A L A N A ENDING

3.2K 84 7
                                    

Selamat Membaca
.
.
.
🌻🌻🌻🌻

Enjoy guys...

Sudah satu minggu berlalu dan sudah satu minggu Dona sadarkan diri. Kini Dona hanya diam dan tidak ingin berbicara dengan siapapun. Ia hanya ingin Alana. Bukan yang lain.

Dona sangat kecewa pada anak, menantu dan juga cucunya yang seenaknya memfitnah Alana. Ia begitu sangat merah. Ia marah ketika melihat dengan jelas Bela yang mendorong Alana hingga tidak sadarkan diri dikolam renang, Dona marah ketika melihat Hendru dan Gavin berbuat kasar pada Alana, serta Dona marah pada mereka yang sudah berkata kasar pada Alana. Namun, Dona sendiri juga marah pada dirinya. Marah pada dirinya yang dulu menyakiti cucunya. Dona menyesali perbuatannya dahulu. Apa Alana mau memaafkan kita? Itulah yang dipikirkan Dona.

Pagi itu, semua anggota keluarga berkumpul untuk sarapan, kecuali Bela. Sejak mengetahui fakta tentang Alana yang memiliki trauma pada kolam, dirinya terus-terusan mengurung diri dikamar. Bahkan Wilda dan Nia harus menggunakan kamar yang sama dengan saudara laki-lakinya.

"Kemana Bela?" Tanya Papah Bela.

"Dia dikamar om. Bela gak mau keluar dari kamar. Bela terus menyebut nama Alana" jelas Nia.

"Biar aku yang panggilkan Bela" Willy berdiri dan segera menuju kamar memanggil Bela.

"Bel, bela!!! Keluar Bel!! Semua orang udah nungguin kamu!!" Willy terus berteriak dari luar memanggil Bela. Namun Bela tetap tidak menjawabnya.

"Gue janji bakal bantuin Lo nemuin Alana, gue janji Bel!! Kita ke Jakarta!"

Setelah berkata seperti itu, Bela segera keluar dari kamar. Penampilannya sangat kacau. Rambutnya acak-acakan. Bela sudah seperti seorang yang tak waras.

"Lo gak boongin gue kan?" Tanya Bela memastikan.

"Gue janji!" Willy memeluk bela. Ia tau perasaan apa yang bela rasakan. perasaan bersalah yang juga kini dirasakannya.

Saat sarapan berlangsung, Dafin terlihat sangat frustasi. Ia seperti seorang yang kebingungan. Menyadari itu, Manora pun bertanya.

"Kamu kenapa Daf?" Tanya Manora.

"Dafin mau jujur sama kalian semua." Langsung saja atensi semua orang tertuju pada Dafin.

"Sebenarnya selama ini ada yang aku dan Esya sembunyiin dari kalian" Dafin menarik nafas panjang. Ia tau apa yang ia dapatkan dari kejujurannya, Dafin hanya harus menerima itu.

"Esya udah lama menderita kanker dan sekarang kankernya udah masuk stadium akhir. Kanker yang diderita Esya termasuk kanker ganas dan sangat sedikit harapan untuk hidup" jelas Dafin. Entah kenapa, tiba-tiba saja air mata Dafin terjatuh.

Prakk!!!

Hendru memukul meja makan dengan kuat.

"KENAPA KAU SEMBUNYIKAN DARI KAMI BODOH!!! SEKARANG ADEK MU SENDIRI DILUAR SANA!! BAGAIMANA JIKA SESUATU YANG BURUK TERJADI!!!" Amukan Hendru tak tertahankan lagi.

Kini Evita kembali terisak. Ia marah pada dirinya. Ia marah karena tidak bisa mengetahui penyakit yang diderita putrinya. Ia marah pada dirinya yang bukan mengobati dan malah menambah sakit pada putrinya.

"Kenapa baru sekarang Lo bilang bajingan!!" Bugh.. Gavin memberi Bogeman pada Dafin. Sedangkan Dafin hanya pasrah dan menerima apa yang terjadi.

"Maaf, Esya maksa gue buat tutup mulut . Itulah kenapa dulu gue minta pindah dan fokus buat kesembuhan Esya. Tapi, gue... Gue malah makin menyakiti dia.. gue salah...hikss" kini Dafin terisak.

(Story Of Ending) LET ME BE HAPPY ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang