependapat dengan ibunya, “Tapi Em—”

“Sudahlah. Ayo pergi,” kata Connor sambil mendorong saudaranya keluar dari ruangan.

Begitu Mrs. Grey dan si kembar keluar dari ruang kerja Dr. Cullen, aku langsung menumpahkan semua pertanyaan yang ada di kepalaku.

“Bagaimana kau tahu namaku?” tanyaku sambil melangkah maju mendekati meja Dr. Cullen. “Dan kau,” aku menunjuk ke gadis itu. “Siapa kau? Selain vampire stalker yang menghantui isi kepalaku dari setahun lalu?”

Kali ini Dr. Cullen juga terkejut. Pasti topic vampire ini pemicunya.

“Carlisle,” gadis pirang itu berkata dengan pelan namun aku masih dapat mendengarnya dengan jelas.

Dr. Cullen bangkit dari kursinya. “Nah, kita mulai pelan-pelan dulu ya? Aku Carlisle Cullen, kau dapat memanggilku Carlisle. Dan ini adalah anakku, Rosalie. Dia bekerja sebagai asistenku disini,”

“Dan kalian adalah vampire,” tuturku. “Ada lagi?”

Rosalie melangkah mendekatiku dengan cepat. Mata topaznya menusuk ke jiwaku dengan sadis. “Bagaimana kau tahu bahwa kami adalah vampire?”

Aku tertawa kecil. “Aku mungkin masih kecil, tetapi tidak bodoh! Aku melihatmu di mal waktu itu, dan dalam sekejap kau menghilang! Setelah aku masuk Hogwarts aku dan teman-temanku mencari tahu tentang ayahku, dan mendapatkan hasil kalau dia adalah vampire seperti kalian.”

“Bagaimana kalau kita lanjutkan perbincangan ini di rumahku?” tanya Carlisle. Kemudian dia dan Rosalie berjalan mendekati aku.

Dengan reflex, aku mengeluarkan tongkat sihirku dan mengarahkannya pada vampire-vampire itu. “Apa yang membuatku harus mempercayai kalian? Bagaimana aku tahu kalau kalian tidak akan mencoba untuk membunuhku? Kalian vegetarian, aku tahu, tetapi itu tidak memperkecil peluang kalian untuk mematahkan leherku,”

“Roberts,” gumam Rosalie. “Sama saja,”

Mataku menyipit dan aku memasang ekspresi paling dingin.

“Begini Emily, kami kenal ayahmu dan Rosalie adalah sahabatnya,” Carlisle menjelaskan. “Dia meminta kami untuk melindungimu. Sebelum kau di terima di SIP, kami tidak tahu siapa dirimu. Umurmu sebelas tahun ketika Rosalie pertama kali mengintaimu, menjagamu jauh dari masalah.”

“Well usaha kalian tidak berjalan dengan begitu baik,” kataku dengan jujur. “Volturi tahu siapa aku dan mereka berniat untuk membunuhku. Aku menjadi tahanan mereka beberapa minggu lalu. Sekarang mereka menahan sahabatku dan aku harus menyelamatkannya,”

Shadow (old ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang