*13.
Bentala legam dalam gulita.Cahaya seolah tersesat entah kemana.Hanya kabut tipis yang melayang-layang rendah menjadi pembeda.Antara gelap dan putihya dunia.
Giri masih resah di pembarigannya.Di rengkuh pilu yang mengiris kalbu.Berkali-kali mengecupi kening Dhiana istrinya yang terlelap pulas di dadanya.
Apa yang telah ia lakukan?Menyeret perempuan yang sangat di cintainya dalam pusaran masalah yang tiada habisnya.Mencinta hanya untuk terluka.Adilkah bagi Dhiana?Egokah Giri yang menguasai dengan tetap Dhiana di sisi?
Ya Robb,jangan uji sebesar ini.Jika mencintai dan di cintai adakah hak kami.Maka patrilah ingatan ini hingga seperti prasasti.Agar ia tetap ingat Dhiana sebagai istri dan bidadari syurgawi.Dalam rapuhnya iman dan raga ini.
Doa Giri tulus,sambil menyatukan kepalanya dengan kepala istrinya.Terisak-isak.Andai waktu dapat berhenti.Ia tetap ingin seperti ini.Memeluk kekasih hati sepenuh hati.Sampai nafas terhenti.
🎈
🎈"Gii..?Sudah bangun?"
Dhiana bertanya heran,dengan suara serak.Melihat Giri di sisinya begitu ia membuka mata.Sibuk muroja'ah dengan mushaf mungil di tangannya.
"Pagi,Cinta...Assalamu'alaikum."
Sapa Giri dengan senyum dan tatap mesra.Sun lembut pipi istrinya.Setelah meletakkan mushaf di atas nakas.
"Kamu udah bangun atau tidak tidur sama sekali,Gi?"
Dhiana bertanya curiga setelah menjawab salam Giri.Giri menggeleng dengan senyum.Menghindar,Dhiana selalu mampu melucuti dusta di matanya.Ia memang tidak dapat tidur sekejappun.
"Ya ampun,Gii..kamu harus cukup tidur.Ayo habis sholat kamu tidur.Aku pijati sampai ketiduran."
Ucap Dhiana serius,menggandeng Giri ke kamar mandi untuk ambil air wudhu.
Tapi tangannya di tarik Giri,tubuhnya di rengkuh Giri dalam dekap hangat.Lirih Giri bisikkan.
"Aku takut bila bangun tak bisa mengingat kamu,Dhi...atau bahkan tidak ingat diriku sendiri."
Bisik Giri lirih,Dhiana menelan ludah.Ada sesuatu yang hangat mendesak-desak ingin keluar;air mata.Semampunya ia tahan.
"Semuanya akan baik-baik saja,Gi..."
Bisik Dhiana dengan senyum saat sudah mengurai pelukan.Meletakkan tangan Giri di perutnya seraya berkata.
"Di sini akan ada Giri kecil..dan suatu saat kamu akan di panggil ayah."
Giri tertawa,benarkah?Ia menatap sepasang mata istrinya yang berkilau-kilau tapi dengan senyum tetap merekah.
"Lalu kita berdua akan bergandengan tangan bertiga,Giri kecil di tengah.Tangan mungilnya akan menggandeng tangan kita berdua."
Bisik Dhiana lagi,sambil menyatukan tangannya dengan tangan Giri di atas perut.
Lagi,
Giri dekap erat Dhiana dengan bisikan-bisikan puitis dan penuh cinta.Cinta dalam jelaga yang membara.Menembus nestapa.Membelukarkan rasa yang kian menyemak.Rimbun dalam perdu asmara,yang semakin rimbun dalam cinta.
🎈
🎈"Hadeeew..subuh-subuh udah mesra-mesraan."
Guman Zaskia saat melihat Giri membantu mengiris bawang bomboy istrinya.Dengan posisi seperti memeluk Dhiana dari belakang.Tangan mereka bersatu mengiris bombay.
"Ntar rasanya cinta,Ki.."
Jawab Giri sambil terkekeh.Membiarkan Dhiana menyelesaikan pekerjaannya sambil tersipu.Malu karena kepergok Dhiana.
KAMU SEDANG MEMBACA
🅺🅸🅻🅻🅴🅳 🅳🆁🅴🅰🅼 ( 🆃🅷🅴 🅴🅽🅳 )
Romance(CERITA INI PENUH DENGAN KONTROVERSI, MENGURAS EMOSI, YANG MENYUKAI KEHIDUPAN HARMONI DAN DAMAI MOHON BIJAK MENYIKAPI) # 1 Tarbiyah (18 Agustus 2021) # 1 hikma (15 Sep. 2021) # 1 demensia (22 Agustus 2021) # 3 edukasi dari 43...