PART 20.LOST

130 25 35
                                    

*20.

OEU Twin Peaks, Singapura

🎈
🎈

"GII...!Girii..!!"

Arga menoleh melihat Dhiana berteriak dan tampak panik. Mondar-mandir menjelajahi setiap ruangan sambil meneriakkan nama Giri.

"Ada apa, Dhi?"

Arga bertanya, cemas mulai menggerayangi kala melihat wajah pias dan cemas adik iparnya.

"Giri ga ada,Mas! Tadi aku tinggal mandi."

Jawab Dhiana dengan sepasang mata mulai menghangat. Seperti orang kesetanan berlari kesana kemari meneriakkan nama Giri. Ini Singapura. Dan Giri raib entah kemana. Di Indonesia saja Giri mudah tersesat apalagi di sini.

"Tenang, Dhii..! Tenang! Mungkin ikut Syifa belanja! Udah kamu telfon? Giri kan juga pegang telfon!"

Tanggap Arga, meski iapun mulai di lindas cemas yang membuncah. Giri itu mengidap demensia, akan sulit baginya menemukan jalan pulang.

"Udah, Mas! Syifa sendirian belanja! Giri gak bawa hand phonenya,! Ya Allooh..Giriii..!!"

Jawab Dhiana dengan air mata yang sudah mulai berloncatan keluar. Menyesal meninggalkan Giri sendiri dan tidak nitip Arga. Berbagai kelebat bayang buruk di benaknya.

Arga mengacak rambutnya dengan galau tak terhalau. Ini kondominium 462 unit, gimana cara nyarinya. Turun!Minta bantuan petugas. Itu yang ada di benaknya.

"Giri pake gelang pasien demensia kan,Dhi?"

Tanya Arga penuh harap.Langsung down saat mendengar jawaban Dhiana yang menyodorkan gelang dengan nama Giri ,alamat sekarang dan nomor telfon keluarga Giri(nomor Dhiana,Arga dan di tambah Syifa).

"Nggak,Mas..!Mas tahu sendiri Giri paling benci di bilang pasien.Dia belum bisa terima bahwa dia sakit."

Ucap Dhiana sambil mensejajari langkah iparnya berjalan menuju lift.

"Berarti dia juga gak pake gelang GPS?"

Arga bertanya sambil menekan tombol segitiga.

"Thing!"

Pintu terbuka,dengan segera mereka masuk.

Arga meraup wajahnya dengan bingung saat gelang dengan GPS juga Dhiana sodorkan.Giri memang tidak menyukai dua benda yang bukan cuma aksesoris itu.

"Aku tidak sakit,Mas!Aku tidak mau pakai gelang dengan nama dan alamatku!"

Terngiang protes Giri.Melepas dan melempar gelang itu.Giri memang masih bisa membaca.Jadi dia tahu apa yang terukir di sana.Apalagi gelang sebagai tracker dengan global procesing unit itu.

Pantas gelang yang terkoneksi dengan smartphone mereka itu tidak mendeteksi apa-apa.Pun dengan gelang yang di pakai Arga.Gelang itu terkoneksi dengan gelang Giri yang akan menunjukkan titik koordinat di mana Giri berada jika di luar rumah.Tapi jika punya Giri tak di pakai maka...

Dhiana menekan tombol lantai tujuan saat tahu Arga seperti blank.

Dhiana bertanya pada beberapa orang di lift sambil menunjukkan foto Giri.Ia berusaha tidak kalut dan larut.Ia harus tegar.Demi Giri.

🎈
🎈

"Gimana kalian bisa gak tahu Giri keluar rumah?"

Protes Syifa saat mereka sudah bertemu di luar kondominium.Meski bukan maksudnya mempekeruh suasana.Dhiana tak bisa menjawab,hanya tangisnya yang meledak.Kondominium ini sangat luas,di bantu petugas mereka berpencar.Dengan bekal foto Giri di hand phone masing-masing.

  🅺🅸🅻🅻🅴🅳 🅳🆁🅴🅰🅼 ( 🆃🅷🅴 🅴🅽🅳 )  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang