A L A N A 19

699 44 1
                                    

Selamat Membaca
.
.
.
.
.
🌻🌻🌻🌻🌻

Disinilah Alana, di gudang tempat dimana ia akan disiksa oleh seorang wanita yang berstatus sebagai ibu kandungnya.

Alana yang mengetahuinya dirinya akan dicambuk hanya menurut mengikuti perintah sang bunda. Ada sebuah papan kayu berbentuk tubuh manusia yang sedang merentangkan tangannya. Ditempat itulah, kedua tangan Alana diikat. Sebelumnya Alana harus melepaskan bajunya, hingga tersisa pakaian dalamannya saja.

Ctak..
Satu kali cambukan mendarat mulus dipunggung Alana. Sakit? Janga ditanya. Bahkan alana lupa seperti apa itu rasanya kesakitan.

Ctak..

Ctak...

Ctak...

Ctak...

Ctak...

"Dasar anak tak tau diuntung!! Beraninya kamu pulang dijam segini! Dan berani juga kau membohongi saya! Kau pikir saya tidak melihatnya kalau Dafa sejak siang tadi berada di rumah sakit? Hah? Dasar anak sialan" hardik Evita. Ia kembali mencambuk tubuh Alana.

"Ampun bund... Ampun bunda.. Alana janji gak akan bohongin bunda lagi.. hiks..." Mohon Alana.

"Seharusnya sejak dulu saya membunuh anak tak berguna seperti kau! Sialan!!" Evita kembali mencambuk tubuh Alana.

"Malam ini kau harus tidur disini!" Perintah Evita.

Merasa puas, Evita segera keluar. Ternyata menyiksa putrinya itu membuat tangan dan hatinya ikut merasakan sakit. Evita keluar tanpa melepaskan tali yang mengikat tangan Alana.

Udara malam mulai masuk. Rasa sakit bekas cambukan ditubuh Alana masih terasa. Tubuhnya yang tidak dibalut oleh baju hangat dan hanya dalaman saja, membuatnya mulai merasa menggigil.

Bunda, orang yang seharusnya hanya akan merasakan sakit ketika anaknya terluka, malah memberi luka. Apakah bundanya layak disebut bunda?

Karena dinginnya udara malam, Alana mulai tertidur.

💚🕊️💚

Pagi harinya Alana terbangun. Ia masih dalam posisi semalam. Tidur tanpa pakaian hangat dan bekas cambukan bundanya, ditambah posisinya yang sedang berdiri. Lengkap sudah penderitaan Alana.

Seseorang membuka pintu gudang dan segera menghampiri Alana. Ia melepas ikatan tali yang mengikat tangan Alana, kemudian mengambil pakaian Alana untuk dipakaikan pada Alana.

"Makasih bang kenzi" Yap, orang itu kenzi. Tanpa mengucapkan sesuatu, kenzi segera keluar. Alana kembali ke paviliun. Hari ini dirinya tidak akan bersekolah. Ia telah meminta izin sebelumnya.

Jangan ditanyakan dimana Kenzo. Sejak kemarin ayahnya mengajak Kenzo suatu tempat. Alana tak ingin menaruh curiga, tapi kejadian seperti ini pernah terjadi dimasa lalu. Kenzo akan diajak ayahnya kesuatu tempat, dan keesokan harinya Kenzo dikirim ke Australia untuk belajar disana. Sebenarnya itu hanya alasan untuk memisahkan Kenzo dan alana.

💚🕊️💚

Nia telah kembali, tapi hatinya tetap merasa hampa. Bagaimana tidak, biasanya di jam ini, Alana akan mendatanginya. Tapi, lihatlah sekarang! Bahkan tanda-tanda kehidupan Alana saja tidak terdeteksi.

"Lu kenapa?" Tanya Aron. Kesabarannya sudah habis melihat wajah sahabatnya ini yang tidak bisa dikatakan baik-baik saja.

"Gpp" jawab Nathan ketus.

(Story Of Ending) LET ME BE HAPPY ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang