A L A N A 6

1K 48 0
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.
.
🌻🌻🌻

Alana menentang ranselnya berisi beberapa lembar pakaian untuk dipakai selama persami dengan sangat kesusahan. Matanya memanas kala melihat kedua orang tuanya yang mengantar Kenzo ke sekolah dengan mobil, sedangkan dirinya dibiarkan untuk naik angkot.

30 menit sudah Alana menunggu angkot, namun tak ada satupun yang datang, hingga Alana memutuskan untuk berjalan saja. 10 menit berjalan, akhirnya Alana bertemu Bagas yang tengah mengisi bensin.

"Pak Kekel!!" Panggil Alana pada Bagas. Bagas yang dipanggil pun menoleh pada Alana.

"Hey Na, Lo kok masih disini?!" Bingung Bagas.

"Iya nih, nungguin angkot lama bener, jadinya aku mutusin buat jalan aja" adu Alana

"Ya ampun, lu kayak gak punya teman aja lu. Kan lu bisa nelpon gue, dan gue juga bisa jemput lu" Bagas

"Hehehhe, aku sungkan Gas,. Lagian selama ini kita gak dekat, jadi aku tau diri" Alana

"Udahlah, sekarang Lo ke sekolah bareng gue deh. Siniin ransel Lo" Bagas merebut ransel milik Alana.

****

"Makasih yah Gas, Aku janji bakal ingat kebaikan kamu dan bakan ganti suatu saat nanti" Alana

"Bantuin gue pas ulangan aja, hehehehe" canda Bagas

"Ih, kalau itu gak boleh. Kamu harus usaha sendiri" Ucap Alana membuat Bagas memasang wajah cemberut.

"Dahlah, siniin ransel Lo. Sekalian gue bawa ke kelas" Bagas

"Eh, gausah Gas. Aku bisa sendiri kok. Mending sekarang kita ke kelasnya barengan aja" ajak Alana, tanpa sadar Alana menggandeng tangan Bagas menuju kelas.

"Duh, jantung gue, kuat dong. jangan sampai gue malu depan Alana" batin Bagas.

Setibanya di kelas, banyak mata yang memandang kedekatan Bagas dan Alana. Ada seseorang yang menatap Alana dengan tatapan tidak suka.

"Esya.!!" Panggil Alfian pada Alana. Alana menatapnya tak suka, sedangkan seseorang kini menatap Alfian terkejut.

"Darimana dia tau panggilan itu? Itu milikku!!"  Kenzo, pria yang terkejut dengan panggilan dari Alfian.

"Ih, Alana Fian... Namaku Alana, bukan Esya" tegur Alana.

"Iya iya adekku" Alfian mengusap lembut kepala Alana. "Kok bisa bareng Bagas?" Tanya Alfian

"Tadi Aku numpang ke sekolah sama Bagas, soalnya gaada angkot" keluh Alana

"Kok gak nelpon gue sih? Kan gue bisa jemput lu" protes Alfian.

"Hehehehe, iya deh, besok aku bakal ngabarin kak Alfian kalau minta dijemput" Alana

"Nah, gittu dong. Eh, tempat lu diamana? Siniin ranselnya, biar gue yang bawain" Alfian merebut ransel dari Alana dan masuk ke bilik anak perempuan. "Tempat Lo yang mana?"

"Gak tau kak" jawab Alana.

"Heh, kok gitu. Eh, cewek-cewek, tempat yang masih kosong dimana? Alana belum punya tempat nih!" Tanya Alfian. Percayalah, Alana kini menunduk malu.

"Tuh, diujung masih kosong. Lu bisa nempatin itu" tunjuk seorang siswi diujung ruangan bersebelahan dengan tempat sepatu yang tentunya akan mengeluarkan bau-bau tak sedap.

"Lu gila, hah?!!" Bentak Alfian

"Udah, Gpp kok" Alana mencegah.

****

(Story Of Ending) LET ME BE HAPPY ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang