Penyerangan kedua telah terjadi. Makin banyak korban dan kerusakan yang telah diperbuat Volturi. Dan Kepala Sekolah McGonagall pun berubah. Semua ini sangatlah buruk, ditambah lagi belum ada kabar berikutnya dari Emily.
Kini Asrama Slytherin sedang kosong. Semua siswa sedang mengikuti kelas, kecuali aku. Yah, aku sedang membolos-untuk pertama kalinya- dan beristirahat di common room seorang diri.
Aku terus memandangi surat dari Emily beberapa hari yang lalu. Ia mengatakan bahwa bagaimanapun juga kita tidak bisa mencegahnya untuk tidak kembali ke sini. Namun, berhubung keadaan sudah tidak terkendali, aku tidak mungkin mencegahnya untuk tidak kembali ke sini. Mungkin kepala sekolah benar, kita tidak boleh kehilangan satu siswa pun. Namun tetap saja aku tidak bisa membiarkan Emily mengorbankan dirinya.
Namun sudah pasti McGonagall tidak mungkin mau menyerahkan Emily kepada Volturi. Pasti ada yang tidak beres dengannya. Aku sangat-sangat yakin. Bahkan dia pun tidak rela untuk mengorbankan Harry Potter demi menyelamatkan Hogwarts waktu itu. Seharusnya ia melakukan hal yang sama terhadap Emily.
Lamunanku pecah ketika seseorang mengetuk pintu masuk common room. Aku pun segera memakai jasku dan berjalanke arah pintu tersebut.
Rosalie Hale. Mau apa dia? Kuharap menawarkan bantuan. Aku mempersilahkannya duduk di sofa, di hadapanku.
"Kau harus mengerti, Scorpius," ucap Rosalie. "Satu-satunya cara agar kita semua bisa selamat adalah untuk membiarkan Emily tinggal di perkemahan itu."
Scorpius menggerang frustasi. "Tapi sampai kapan?"
"Setidaknya sampai Volturi berhenti mengicarnya,"
"Itu bisa kapan saja!" teriakku. "Kau sendiri yang mengatakannya. Volturi tidak akan berhenti sampai mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dan mereka ingin Emily mati!"
Katie menghela nafas panjang. "Aku tahu itu. Dengar, aku akan membantu melindungi Emily, oke? Kau harus percaya padaku. Tetapi kau juga harus memikirkan kehidupan orang-orang disini. Para penyihir mungkin selamat kali ini dan pada penyerangan sebelumnya, tetapi Volturi dapat menyerang lagi kapan saja. Ini seperti Battle of Hogwarts yang terulang kembali."
"Volturi pertama kali menyerang Hogwarts tanggal 31 Juli, seminggu setelah libur musim panas. Lalu mereka menyerang lagi hari ini, 8 Agustus, delapan hari setelah penyerangan pertama. Menurutku, Volturi akan menyerang lagi dalam sembilan hari. Kalian harus memikirkan cara untuk menahan serangan ketiga mereka nanti," Rosalie menjelaskan, namun tentu saja aku sudah tahu.
"Mereka tidak menemukan Emily di Hogwarts pada invasi pertama dan kedua, apa yang membuatmu berpikir bahwa akan ada yang ketiga?" tanyaku.
"Volturi berusaha memancing Emily untuk keluar. Entah apa yang membuat mereka berpikir seperti itu, berhubung Emily ada di benua lain, tetapi itulah kebiasaan mereka."
Jam besar di common room berbunyi. Loncenganya bergema di sepenjuru ruangan. "Aku harus pergi, Scorpius. Jaga dirimu."
"Lakukanlah untuk Emily, Scorpius," kata Rosalie. "Aku tahu perasaanmu terhadapnya. Bertahan hiduplah untuk gadis itu."
Dengan begitu, Rosalie langsung beranjak dari sofa ke luar asrama dengan kecepatan suara-meninggalkanku duduk sendirian di common room. Namun ia kembali lagi.
"Keluargaku akan membantu semampu kami ketika penyerangan ketiga nanti," tambahnya.
"Tapi bukankah kalian tidak mungkin membantu berhubung kalian ada dalam blacklist Volturi?"
"Kami tidak bisa tinggal diam disaat-saat seperti ini. Setidaknya jika kami gagal, kami sudah berusaha," ujar Rosalie sebelum pergi meninggalkan common room.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow (old ver)
Fantasía[NEW VERSION AVAILABLE! READ NOW ON OUR PROFILE] We do not own any of J.K. Rowling, Stephenie Meyer and Rick Riordan characters. Highest rank #1 in fantasy © 2015 by Melia F, Azarina W, Rani D, Fadhila D.