PART 4.REMBULAN PECAH

178 29 14
                                    

*4.

"Gii..kenapa?!"

Lagi,
Goncangan kasar tangan Zaskia menyadarkan Giri. Bahwa ia masih di sini.Bergelut dengan kemelut ingatannya yang semrawut akan cara naik motor.

Ayo Gi..tenang..tenang..bayangkan Dhiana di sisimu.Apakah akan kau biarkan Dhianamu tahu bahwa ingatanmu tergerus dimensia?Dan membiarkan ia susah?

Bismillah ya Alloh.Jika ridho-Mu yang aku cari untuk bahagiakan Dhiana maka berilah jalan.Rintih batin Giri.Tulus.

"Alhamdulillah!"

Pekik Giri dalam tahmid dan senyum lebar.Berhasil menghidupkan motornya.

Zaskia di belakangnya hanya ngomel-ngomel.Tanpa tahu bagaimana perjuangan Giri hingga mereka dapat berkemudi.

Seperti aliran listrik dari kabel yang terputus dan bisa tersambung.

Giri menurut saat Zaskia minta antar ke kafe tapi dengan syarat Giri tak boleh masuk untuk ketemu Dhiana.Mbak Aurel chat Zaskia untuk bantu-bantu.Kafe lagi rame.

Giri cuma iya..iya..bisa melihat Dhiana dari jauh saja sudah cukup baginya.

🎈
🎈

Tapi semesta berkehendak lain saat sampai di depan kafe.Zaskia melihat Weny berlari dengan panik ke arah Giri.Membuat Zaskia bengong karena tanpa ba-bi-bu Weny menyeret Giri masuk dengan tegang.What happen?

"Kebetulan,Gi..ayo cepat masuk!Dhiana barusan pingsan..sekujur tubuhnya dingin."

What?Kak Dhiana pingsan?Kenapa?Zaskia ikut berlari masuk.Di antara tatap heran beberapa pelanggan kafe.Kafe pas rame lagi.

Giri mendorong kasar pintu sebuah kamar yang di tunjuk Weny.Mendahului Weny.Nyata tatap matanya panik.

Hampir Giri sentuh Dhiana yang susah payah bangun tapi dengan cepat di tarik Zaskia dengan pendelikan.Tubuh Giri terpelanting,Zaskia benar-benar tak rela Giri menyentuh kakaknya.

"Kenapa,Kak?Pasti kakak lupa makan ya?Kak Dhi pasti gitu nyuruh-nyuruh Kia jaga kesehatan tapi gak jaga diri sendiri."

Omel Zaskia sambil membantu Dhiana bangun.Berkeringat dingin dan tangannya gemetar.

Giri menyingkirkan tubuh Zaskia,memeriksa Dhiana tanpa peduli pelototan Zaskia.Weny berlari menurut saat Giri memintanya membuat teh madu.

"Kakak tidak punya riwayat sakit jantung kan?"

Giri bertanya serius.Dhiana menggeleng lemah.Menghindari mata Giri.Pura-pura membenahi kerudungnya yang berantakan.Tak bisa menolak saat tangannya di jamah Giri.Nyata gemetar.

"Jangan lama-lama ah,Gi..!Kebiasaan deh!"

Omel Zaskia,menampik tangan Giri yang ia rasa terlalu lama memegang pergelangan tangan Dhiana.

"Apa'an sih,Ki?!Emang aku perkosa kak Dhiana?!"

Omel Giri jengkel.Jadi kacau kan pemeriksaan fisiknya.Dan ngulang lagi.Denyut nadinya tidak teratur.

"Dasar tengil!"

Omel Zaskia sambil menjitak lembut kepala Giri yang mulai memeriksa Dhiana dengan stetoskop yang ia ambil dari dalam tasnya.

Di jitak lembut begitu Giri mengumpat lirih.

"Kambing!"

"Udah jangan ribut."

Lerai Dhiana lemah melihat kedua orang yang ia sayangi ribut.Zaskia melengos sambil ngomel-ngomel saat Giri memeriksa sekitar dada Dhiana dengan teliti.Andai tidak dalam keadaan dorurot udah ia tonjok Giri.

  🅺🅸🅻🅻🅴🅳 🅳🆁🅴🅰🅼 ( 🆃🅷🅴 🅴🅽🅳 )  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang