*17.
"Kak?Kakak belum makan?"
Carolin bertanya sambil menatap kakaknya prihatin.Beberapa hari ini masakan lebih sering tak tersentuh.
Carolin tahu itu bukan karena masakan mbak Lastri yang tidak enak.Tapi karena kondisi psikologis kakaknya.
"Gak lapar,Lin."
Jawab Nindy malas.Tetap meringkuk memeluk guling.Carolin menghela nafas panjang.
"Aku udah telfon mas Adrian."
Ucap Carolin.Karena tahu bahwa sia-sia ia bujuk kakaknya.Biar mas Adrian yang membujuk.Sejak putus dengan mas Adhi hanya mas Adrian yang dekat dengan kakaknya.
Nindy diam.Ia tahu betul mengapa ia tidak enak makan.Bukan karena sakit lambung seperti Adrian.
Karena saat kita stress tubuh memberi sinyal seakan dalam bahaya.Otak kemudian melepaskan hormon adrenalin yang membuat jantung berdetak lebih cepat dan pencernaan melambat.Hal inilah yang membuat nafsu makan berkurang.
Saat terdengar suara mobil Adrian memasuki halaman Nindy menarik selimut hingga menutupi wajahnya.
Carolin tersenyum sambil keluar kamar kakaknya.Menyambut Adrian yang baru turun dari mobil.Tampak ganteng dengan kaca mata hitamnya.Sudah tidak memakai jas.Hanya kemeja putih lengan panjang yang di gulung acak.
"Dia demam gak?Tadi pagi sarapan gak?"
Berondong Adrian,nyata sorot matanya cemas.Ia membawa makanan cheinis berloggo sebuah restaurant.Makanan kesukaan Nindy.
"Ada apa sih,Mas?Habis ketemu kak Dhiana kok kak Nindy jadi gitu?"
Carolin bertanya penasaran.Salah!Nindy jadi gitu saat tahu siapa suami Dhiana.
.
.
🎈
🎈
.
.
Adrian menghela nafas melihat Nindy berselimut penuh.Hati-hati Adrian menyingkap selimut yang menutupi wajah Nindy.Tapi di pertahankan Nindy.Sempat ia sentuh kening Nindy,Tidak demam."Aku bawa bebek peking.Masih panas."
Bujuk Adrian sambil membuka makanan yang ia bawa.Aromanya menggugah selera.
Dari balik selimutnya Nindy menelan ludah.Perutnya keroncongan.Tapi perasaan bingungnya mengalahkan rasa laparnya.
Apa yang harus ia lakukan bila bertemu dengan Dhiana dan Giri Adhi Nata?Bagaimana kalau Adhi mengenalinya walau mengidap dimensia?
"Mee...."
Lagi,
Adrian menarik selimut Nindy.Kali ini Nindy membiarkannya.Adrian membantunya bangkit."Jangan siksa dirimu,besok aku temani ketemu mereka."
Ucap Adrian kalem.Nindy menghela nafas.Menatap Adrian tidak yakin.
"Serius?"
Nindy beranya sambil mencepol acak rambutnya.Tetap cantik dengan beberapa lembar rambut yang tergerai di sekitar leher jenjangnya yang putih mulus.
Ia tidak yakin Adrian akan bisa berhadapan dengan Dhiana dan Adhi.Adrian mengangguk pasti.Meminta Nindy makan.
Dengan malas Nindy menuruti.Tetap gamang.Tetap tergoncang.Meski ia paham semua teorinya tetap saja ia manusia biasa yang kesulitan memulai prosesnya.
"Makan aja minta di tunggui."
Goda Adrian sambil menjentikkan jarinya ke dahi Nindy.Nindy manyun.Tapi ada damai di perlakuan Adrian seperti itu.Nindy cuek bebek saat Carolin meledeki habis-habisan.Adrian hanya nyengir.
KAMU SEDANG MEMBACA
🅺🅸🅻🅻🅴🅳 🅳🆁🅴🅰🅼 ( 🆃🅷🅴 🅴🅽🅳 )
Romance(CERITA INI PENUH DENGAN KONTROVERSI, MENGURAS EMOSI, YANG MENYUKAI KEHIDUPAN HARMONI DAN DAMAI MOHON BIJAK MENYIKAPI) # 1 Tarbiyah (18 Agustus 2021) # 1 hikma (15 Sep. 2021) # 1 demensia (22 Agustus 2021) # 3 edukasi dari 43...