A/N: No edited and filter chapter!
Aku masih tidak percaya bahwa Kepala Sekolah McGonagall mengabaikan peringatan dari Emily. Volturi bisa datang kapan saja hari ini. Sejak aku membuka mataku tadi pagi, ada rasa takut tersendiri yang menjalari tubuhku dan ada kupu-kupu—tidak, kelelawar lebih tepatnya, yang beterbangan di perutku.
Hal yang sama juga terjadi pada Albus, Rose, dan Lucetta. Mereka tidak perlu menceritakannya kepadaku, aku dapat melihatnya di wajah mereka. Setiap kali kami berpapasan di koridor sekolah atau di kelas, ekspresi tegang menghiasi wajah mereka yang pucat pasi. The waiting is killing us.
Aku dan Lucetta sedang berada di kelas astronomi ketika jendela-jendela di kelas pecah tiba-tiba. Jeritan anak-anak mengisi ruang kelas dan kami cepat-cepat berlindung di bawah meja.
Lucetta menggenggam lenganku kuat-kuat. "Apa yang terjadi?"
"Tidak tahu." Suaraku beradu dengan kericuhan disekitarku. "Mungkin ini bagian dari penyerangan—"
Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, seseorang mengangkat meja tempat aku dan Lucetta berlindung. Gadis disebelahku mencengram lenganku lebih kuat sampai lenganku jadi kebas. Kemudian seseorang menarik seragamku dan melemparkanku ke seberang kelas. Tubuhku membentur lemari buku dengan keras sampai hancur.
"Scorpius!" Aku mendengar Lucetta meneriakkan namaku.
Kepalaku masih berdenyut gara-gara terbentur lemari barusan. Saat aku sudah dapat menghilangkan rasa pusingku, aku melihat dua orang memakai jubah berwarna abu-abu terang—Volturi.
Dengan kondisi mmasih linglung, aku mengeluarkan tongkat sihirku—milik Emily, terserahlah. Aku menodongkan tongkat sihir ditanganku ke arah vampire-vampire itu, tetapi rasanya sulit sekali. Mereka bergerak terlalu cepat.
"Aresto momentum." Seketika saja vampire-vampire itu memperlambat gerakan mereka. Aku tidak tahu kalau tembakanku akan tepat sasaran. Aku hebat ya? Oke, Scorpius, kau salah focus.
Lucetta yang kini sudah berlindung di tempat yang lebih aman (belakang lemari tentu saja lebih aman daripada kolong meja yang nyaris hancur), mengeluarkan tongkat sihirnya. "Confringo"
Kemudian gadis itu berlari ke arahku dan membantuku berdiri. "Ayo, kita harus pergi dari sini."
"Bagaimana dengan yang lain?"
"Mereka akan baik—" Seperti sudah diberi isyarat, jeritan penuh siksa keluar dari salah satu anak di kelas. Sontak, kepalaku menoleh ke arah sumber suara itu dan mendapati salah satu vampire itu menghisap habis darah temanku. Aku tidak tahu siapa lebih tepatnya, karena vampire itu langsung melempar tubuh temanku itu ke sisi ruangan yang lain.
"Ya, Lucetta, mereka akan baik-baik saja," kataku dengan penuh sarkasme. Lucetta hanya memutar bola matanya dan kami langsung berlari mencari pemimpin makhluk-makhluk haus darah ini.
Tidak jauh dari kelas astronomi kami, aku melihat empat sosok berjubah memunggungi kami. Dua diantaranya memakai jubah hitam sewarna langit malam. Yang dua lagi memakai jubah abu-abu. Yang lebih pendek memakai jubah abu-abu gelap dan yang paling tinggi memakai jubah abu-abu terang. Tidak perlu aku berpikir lama, yang mengenakan jubah hitam adalah si kembar Jane dan Alec. Yang paling tinggi itu Felix dan yang terakhir adalah Demetri.
Ketika aku dan Lucetta mendekati mereka, aku dapat melihat sosok Kepala Sekolah McGonagall sedang berbicara dengan mereka. Apa dia tidak menyadari penyerangan yang dilakukan oleh Volturi di kelasku? Mungkin juga di kelas-kelas yang lain.
"Ah, Scorpius, bagus sekali kau mau bergabung," ujar Demetri tanpa membalikkan badannya.
Aku melangkahkan kakiku lebih cepat kearah mereka. "Apa yang sedang terjadi disini?"
Dua vampir yang ditengah, si kembar Jane dan Alec, memutar badan mereka sehingga aku dapat melihat kepala sekolah dengan jelas dari ujung kepala sampai ujung kaki.
"Malfoy, Calderra." Suara kepala sekolah bergetar dengan rasa kaget dan takut. "Mengapa kalian tidak berada di kelas?"
Lucetta berjalan ke sampingku. "Pertanyaan yang lebih tepat; apa yang Anda tidak menyadarinya? Kelas kami diserang oleh vampir-vampir Volturi dan seorang teman kami tewas dibunuh. Mungkin saja hal yang sama terjadi dengan kelas-kelas yang lain. Dan apa yang vampir-vampir ini lakukan disini?"
"Kau dengar itu, Nyonya?" tanya Jane. "Seorang muridmu terbunuh karena ulahmu. Kami dapat membunuh lebih banyak lagi jika anak itu belum ada disini ketika kami datang lagi nanti. Volturi tidak memberi kesempatan kedua. Ingatlah itu. Caius pasti akan sangat tidak senang ketika dia tahu bahwa Miss Roberts tidak ada disini."
"Kami masih mencarinya. Mustahil untuk menemukan tempat dia tinggal sekarang." Kepala Sekolah McGonagall berusaha untuk bernegosiasi dengan Jane—mengabaikan pertanyaan yang dilontarkan Lucetta sebelumnya.
"Terserah, kami akan kembali lagi dalam sembilan hari. Jika anak itu tidak ada disini juga sampai kami kembali, kami tidak keberatan untuk memburu seluruh penyihir disini." Alec memperingatkan. Kemudian, mereka pergi secepat angin.
Selama beberapa detik, kepala sekolah berdiri ditempat, tidak bergerak. Ketakutkan terlukis di wajahnya. Di matanya, aku dapat melihat rasa benci dan peduli.
"Kau dengar itu, Malfoy?" katanya lirih. "Itu alasan mengapa aku ingin Emily kembali kemari. Aku lebih memilih kehilangan satu murid daripada kehilangan seluruh penyihir disini."
"Jika kau tidak mau membantuku untuk menemukannya, itu tidak masalah. Tetapi jangan menghalangi jalanku, Malfoy," tambah Kepala Sekolah McGonagall.
Aku memperhatikan kepala sekolah pergi meninggalkan aku dan Lucetta di koridor yang kosong.
"Apa yang harus kita lakukan, Scorpius?" tanya Lucetta. "Kau dengar sendiri apa katanya, kepala sekolah akan memaksa Emily untuk kembali kesini."
"Tidak jika kita menemukannya terlebih dahulu," kataku dengan percaya diri. "Kita harus mencari Rose dan Albus. Kita akan membutuhkan banyak bantuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow (old ver)
Fantasía[NEW VERSION AVAILABLE! READ NOW ON OUR PROFILE] We do not own any of J.K. Rowling, Stephenie Meyer and Rick Riordan characters. Highest rank #1 in fantasy © 2015 by Melia F, Azarina W, Rani D, Fadhila D.