A/N: unedited chapter. sorry for any typo and the huge time skip
Emily POV
Tujuh bulan berikutnya berlalu bagai angin. Aku tidak terlalu ingat lebih detailnya, yang pasti enam bulan terakhir merupakan tujuh bulan terbaik dalam hidupku, kurasa. Scorpius jadi semakin protektif terhadapku dan aku pikir itu bagus, maksudku, aku masih menyimpan perasaan padanya. November lalu aku, Albus, Rose, dan Lucetta membuat surprise party pada ulang tahun Scorpius yang ke-15. Well, tidak juga sih. Mereka membantuku membuat konsep kejutan ulang tahun untuk Scorpius dan aku yang melakukan sisanya. Pesan di tiang, bersikap dingin kepada Scorpius, dan rumah terbengkalai di hutan itu? Ya, itu semua kerjaan teman-temanku. Aku hanya mengikuti saja.
Kemudian tim quidditch Slytherin memenangkan pertandingan melawan Gryffindor pada bulan November. Pertandingan itu boleh dibilang yang paling menegangkan untukku. Aku masih sedikit kecewa karena aku tidak dapat golden snitch yang menyebalkan itu. Tetapi untungnya skor kami masih unggul. Lalu ada pertandingan pada bulan Februari melawan Ravenclaw. Kami juga memenangkan yang satu itu dan pertandingan melawan Hufflepuff pada bulan Mei. Well, seperti kataku tadi, tujuh bulan terbaik dalam hidupku.
Hari ini adalah hari terakhir sebelum liburan musim panas dan aku masih harus masuk ke kelas astronomi sebelum sekolah usai. Biasanya, aku sangat bersemangat untuk kelas astronomi, tetapi sepertinya rasa antusiasku untuk kelas astronomi sudah terhapuskan. Untungnya, Scorpius ada di kelas yang sama denganku.
"Last day of school!" Seseorang berteriak di belakangku membuat aku terkaget. Ketika aku melihat ke belakang, Albus dan Rose sedang tertawa terpingkal-pingkal.
"What the heck was that?" tanyaku dengan kesal. "Aku bisa kena serangan jantung gara-gara kalian."
"Ayolah, Emily," kata Albus sambil tertawa. "Kau harus bersenang-senang sebelum liburan dimulai! Dan jangan lupa, bulan depan kau akan berusia lima belas tahun."
Aku menggelengkan kepalaku. "Kita punya lima puluh hari untuk bersenang-senang pada liburan nanti, Albus. Aku hanya ingin focus ada pelajaranku dulu saat ini."
"Lama kelamaan kau malah menjadi seperti seorang Weasley," gerutu Albus.
Rose memukul lengan Albus dengan jengkel. "Kau mengatakannya seakan menjadi seperti Weasley adalah hal yang buruk saja."
Tiba-tiba, aku merasakan seseorang merangkulkan lengannya di bahuku. Aku menoleh untuk melihat siapa orang itu, dan langsung rileks ketika aku tahu siapa dia—Scorpius.
"Bagaimana kalau kita pergi masuk ke kelas saja dan meninggalkan dua sepupu ini berdebat disini?" tanya Scorpius.
Aku hanya menganggukan kepalaku dan pergi ke kelas astronomi dengan Scorpius yang masih merangkulku. Aku tahu, kami bersikap seolah kami punya hubungan lebih, tetapi, entahlah, aku dan Scorpius sama-sama nyaman dengan keadaan seperti ini. Aku bahkan tidak seratus persen yakin kalau dia suka padaku, jadi aku akan menikmati saat-saat ini saja dan menunggu bocah Malfoy ini membuat langkah selanjutnya.
***
Keesokkan paginya, aku bangun ketika seseorang mengguncangkan tubuhku.
"Hush, diam, aku mau tidur," kataku tanpa membuka mata. Tetapi siapapun yang berusaha untuk membangunkanku itu tidak mendengarkan.
"Emily, bangun," ucap orang itu yang pasti adalah Lucetta. "Keretanya berangkat satu jam lagi."
Dan sekejap kedua mataku langsung terbuka lebar. "Oh, tidak!"
Aku melesat ke kamar mandi dan cepat-cepat menggosok gigi dan mandi. Aku tidak percaya kalau aku bangun kesiangan. Ya ampun, apa yang akan terjadi jika Lucetta tidak membangunkan aku? Begitu aku keluar dari kamar mandi, asrama sudah kosong dan sunyi, kemudian cepat-cepat aku menyambar koperku dan berlari ke common room.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow (old ver)
Fantasy[NEW VERSION AVAILABLE! READ NOW ON OUR PROFILE] We do not own any of J.K. Rowling, Stephenie Meyer and Rick Riordan characters. Highest rank #1 in fantasy © 2015 by Melia F, Azarina W, Rani D, Fadhila D.