A L A N A 7

977 48 0
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.
.
🌻🌻🌻

Sejak siang tadi, Alfian terus saja mengomeli Alana karena terkunci dalam gudang bersama Kenzo. Tentu Alfian juga saat ini mengomeli Bagas yang tak becus menjaga Alana. Tapi, bukannya takut, Alana malah tersenyum kesenangan mendengar setiap ocehan yang dilontarkan Alfian. Bagas sesekali memandangi Alana dan tersenyum, begitupun Alana. Puas mengoceh, Alfian memberikan tiga bungkus nasi Padang kesukaan Alana.

"Sekarang kita makan, gue tau Lo gak sempat sarapan karena terkunci bersama si kampret itu" ujar Alfian ketus, sedangkan Bagas sudah melahap makanannya.

"Dia adik ku juga fi, kalau kamu lupa" Alana

"Tetap saja. Lupakan, kalau Daniel tau, bisa-bisa gue dipukul, mending sekarang kita makan" pandangan Alfian teralihkan pada Bagas " Dasar si ege, belum disuruh makan, udah makan aja lu" kesal Alfian.

"Lu sih kelamaan ceramahnya, gue jadi lapar kan" jawab Bagas santai dan mengesalkan.

Alfian hendak memukul wajah Bagas, namun tertahan oleh Alana,

"Gaboleh gitu, biar ngeselin + nyebelin, udah gitu idup pula, dia tetap ketua kelas kita" jawab Alana santai, dan berhasil memunculkan gelak tawa Alfian, sedangkan Bagas memasang wajah cemberut.

****

Kegiatan persami telah usai. Alana baru saja tiba di tempat yang disebut rumah, namun tidak bagi Alana. Alana merebahkan tubuhnya di kasurnya, ia benar-benar sangat kelelahan. Saat ini Alana hanya ingin tidur. Tapi tidak semudah itu. Baru saja ia hendak tidur, suara Kenzi membangunkannya.

"Bangun woy!!!" Kenzi menggedor-gedor kasar pintu kamar Alana.

"Iya bang, bentar" Alana berlari mendekati pintu dan membukanya. "Ada apa yah bang?" Tanya Alana.

"Keruang keluarga sekarang!" Perintah Kenzi, dan berlalu pergi meninggalkan Alana. Biasanya Kenzi akan sedikit menyiksa adiknya, tapi kenapa kali ini berbeda? Kenzi bahkan tidak memperdulikannya.

"Baiklah" Alana sedikit berlari mengikuti langkah Kenzi.

Setibanya diruang keluarga, betapa terkejutnya Alana yang melihat Daniel, Nara dan kedua orang tuanya.

"Buna... Ayah..." Alana berlari menghampiri kedua orang itu dan menyalimi tangan mereka. Terselip rasa tak suka di hati Evita, saat Alana memanggil wanita lain dengan sebutan Buna.

"Kau semakin cantik saja" puji Buna.

"Terimakasih Buna. Oh yah, Buna dan ayah ada keperluan apa?" Tanya Alana.

"Lebih baik kita duduk dulu sayang" Buna.

"Silahkan duduk" tawar Hendru.

"Bawakan kami minum dan beberapa cemilan" ujar Evita pada Asisten rumah tangganya.

Tak perlu waktu lama, minuman dan cemilan sudah tersedia di atas meja tamu.

"Jadi, ada keperluan apa kalian kemari?" Tanya Hendru.

"Saya akan langsung saja, kami ingin membawa Dasya untuk tinggal bersama kami di Australia." Ujar Varo.

"Australia?" Alana kaget, "apa kalian akan pindah?" Tanya Alana sekali lagi. Kenapa dunia sangat kejam. Kenapa semesta selalu ingin menjauhkan Alana dari orang-orang baik?

"Benar sayang, ayah akan mengurusi perusahaan di Australia dan kemungkinan akan menetap disana. Jadi ayah memutuskan untuk membawa Putri ayah yang cantik ini bersama dan hidup di Australia" jelas varo.

(Story Of Ending) LET ME BE HAPPY ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang